Mohon tunggu...
Aris Armunanto
Aris Armunanto Mohon Tunggu... Lainnya - Penghobi jalan pagi.

Hati yang gembira adalah obat yang manjur,...(Amsal 17:22).

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ngadem di "Kali Odo", Desa Wisata Gedangan Tuntang

4 Mei 2023   20:27 Diperbarui: 22 Mei 2023   20:10 3538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau "mangsa rendeng" (musim  hujan) panjang bisa gagal panen, namun ketika "mangsa ketiga" (musim panas) lebih panjang, tanaman duku bisa menghasilkan buah. Warga desa bisa panen buah duku, kata Pak Maryadi (60) warga Dusun Karangnongko. Wajah kecewapun terlihat di raut muka seorang ibu yang sedang menyapu dedaunan duku yang jatuh di halaman depan rumahnya. "Tahun ini gagal panen pak", katanya lirih.

Tanaman duku di Desa Gedangan merupakan warisan "leluhur". Mereka  yang menanam pohon sudah menghadap Sang Khalik.  

Ketika menyapa suami istri yang sedang duduk-duduk bersantai di teras rumah mereka, si suami pun mengatakan pohon duku besar yang ada di halaman depan rumahnya sudah ada dan sebesar itu sejak ayahnya masih kecil.

Perlu diketahui, tanaman duku bisa mencapai usia 300 tahun atau lebih. Ini tergantung dari; sifat atau jenis tanaman, cara pemeliharaan, dan kondisi lingkungan tempat tumbuh. Tanaman duku yang diperbanyak dari biji, baru bisa berbuah ketika umur tanaman 12 tahun bahkan lebih (dispertanpp.karanganyarkab.go.id).

Ada jalan Rabat Beton sebagai akses pendukung perkembangan sektor wisata di Dusun Karangnongko, Desa Gedangan. Bantuan dari Pemerintah Kabupaten Semarang bersumber dari dana desa tahun 2018 sebesar Rp. 82.053.000. Volume jalan: P. 204 M / L. 3 M / T. 0.12 M. Diresmikan pada tanggal 15 September 2018 oleh Kepala Desa Gedangan, Bapak Daroji.

Pak Ngatimin (70) pun terlihat bangga ketika "Kali Odo" yang berada di dusun ia tinggal telah resmi menjadi tempat wisata. Ia mengatakan bahwa pohon beringin menjulang tinggi di bibir sungai, yang batangnya menopang gazebo bambu, berperan penting menjaga suplai air. Ia menambahkan jika pohon itu mati maka air di "Kali Odo" akan surut, jadi harus ditanam pohon baru.  

Bapak "sepuh" itu berbicara sambil memikul cangkul dan menenteng "arit" untuk menyabit rumput liar.  Sepeda motornya ia parkir di tepi kolam. Beliau mengatakan masih diberi tanggung jawab merawat 100 pohon kelapa. Dalam sehari ia masih kuat memanjat 10 pohon kelapa dan mengambil buahnya. Padahal pohon kelapa disini tinggi-tinggi. Hebat sekali ya?

Bagaimana terjadinya mata air?

Mata air terjadi ketika air permukaan atau air hujan meresap ke dalam tanah dan menembus celah-celah bebatuan lalu terkumpul di akuifer atau waduk besar di dalam tanah. 

Ketika ada retakan di permukaan tanah, air dari akuifer akan meluap ke permukaan tanah. Mata air secara alami kaya akan mineral (nationalgeographic.com).

Sensasi berenang di Kali Odo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun