Mohon tunggu...
Ari J. Palawi
Ari J. Palawi Mohon Tunggu... Petani Seni dan Akademisi

The Sonic Bridge Between Tradition and Innovation

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang Tak Dibayar oleh Sejarah,Tapi Membayar Mahal untuk Keadilan

11 Juli 2025   23:46 Diperbarui: 12 Juli 2025   13:12 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melani Budianta  (Dokumentasi AMINEF, 2012)

Percakapan ini penting karena ia mengingkari kepalsuan. Ia menyuarakan hal-hal yang selama ini disenyapkan: disleksia, kekerasan seksual, pengetahuan lokal, demokrasi prosedural, dan kesedihan etnis. Semua itu diangkat tanpa kemarahan, tanpa manipulasi air mata, tapi dengan keheningan yang menghantam.

Apa yang disenyapkan hari ini bisa menjadi kader pemikiran besar esok. Suara perempuan yang selama ini dianggap pelengkap, bisa menjadi fondasi filsafat baru. Pengalaman minoritas yang dianggap tak penting, bisa mengubah arah bangsa. Dongeng yang pernah menyelamatkan satu anak disleksik, bisa menginspirasi sistem pendidikan. Subjektivitas yang dulu dikecam sebagai bias, bisa menjadi sumber ilmu yang paling jujur.

Maka, esai ini hanyalah gema dari satu percakapan yang terlalu penting untuk dibiarkan tenggelam. Ia adalah ajakan untuk mendengar lebih dalam, lebih lambat, dan lebih jernih. Karena di tengah deru publik yang makin riuh dan banal, percakapan seperti ini adalah oase. Dan betapa menakjubkan, bahwa semua ini lahir dari kesunyian yang dipelihara dengan lembut oleh seorang profesor purnabakti dan seorang ilmuwan teknik yang bersedia mendengarkan.



Baca juga: Tubuh yang Menari, Zaman yang Dibaca

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun