Pendakian kali ini diikuti oleh 16 peserta. 4 pria dan 12 wanita. Peserta paling senior berusia 62 tahun dan yang termuda masih di bawah 30 tahun. Saya sendiri sudah berusia 54 tahun.
Menurut pengalaman saya, ketika mendaki gunung, faktor utama yang mempengaruhi kekuatan stamina seseorang adalah seberapa rutin ia melakukan aktivitas fisik. Yaitu latihan kardio untuk meningkatkan kapasitas jantung dan paru-paru, dan juga latihan kekuatan otot kaki.
Bagi mereka yang malas berolahraga, akan cepat lelah ketika mendaki gunung, dan lutut terasa nyeri ketika turun gunung karena otot-otot kaki yang lemah.
Sekitar pukul 03:00 pendakian kami pun dimulai. Start dari Pos 1. Jarak dari Pos 1 ke Pos 2 hanya sejauh 570 meter. Sorot lampu dari senter dan headlamps menerangi trek tanah yang kami lalui.Â
30 menit kemudian, kami tiba di Pos 2 Pakis Suri yang berada pada elevasi 1.851 Mdpl. Seperti nama posnya, terlihat banyak pohon Pakis Suri. Saat kami turun dari Gunung Kembang ketika sudah terang tentunya pepohonan bisa terlihat jelas, pikirku.
Setelah beristirahat sekitar 5 menit di shelter Pos 2, kamipun melanjutkan pendakian. Trek tanah yang terawat rapi terasa menanjak.
Setelah melewati Mata Air pertama, Pos Hutan Tarzan, dan Pos 4, akhirnya kami  mencapai Mata Air yang kedua. Dari sini ada dua pilihan. Lewat kiri yaitu Tanjakan Sakit Hati yaitu naik tebing terjal dengan tali. Sedangkan lewat jalur yang satunya, relatif mudah.
Karena suasana masih gelap, masih pukul 04:55, kami akhirnya memutuskan untuk melewati jalur yang aman walaupun tetap menanjak, namun cukup mudah untuk dilalui.Â
Pukul 05:18, saya mematikan lampu headlamp dan memasukkannya ke dalam carrier. Ketika terang, keindahan Gunung Kembang yang terkenal sangat bersih mulai bisa dirasakan.Â
Dari Pos 5 Sri Kumbang (2.239 Mdpl), menuju ke puncak Gunung Kembang sudah sangat dekat. Hanya sekitar 350 meter lagi.