Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Hanya di Warung Padang Orang Bebas Pakai Otak atau Tidak

8 Februari 2024   13:57 Diperbarui: 8 Februari 2024   14:29 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kompas.com

"Dia pakai otak atau enggak sih?," tanya seseorang

"Lho memangnya kenapa?," jawab yang ditanya

"Soalnya ketika ditanya mengenai A dijawabnya B. Ditanya B jawabnya C, begitu seterusnya. Kesannya asal jawab tanpa dipikirkan terlebih dahulu jawabannya," jawab si penanya

Cuplikan percakapan yang menggunakan frasa (gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan) "pakai otak" seperti di atas sering dijumpai dalam perbincangan sehari-hari.

frasa "pakai otak" sendiri merupakan gabungan dua kata yakni "pakai" dan "otak".  Kata pakai adalah kata dasar dari "memakai" yang memiliki makna "mengenakan, menggunakan",.

Adapun "otak" adalah "benda putih yang lunak terdapat di dalam rongga tengkorak yang menjadi pusat saraf, alat berpikir; pikiran.

Berdasarkan pengertian kedua kata tersebut, maka frasa"pakai otak" dapat diartikan sebagai "memakai otak, mengenakan otak, menggunakan otak.

Dari sisi makna, frasa "pakai otak" sebenarnya tidak memiliki makna negatif, namun ketika digunakan tidak tepat waktu, tempat yang tidak sesuai dan obyek yang keliru, maka hal tersebut dapat menjadi permasalahan tersendiri.

Jika frasa "pakai otak" ditujukan kepada seseorang dengan cara kasar, misalnya "pakai otak!", maka frasa tersebut dapat dimaknakan sebagai tuduhan atau keraguan kepada seseorang yang dituju. Tuduhan bahwa orang diajak bicara tidak sedang berpikir atau tidak sedang menggunakan otaknya untuk berpikir dalam melakukan atau mengerjakan sesuatu dan karenanya perlu konfirmasi.

Nah, di tengah hiruk pikuk pelaksanaan pemilihan capres/cawapres dan caleg sekarang ini, penggunaan frasa "pakai otak" menjadi sensitif karena mudah  menimbulkan ketersinggungan dan memicu keributan.

Coba saja bila cuplikan kata dalam dialog pembuka di tulisan ini digunakan saat kampanye, apakah tidak menimbulkan kegaduhan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun