Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Selamat Datang Kembali Pancasila

2 Juni 2017   09:07 Diperbarui: 2 Juni 2017   11:09 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi memimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2017 di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Kamis || poto: @KemensetnegRI

Karena itu merujuk pembentukan UKP PIP, harapannya adalah pola-pola pemahaman nilai-nilai Pancasila seperti yang pernah diselenggarakan BP-7 di masa Orde Baru dapat dilakukan kembali, namun dengan dengan tetap memperhatikan dinamika sosial politik terkini serta melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Masyarakat Indonesia diajak untuk tidak boleh melupakan peran para pendiri bangsa dalam merumuskan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa dan negara. Bagaimana para anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang beranggotakan 39 orang dan dipimpin Dr. Radjiman Wedyodiningrat melakukan rapat-rapat intensif membahas konsep ideologi negara di gedung Volksraad (Dewan Perwakilan Rakyat) atau yang sejak 1964 dikenal sebagai Gedung Pancasila,

Bagaimana dengan penuh semangat dan berapi-api, tokoh-tokoh seperti M. Yamin, Soepomo dan Soekarno menyampaikan pidato mengenai konsep ideologi negara pada 30-31 Mei dan 1 Juni 1945. Yang fenomenal tentu saja pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 dimana ia menyampaikan mengenai lima dasar yang bisa dijadikan untuk membangun Indonesia merdeka yaitu kebangsaan atau nasionalisme, internasionalisme atau perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial dan ketuhanan. Lima dasar yang disampaikan Soekarno tersebut merupakan cetak biru dan jati diri untuk mempersatukan segenap elemen bangsa serta menjadi dasar negara Indonesia, ideologi negara Indonesia.

Berdasarkan notulen rapat, pidato Soekarno tersebut mendapat tepuk tangan yang “riuh”, “riuh rendah” dan “menggemparkan”. Dalam kata pengantar atas dibukukannya pidato tersebut, yang untuk pertama kali terbit pada tahun 1947, mantan Ketua BPUPK Dr. Radjiman Wedyodiningrat menyebut pidato Soekarno itu berisi “Lahirnya Pancasila,” dan “telah keluar dari jiwanya secara spontan, meskipun sidang ada dibawah pengawasan keras dari Pemerintah Balatentara Jepang”.

Dan sejarah kelahiran Pancasila tidak hanya berhenti sampai disitu, masyarakat luas juga mesti memahami bagaimana rapat-rapat intensif yang dilakukan para pendiri bangsa pada akhirnya menyepakati Pancasila sebagai dasar negara pada 18 Agustus 1945, sehari setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

Akhirnya mari kita sambut pembentukan UKP PIP sebagai lembaga yang membina pengamalan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita dukung program-program UKP PIP yang membumi dan memasyarakat. Jangan biarkan Pancasila kesepian seperti di masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun