Mohon tunggu...
Arif Triadi Utomo
Arif Triadi Utomo Mohon Tunggu... Lainnya - Pelukis Mimpi

Seseorang yang sangat menggemari film, teater dan seni peran pada umumnya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Taiko: Kisah Tiga Pemersatu Jepang yang Sayang untuk Dilewatkan

10 April 2020   00:00 Diperbarui: 10 April 2020   23:16 1972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi para penggemar gim Sengoku Basara, tentu tidak asing dengan nama tokoh-tokoh samurai seperti Nobunaga Oda, Hideyoshi Toyotomi dan Ieyasu Tokugawa. Ya, gim yang terkenal melalui konsol PlayStation 2 ini memang menyajikan kisah pertarungan epik para samurai Jepang dengan latar sejarah yang nyata, yaitu pada masa Sengoku Jidai (Zaman Peperangan) di Jepang sekitar abad ke-16.

Sudah tidak terhitung banyaknya adaptasi gim, komik, novel maupun film yang bercerita tentang Zaman Peperangan Jepang. Dan kali ini, saya ingin berbagi cerita tentang buku yang baru saja saya baca dengan judul Taiko. Novel yang ditulis oleh Eiji Yoshikawa ini bercerita tentang tiga sosok paling terkenal dari Zaman Peperangan dan sering dikenal dengan sebutan The Three Great Unifiers atau Tiga Pemersatu Jepang, mereka sudah saya sebutkan di atas yaitu Nobunaga, Hideyoshi dan Ieyasu. Mereka bertiga memang dikenal sebagai sosok paling penting dan berpengaruh di Zaman Peperangan. Merekalah orang-orang yang berjasa karena menyatukan Jepang dan mengakhiri masa perang saudara.

Di sekolah-sekolah Jepang, tiga tokoh tersebut selalu diabadikan dalam bentuk syair di bawah ini.

Bagaimana jika seekor burung tak mau berkicau?

 

Nobunaga menjawab,”Bunuh saja!”

Hideyoshi menjawab, “Buat burung itu ingin berkicau.”

Ieyasu menjawab, “Tunggu.” (Yoshikawa, 1967:14)

Dan memang, syair di atas sangat menggambarkan watak masing-masing. Nobunaga yang kejam dan tanpa ampun, tapi selalu memiliki alasan kuat, Hideyoshi yang sangat periang dengan pemikiran cerdik, dan Ieyasu dengan kesabaran yang luar biasa. Walau memiliki watak sangat berlainan, ketiganya memiliki tujuan besar yang sama, menyatukan negeri Jepang.

Hideyoshi, Anak Petani dengan Ambisi Tinggi

Meskipun secara keseluruhan buku ini membahas tentang The Three Great Unifiers, namun sosok yang paling disoroti  adalah Hideyoshi Toyotomi. Ia bukanlah orang dengan garis keturunan keluarga ningrat melainkan hanya anak dari petani miskin biasa, sangat berbeda dengan Nobunaga dan Ieyasu yang merupakan anak dari keluarga samurai terpandang. Namun, sampai sekarang Hideyoshi masih dikenang oleh masyarakat Jepang sebagai tokoh yang mengantarkan Jepang ke  Zaman Keemasan.

Sudah sewajarnya apabila Hideyoshi disebut sebagai tokoh sentral di antara ketiga tokoh tersebut, karena hanya dengan menggunakan kecerdikan otaknya dan sifat yang pantang menyerah, Hideyoshi dapat disejajarkan dengan Nobunaga dan Ieyasu, dan akhirnya menjadi sosok Taiko, penguasa mutlak Kekaisaran Jepang.

Novel Taiko ini memiliki gaya penceritaan yang cenderung pelan dan tidak terburu-buru. Sosok Hideyoshi pun diceritakan sejak ia berumur enam tahun, ia hanyalah anak miskin dengan masa depan yang tidak pasti. Ia juga sering diolok-olok karena wajahnya yang mirip monyet. Hingga ia beranjak remaja, Hideyoshi merasa bahwa ia harus mengubah nasib keluarganya yang malang, dan satu-satunya cara agar keinginannya terwujud adalah dengan menjadi seorang samurai. 

Hideyoshi sempat beganti-ganti junjungan sebelum akhirnya bertemu Nobunaga dan mengabdi padanya. Nobunaga sendiri saat itu merupakan seorang daimyou atau seorang penguasa provinsi. Setelah bertemu Nobunaga pun, Hideyoshi tidak serta-merta menjadi seorang samurai. Ia hanya dipekerjakan sebagai pelayan dan penjaga kandang kuda, namun lambat laun Nobunaga sendiri merasa ada sesuatu yang istimewa dari diri Hideyoshi, ia lalu mengangkat Hideyoshi sebagai pelayan pribadi sampai akhirnya ia berhasil menjadi seorang samurai yang ikut berperang bersama pasukan Nobunaga Oda.

Novel Bermuatan Sejarah yang Tidak Membosankan

Eiji Yoshikawa merupakan novelis Jepang yang terkenal dengan karya-karya yang berlatar sejarah. Selain Taiko, ia juga menulis buku lain yang tak kalah terkenal, seperti Musashi (1935) dan The Heike Story (1956). Selain dua judul tersebut, masih banyak buku yang lain. Saya sendiri baru sempat membaca Taiko saja, dan saya sangat suka dengan kisah yang ditulis oleh Yoshikawa ini.

Dalam ilmu sejarah pun, terkadang ada peristiwa yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Begitu banyak pendapat dari ahli sejarah yang berseberangan, tak terkecuali sejarah dari Zaman Peperangan Jepang itu sendiri. 

Meskipun demikian, Yoshikawa nampaknya tidak terganggu oleh hal itu, entah apa yang ia lakukan dalam menggali sejarah yang ada, saya hanya merasa bahwa saat saya membaca buku ini, Yoshikawa memiliki sudut pandangnya sendiri. Lubang-lubang dalam suatu alur peristiwa sejarah yang panjang dapat ditutupi dengan imajinasi penulis dengan sangat terus terang sehingga pembaca awam seperti saya ini dapat merasa bahwa kisah tersebut terjadi apa adanya.

Melalui novel Taiko ini saya juga mendapat gambaran lain dari kisah samurai yang tidak melulu soal pertarungan berpedang sampai mati. Dalam novel ini tidak seperti itu, justru di balik kisah pertarungan para samurai yang rela mati demi junjungannya, terdapat permainan politik besar yang sangat berpengaruh pada kehidupan di masa itu. Tiga tokoh utama di dalam novel ini pun tidak diceritakan sebagai seorang petarung, melainkan politisi dengan segala strateginya menyatukan perpecahan marga-marga penguasa seantero Jepang.

Jika ada yang menyukai sejarah Jepang terutama kisah para samurai di Zaman Peperangan, novel Taiko ini menjadi buku yang sayang untuk dilewatkan karena menyajikan sisi lain dari kehidupan samurai, yaitu keadaan politik Jepang yang penuh dengan drama kesetiaan dan pengkhianatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun