Mohon tunggu...
Ari Aprilis
Ari Aprilis Mohon Tunggu... ASN Perbatasan Negara

ASN Perbatasan Negara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Setiap Yang Naik Ke Atas, Pasti Akan Turun ke Bawah

19 Agustus 2025   14:35 Diperbarui: 20 Agustus 2025   11:46 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ancaman lampion bagi ekosistem pesisir. (Sumber:Copilot)

Beberapa Negara Sudah Melarang.

Alasan keamanan dan lingkungan menjadi pertimbangan utama kenapa banyak negara akhirnya melarang penerbangan lampion. Api terbuka yang melayang tanpa kendali jelas berpotensi memicu kebakaran, sementara sisa materialnya baik kertas, plastik, maupun logam akan jatuh dan menambah beban pencemaran di darat maupun laut. Sayangnya, hingga kini Indonesia belum memiliki aturan khusus yang mengatur persoalan ini. Padahal, sebagai negara kepulauan dengan ekosistem laut yang rentan, Indonesia justru memiliki alasan kuat untuk segera mengambil sikap.

Menariknya, sejumlah negara telah jauh lebih tegas. Thailand dan Vietnam, yang notabene memiliki tradisi pelepasan lampion, kini sudah menerapkan pembatasan ketat, bahkan larangan di beberapa wilayah. Bukan hanya di Asia, negara-negara seperti Brasil, Austria, Selandia Baru, Australia, Jerman, dan Spanyol juga mengambil langkah serupa. Bahkan di Amerika Serikat, 13 negara bagian sudah resmi melarang lampion terbang karena dianggap membahayakan masyarakat. Fakta ini menunjukkan bahwa kesadaran global terhadap bahaya lampion semakin menguat, dan semestinya bisa menjadi pelajaran penting bagi Indonesia agar tidak terlambat bertindak.

Alternatif Solusi

Sebetulnya, merayakan momen bersejarah seperti Hari Kemerdekaan bisa dilakukan dengan cara yang jauh lebih ramah lingkungan tanpa kehilangan rasa khidmat dan meriah. Misalnya dengan pesta kembang api ramah lingkungan yang menghasilkan asap lebih sedikit, atau dengan pertunjukan cahaya drone yang kini banyak dipilih di negara-negara maju. Pertunjukan drone ini bahkan bisa menjadi tontonan spektakuler sekaligus modern, menampilkan formasi bendera, simbol kemerdekaan, hingga pesan-pesan kebangsaan di langit malam.

Selain itu, ada pula opsi yang lebih sederhana namun tetap menarik, seperti menggelar festival lampion darat. Lampion-lampion ini tidak diterbangkan, melainkan dipasang berjejer indah di jalan atau alun-alun sehingga bisa jadi spot foto yang instagramable. Bahkan, jika digabung dengan pagelaran seni budaya lokal, acara peringatan kemerdekaan bukan hanya meriah, tetapi juga mengangkat identitas daerah sendiri. Dengan begitu, perayaan menjadi lebih aman, lebih bermakna, dan meninggalkan warisan positif ketimbang sekadar tumpukan sampah dari langit.

Pada akhirnya, merayakan kemerdekaan tidak harus selalu dengan cara-cara yang justru merusak lingkungan atau membahayakan masyarakat. Esensi dari sebuah peringatan adalah bagaimana kita menghidupkan semangat perjuangan dengan tindakan yang bijak, bukan sekadar seremonial sesaat yang menyisakan masalah.

Memang, pelepasan lampion ke langit biru  sejauh ini belum menimbulkan dampak buruk sebagaimana yang terjadi di negara lain. Namun, menghindari sejak dini adalah upaya terbaik agar ancaman negatif akibat penerbangan lampion tidak perlu kita alami. Sudah saatnya kita merayakan dengan cara yang lebih cerdas, lebih ramah lingkungan, dan lebih berpihak pada masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun