Setelah hampir setahun bolak-balik melewati jalan ini, akhirnya hari ini saya dan istri berkesempatan mampir ke kedai "Roti Kahwin Malam (RKM)" yang terletak di KM 2, Jalan Kuhara, Tawau, Sabah. Lokasinya persis di seberang Hotel Royal Borneo, sehingga sangat mudah dikenali.
Meski baru kali ini saya duduk langsung di kedai RKM, sebenarnya sejak lama saya sudah akrab dengan roti kahwin buatan mereka. Setiap ada tamu dari Jakarta yang menginap di Wisma Konsul RI, saya selalu meminta staf untuk membelikan roti kahwin RKM sebagai hidangan sarapan.
"Pak, tapi kedai RKM biasanya buka jelang sore, bukan pagi hari," kata salah seorang staf.
"Tidak apa-apa, beli saja sore. Simpan di peti sejuk (lemari es), besok pagi tinggal dihangatkan di oven. Rasanya tetap enak, tidak berubah," jawab saya dengan sedikit logat Melayu.
Bagi warga Tawau, roti kahwin adalah salah satu kuliner khas yang sangat digemari. Hidangan ini berupa roti bakar dengan isi srikaya (serikaya) dan mentega, dinikmati hangat-hangat, biasanya di waktu malam atau ketika minum teh. Bisa juga untuk sarapan di pagi hari. Kelembutan roti yang dibuat sendiri, dipadu manis legitnya srikaya buatan rumah serta gurih asin mentega, menghadirkan rasa harmonis yang sulit dilupakan.
Sore itu, ketika saya akhirnya duduk di kedai RKM, saya bertemu dengan Hadi, seorang pensiunan wartawan TV3. Rambutnya masih terlihat hitam dan matanya masih tajam, penuh rasa ingin tahu seperti dulu ketika aktif meliput. Kini ia lebih banyak bersantai, sesekali membantu aktivitas politik seorang anggota parlemen Tawau.
"Sudah cukup bekerja formal, sekarang waktunya bersantai," ujarnya sambil menyeruput teh tarik sejuk yang disajikan dalam kantung plastik kecil, dengan satu sisi diikat kencang, disebut orang sini sebagai air ikat tepi.
Obrolan pun mengalir, dari politik lokal, dunia media, hingga soal asal-usul istilah roti kahwin.
"Mungkin karena roti itu ditumpuk, di tengahnya diisi srikaya atau coklat, jadi seperti 'berkahwin'," kata Hadi sambil tersenyum.
Saya ikut tersenyum, teringat pada istilah lain yang juga menggunakan kata kahwin, misalnya durian kahwin atau mangga kahwin. Usut punya usut, kata kahwin pada buah berarti hasil persilangan, durian kahwin berarti hasil kawin silang antara durian lokal dengan durian impor. Namun untuk roti kahwin, maknanya lebih sederhana, sekadar penamaan harfiah karena roti ditumpuk lalu dijodohkan dengan isi di tengah.
"Kalau ada roti kahwin, adakah roti poligami?," tanya saya sambil becanda dan dijawab Hadi dengan tertawa.
Hadi pun kemudian menjelaskan bahwa roti di kedai RKM dibuat sendiri dan dijaga kelembutannya.
"Roti di kedai ini dibuat sendiri, Pak. Kelembutannya dijaga betul. Campuran srikaya atau coklat dengan mentega itu rahsia (rahasia) kesedapannya," kata Hadi sambil tersenyum ramah.
Saya mengangguk. Memang, setiap kali mencicipi, rasa yang dihasilkan konsisten nikmat. Hari itu saya pun memesan dua potong roti kahwin yaitu satu isi srikaya, satu lagi isi coklat. Untuk minumannya saya memesan teh tarik sejuk ikat tepi. Paduan rasa manis, gurih, dan hangatnya suasana sore menjadikan pengalaman sederhana itu terasa istimewa.
Tanpa terasa, waktu maghrib hampir tiba. Saya pun berpamitan, dan ketika hendak membayar, saya juga berniat menanggung minuman teh tarik yang diminum Hadi. Namun kasir tersenyum kecil lalu berkata,
"Tak usah payahr, Pak. Beliau kan tuan punya kedai ini."
Saya tertegun sejenak, lalu tertawa lepas. Rupanya, sejak tadi saya berbincang panjang dengan pemilik RKM sendiri tanpa menyadarinya!Â
Padahal, Hadi sempat bercerita bahwa dirinya adalah saudara ipar dari Puan Rukhayah, salah seorang pengurus organisasi wanita di Tawau yang kebetulan juga teman istri saya. Dari cerita istri, saya tahu keluarga Puan Rukhayah memang pemilik kedai RKM, tapi saya tidak pernah menyangka pria yang duduk santai di depan saya, dengan gaya bersahaja, adalah sosok di balik popularitas roti kahwin legendaris di Tawau ini.
Hari itu saya pulang dengan perut kenyang, hati riang, dan tentu saja pengalaman berharga: kadang sesuatu yang akrab kita nikmati, menyimpan kisah lebih dalam ketika ditemui langsung di tempat asalnya. Dan di Tawau, salah satu kisah itu bernama Roti Kahwin Malam (RKM).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI