Mohon tunggu...
Arip Rip
Arip Rip Mohon Tunggu... Lainnya - keep calm you have self confidence

Lahir di Kotamobagu, Sulawesi Utara dan saat ini bertugas sebagai ASN pada salah satu Biro Hukum Sekretariat Kementerian Koordinator. Berdomisili di area Bogor serta menyukai berbagai sajian kuliner nusantara, merupakan pencinta tempe gembus dan tahu bakso yang hobby menulis, traveling dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjemput Mimpi, Kekaguman yang Terbayar di Gunung Api Purba Nglanggeran

16 Januari 2018   14:11 Diperbarui: 16 Januari 2018   14:14 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

       Sore itu medio November 2017, tertahan di Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul sedari pagi, sebab hujan acap kali meningkahi langit, sebentar hujan deras sebentar berhenti, namun kami tak merasakan jemu sedikitpun. Berbekal diskusi hangat dengan punggawa dinas dan curious yang tinggi terhadap warisan geodiversity UNESCO Global Geopark Gunung Sewu, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan field trip menuju tempat yang direkomendasikan, Nglanggeran Hill.

       Mobil berjalan menanjak beradu dengan aspal yang mulai menghianati jalanan, agak koyak seperti terlihat licin namun membuat medan makin menantang. Deru kendaraan membawa kami mendekati gugusan batu yang seolah menempel dilangit tenggara Yogyakarta. Jalanan berkelok yang tak seberapa dan perasaan ingin segera menjejakkan kaki ke tanah, terasa begitu mengikat pikiranku. Adalah sah, apabila sore hari tertutup kabut membuat matahari hampir tak mengalirkan cahayanya, sebab selepas hujan awan tetap berjaga, memayungi harapan untuk dapat melihat gunung api purba dengan lebih jelas. Begitu bersyukur, bulir hujan tak menyambangi kami.

       Serasa menjemput mimpi, gunung batu itu merambat kuat dalam ingatan, mengikat pandang dan membuat bibir tak berhenti berucap Maha Suci Allah, Magnifiquement remarquable!!!.

       Gunungapi Purba Nglanggeran merupakan breksi gunungapi yang dibentuk oleh letusan gunungapi yang terjadi sekitar 16 juta tahun lalu, yang kemudian tersesarkan dan terkekarkan. Gunung ini merupakan suatu gunung api purba yang memiliki umur tersier (Oligo-Miosen) dengan batuan yang sangat khas karena didominasi oleh aglomerat dan breksi gunung api.

       Berdasarkan penelitian, gunung api ini merupakan gunung berapi aktif sekitar 60 juta tahun yang lalu. Gunung Nglanggeran berasal dari Gunung api dasar laut yang terangkat dan kemudian menjadi daratan jutaan tahun lalu. Gunung ini memiliki bebatuan besar yang menjulang tinggi sehingga biasanya digunakan sebagai jalur pendakian. Puncak gunung tersebut adalah Gunung Gedhe di ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut, dengan luas kawasan pegunungan mencapai 48 hektar.

       Sesaat menjejakkan kaki di sisi barat bawah embung, sedikit gontai kami mencoba menaiki anak tangga. Langkah kaki menjadi ringan tatkala pemandangan embung berada didepan kami. Bangunan kolam seperti telaga di ketinggian sekitar 500 meter dari permukaan laut ini begitu memikat, dengan luas sekitar 5.000 meter persegi dan berfungsi menampung air hujan untuk mengairi kebun buah kelengkeng, durian, dan rambutan di sekeliling embung. Dari atas embung, kami melihat sisi Gunung Nglanggeran yang begitu anggun meniupkan salam hangat berjuta tahun yang lalu.

       Lebih dalam dengan konsepsi keberlanjutan, sebagai satu dari tiga puluh tiga (33) geosite yang membentang dari Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Wonogiri serta ditetapkan melalui UNESCO Global Geopark Gunung Sewu dan telah memeroleh pengakuan internasional sejak 2015, sudah selayaknya kita jaga kekayaan negeri ini melalui kebijakan pemerintah dan tindakan nyata masyarakat.

       Geopark yang selanjutnya harus dimuliakan melalui penanganan yang tepat, diekspaktasikan sebagai industri perdagangan jasa, menjadi kegiatan yang berkaitan dengan pariwisata termasuk di dalamnya ekowisata, geowisata, dan geopark yang tidak terlepas dari peran serta pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemerintah bertanggung jawab atas empat hal utama yaitu; perencanaan (planning) daerah atau kawasan pariwisata, pembangunan (development) fasilitas utama dan pendukung pariwisata, pengeluaran kebijakan (policy) pariwisata, dan pembuatan dan penegakan peraturan (regulation).

       Tanpa menutup mata terhadap adanya permasalahan dan hambatan dalam pengelolaan UNESCO Global Geopark Gunung Sewu, yaitu dikarenakan terbentang meliputi 3 kabupaten dan 3 provinsi, sehingga dinilai pembangunan dan amenitas acapkali terkendala masalah koordinasi. Berkenaan dengan hal tersebut, Pemerintah Pusat perlu mendorong percepatan pembentukan Peraturan Presiden tentang Geopark sebagai landasan operasional dan arahan bagi Pemerintah Daerah guna mengoptimalkan kerjasama baik dalam pengembangan pendidikan, kepariwisataan, serta pengembangan dan pelestarian gunung di bidang energi dan sumber daya mineral. 

Hal ini menempati urgensi yang tinggi, mengingat tahun 2019 status UNESCO Global Geopark Gunung Sewu akan direvalidasi. Semoga pemerintah dapat memformulasikan model pengaturan administrasi instansi secara komprehensif sehingga pengelolaan UGG Gunung Sewu dapat berdaya guna dan berhasil guna.

       Sebagai bagian dari perjalanan waktu, kami merasa bersyukur dapat singgah serta menikmati formasi Nglanggeran yang begitu indah karya Allah Sang Maha Pencipta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun