Mohon tunggu...
Aris Dwi Nugroho
Aris Dwi Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Seseorang yang selalu ingin menjadi pembelajar sejati untuk menggapai kebahagiaan hakiki.

Email: anugrah1983@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bekerja yang Sebenarnya

11 Juli 2017   07:53 Diperbarui: 11 Juli 2017   08:11 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbagai profesi. Sumber: al-aboue.blogspot.co.id

Kehidupan di dunia ini pada hakikatnya adalah sebuah periode yang disediakan untuk berkarya dan berbagai aktivitas dalam rangka menjalankan perintah Allah SWT. Semua yang kita lakukan tidak akan pernah keluar dari koridor ketetapan-Nya. Kehidupan kita semata-mata hanya untuk beribadah kepada-Nya. Kita baktikan seluruhnya hanya kepada Allah SWT, termasuk dalam hal bekerja, mencari rezeki dengan berbagai profesi. Kita bekerja dengan berbagai profesi pada hakikatnya kita sedang bekerja kepada Allah SWT, Dzat yang Maha Segalanya, Dzat yang Menguasai seluruh alam ini, dan Dzat yang Mengatur seluruh kehidupan ini.

Dengan demikian, bekerja hendaklah sepenuhnya kita haturkan dan persembahkan semata-mata hanya kepada Allah SWT. Tentunya dengan hal itu, kita akan mempersembahkan sesuatu yang terbaik untuk-Nya. Kita kerahkan seluruh potensi dan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik di hadapan-Nya, dan menjaga dari penyimpangan-penyimpangan yang mendatangkan kemurkaan-Nya. Semua itu terefleksi dalam sebuah kinerja yang profesional, amanah, ikhlas dan tetap tunduk dan patuh pada Allah SWT. Bukan kinerja yang berorientasi untuk mendapatkan perhatian, pengakuan serta penghargaan dari pimpinan dimana tempat kita bekerja, ataupun dari orang lain. Bukan kinerja yang berorientasi untuk mendapatkan pengakuan bahwa kita adalah orang yang hebat dengan segala kompetensi yang dimiliki. Bukanlah kinerja yang berorientasi untuk mendapatkan kedudukan semata, dan bukan pula kinerja yang hanya disibukkan dengan pencitraan diri dan memperindah image dihadapan orang lain.

Begitu banyak pimpinan yang tidak menghargai kinerja bawahanya yang profesional, yang bekerja dengan penuh semangat dan syarat dengan ketulusan untuk menghasilkan sebuah output yang sangat luar biasa, dan bermanfaat bagi institusi. Berjuang dengan sepenuh tenaga dan pikiran untuk kesuksesan dan kemajuan institusinya. Melakukan berbagai macam inovasi, yang tidak jarang sampai mengorbankan waktu, pikiran dan harta pribadi yang ekstra demi institusinya. Jangankan perhatian, pengakuan ataupun sebuah penghargaan, ucapan "terima kasih" pun tak terdengar dari lisan pimpinannya. Melihat fenomena yang demikian, masih kah kita akan bekerja kepada pimpinan dimana kita bekerja?

Dengan bekerja kepada Allah SWT, akan membuat kita merasakan ketenangan pada jiwa ini, semakin membuat kinerja berkualitas, dapat mengoptimalkan potensi dan kemampuan untuk semakin terus berusaha mengembangkan diri dalam mengemban amanah dengan penuh rasa tanggung jawab dan ketulusan, tanpa harus terpengaruh oleh situasi lingkungan kerja dan sikap pimpinan atau orang lain terhadap kinerja kita. Ada atau tidak ada pimpinan, mendapat perhatian, pengakuan, penghargaan, ataupun tidak, tetap tidak akan mempengaruhi sedikit pun terhadap kinerja kita.

Kemudian, karena kita bekerja kepada Allah SWT., kita pun harus menyadari bahwa kinerja kita, walaupun secara struktural kita pertanggungjawabkan kepada pimpinan di tempat kita bekerja, namun secara hakiki, kita pertanggungjawabkan kepada Allah SWT., sehingga, kita harus melaksanakan tugas, wewenang dan fungsi dari profesi tertentu sesuai dengan peraturan dan norma yang berlaku di tempat kita bekerja, bahkan yang lebih utama harus juga berpegang teguh kepada peraturan dan ketentuan yang telah Allah SWT tetapkan. Dengan demikian, ada atau tidak ada monitoring, sistem pengawasan/audit berjalan atau tidak, dan dilaksanakan atau tidak proses evaluasi kinerja, tidak akan sedikitpun mempengaruhi kinerja. Tetap bekerja dengan profesional dan menjaga amanah profesi dengan baik. Karena pengawasan yang sebenarnya adalah pengawasan Allah SWT. Boleh jadi kita luput dari pengawasan pimpinan, dan boleh jadi juga kita bebas dari pengadilan manusia, namun kita tidak akan pernah terlepas dari pengawasan Allah SWT., dan tidak akan pernah dapat lari dari pengadilan Allah SWT., Dzat yang Maha Melihat, Mendengar, dan Dzat yang Maha Adil.  

Selain itu, karena kita bekerja kepada Allah SWT., tidak perlu ada keraguan sedikitpun dalam diri ini, akan mendapatkan perlakuan seperti kita bekerja kepada selain-Nya. Kinerja sekecil apapun tidak akan pernah disia-siakan oleh-Nya. Dia yang Maha Pemurah, Pemberi dan Maha Pengasih dan Penyayang, yang akan selalu peduli dengan kondisi kita. Apapun yang kita butuhkan dan yang terbaik dalam kehidupan ini selalu dikaruniakan kepada kita. Dia yang Maha Agung, yang tidak pernah mengingkari janji-janji-Nya terhadap hamba-Nya. Dia yang Maha Kuasa, yang dengan kekuasaan-Nya akan dengan sangat mudah mengangkat dan menjatuhkan derajat dan kedudukan hamba-hamba-Nya.

Tidak perlu kecewa ketika kinerja kita tidak mendapat perhatian dan apresiasi pimpinan, tidak perlu kinerja kita terpengaruh dengan kondisi lingkungan dan sikap pimpinan atau orang lain yang akan merusak kinerja, dan tidak perlu juga kita berharap kepedulian siapapun dari pengorbanan yang dilakukan dalam profesi kita. Karena kita tidak bekerja kepada mereka, melainkan kita bekerja kepada Allah SWT.

Inilah bekerja yang sebenarnya, yang tentunya akan dapat memberikan manfaat yang besar dalam kehidupan di dunia saat ini, dan kehidupan di akhirat di masa yang akan datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun