Mohon tunggu...
Aris Arianto
Aris Arianto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik di SMAN Madani Palu-Sulteng (Meretas Jalan Sunyi)

Pendidik di SMAN Madani Palu-Sulteng (Meretas jalan sunyi)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapresiasi Isi Naskah Pidato Mendikbud pada Peringatan HGN Tahun 2019

23 November 2019   18:48 Diperbarui: 23 November 2019   18:50 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belum tiba hari H peringatan HGN tanggal 25 November 2019, naskah pidato Mendikbud yang ditandatangani langsung oleh Mas Menteri, Nadiem Anwar Makarim sudah beredar luas di dunia maya. Bahkan viral di broadcast media sosial grup-grup guru. Naskah pidato HGN 2019 tampak unik. Jika naskah-naskah pidato Mendikbud di HGN sebelumnya mencapai lebih dari dua halaman, tapi kali ini hanya dua halaman. Isinya pun tidak bertele-tele, langsung menuju pokok penting terkait permasalahan guru dan solusinya meskipun masih sebatas janji.

Seumur-umur saya menjadi guru, baru kali ini tertarik membaca tuntas naskah pidato Mendikbud di setiap peringatan HGN. Apa yang menjadi daya tarik dari naskah pidato HGN tersebut? Bagi saya, pengaruh Mas Menteri yang nyentrik, membuat saya ingin tahu lebih banyak tentang ide-ide segar dan unik beliau. Belum lagi, latar belakang beliau dari CEO Gojek dan juga mewakili generasi milenial menjadi daya tarik tersendiri ketika dipercaya memimpin kementerian yang notabene bertanggungjawab dalam membangun kualitas manusia Indonesia.

"Kebutuhan SDM di masa depan akan berubah dan berbeda. Inilah link and match yang dimaksud Presiden. Saya akan mencoba menyambungkan institusi pendidikan dengan apa yang dibutuhkan di luar," kata Nadiem saat wawancara dengan Kompas Online. 

Apa yang dikatakan Mas Nadiem, sesungguhnya merupakan permasalahan krusial dalam sistem pendidikan kita. Dan ini yang ingin dituntaskan oleh Presiden Jokowi di periode kedua pemerintahannya.

Menyimak isi teks pidato HGN 2019, di awal teks pidatonya Mas Nadiem mengatakan bahwa dia ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus kepada seluruh guru Indonesia, dari sabang sampai Marauke. Kesan yang saya tangkap dari makna teks pidato Mas Nadiem adalah "keprihatinan" sekaligus "pembelaan"  beliau kepada guru yang menurut beliau melaksanakan tugas profesi yang berat. Mas Nadiem memberi apresiasi "keprihatinan" yang jarang terdengar dari para pemangku kepentingan.

Melalui isi teks pidato tersebut, saya memastikan Mas Nadiem paham benar dengan tugas guru. Guru lebih sering diberi aturan ketimbang diberi pertolongan. Waktu guru pun lebih banyak mengerjakan tugas administrasi tanpa manfaat yang jelas. 

Guru pun tidak leluasa membuat anak termotivasi, karena semua harus dinilai dengan angka pesanan pemangku kepentingan. Mas Nadiem sadar bahwa saat ini guru terbebani dalam menyelesaikan pembelajaran karena kurikulum yang begitu padat sehingga menutup pintu petualangan peserta didik.

Tidak hanya mengungkap apresiasi "keprihatinan", Mas Nadiem juga memberi motivasi "pembelaan". "Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Anda", kata Nadiem dalam teks pidatonya. Ia berjanji akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia. 

Namun di akhir teks pidatonya, Nadiem kembali mengingatkan, semuanya berawal dan berakhir dari guru. Artinya jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambil langkah pertama untuk memulai perubahan.

Perubahan dimulai dari ruang-ruang kelas. Ajak peserta didik berdiskusi, jangan biasakan mereka menjadi pendengar. Beri kesempatan kepada mereka mengajar (tutor sebaya) sesama peserta didik. Ajak mereka merencanakan proyek bakti sosial agar mereka bisa saling membantu dan berkolaborasi.

Tetapi, bukankah sebagian guru-guru sudah melakukan hal yang terakhir itu? Namun demikian, ada secercah harapan baru yang tersirat dari janji seorang Mendikbud. Jika masalah guru di atas sudah dalam genggaman Mas Nadiem, maka sangat mudah bagi seorang Menteri membantu menyelesaikan persoalan guru-guru Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun