Natal dan Tahun baru. Hiruk-pikuknya sudah terasa pada akhir bulan November, yang mana hiasan-hiasan pohon natal dan kembang apik berada di mall, toko, pasar, dan tempat lainnya.Â
Desember, bulan terakhir pada masa tahunan kalender masehi, di mana pada bulan ini terdapat hari besar yang biasanya dirayakan bagi sebagian orang di dunia yaituTahun ini berbeda pada perayaan natal dan tahun baru pada biasanya, adanya pandemi covid-19 mengubah hiruk-pikuk dan atomosfir yang biasanya sudah ramai akan bunyi trompet dan ramainya para pengunjung di setiap kota-kota besar yang khususnya Yogyakarta.
Meski biasanya Yogya ramai akan pengunjung setiap akhir tahun, namun pada pergantian tahun baru ini tidak seramai biasanya. Adanya wabah ini menurunkan minat turis lokal dan asing untuk datang menikmati indahnya dan syahdunya kota joga yang kaya akan budaya dan kenangan.Â
Entah ini kesadaran karena adanya wabah atau adanya aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah di detik-detik akhir liburan panjang akhir tahun. Pada akhirnya banyak orang yang membatalkan liburannya karena aturan ini dan tidak sedikit juga yang nekat dengan tetap berlibur ke Yogya meski keadaan di Yogya masih memerah karena penambahan kasus positifnya terus bertambah drastis.Â
Jika seperti ini siapa yang harus disalahkan?? pemerintah dengan pembuatan aturan last minute yang  mewajibkan antigen repid atau masyarakat yang nekat meski keadaan belum membaik?? Jika dilihat dari sisi yang lebih netral, sesungguhnya yang salah adalah semuanya karena keduanya tidak mau tahu yang mana prioritas kesehatan atau liburan.
Di sisi pemerintah, tidak tegasnya dan tidak mengambil langka antisipasi serta tidak berkaca pada liburan Idul Fitri yang banyak masyarakat lolos untuk tetap mudik meski aturannya sudah dinyatakan seperti itu dan disisi lain masyarakat yang nyatanya tidak peduli akan kesehatannya dan orang sekitar di masa pandemi covid-19.Â
Di Yogyakarta, meski Gubernur sudah menyatakan perketat pendatang yang masuk namun kenyataannya masih banyak yang lolos entah nekatnya pengunjung atau penerapan di lapangnnya tidak maksimal yang hanya formalitas. Hal ini menjadi dilema, sebenarnya apakah masyarakat mau pandemi ini berakhir atau terus berlanjut.