Mohon tunggu...
Qurota Ayun
Qurota Ayun Mohon Tunggu... Administrasi - -

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Totto-chan: Pengemasan Apik Sebuah Pendidikan

21 April 2019   19:49 Diperbarui: 21 April 2019   19:54 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pyreneeseberghond.info

"Dia yakin, setiap anak dilahirkan dengan watak yang baik, yang dengan mudah bisa dirusak karena lingkungan mereka atau karena pengaruh buruk orang dewasa. Mr. Kobayashi berusaha menemukan "watak baik" setiap anak dan mengembangkannya, agar anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa dengan kepribadian yang khas"

Totto-chan: gadis cilik di jendela karya Tetsuko Kuroyanagi. Novel yang diterbitkan pada tahun 1982 di Jepang merupakan novel yang dibuat berdasarkan pengalaman pribadi yang dialami oleh Teksuko mengenai sekolah semasa kecilnya yang dikepalai oleh Sosaku Kobayashi.  Ada banyak penerapan metode-metode dan nila pendidikan yang menarik untuk diulas:

Tatanan awal sebuah pembelajaran

"yang paling aneh dari sekolah ini adalah pembelajarannya"

Apa bayangan teman-teman ketika pertama kali ketika mulai memasuki sekolah dasar? Mungkin pernah terbesit pikiran: pembelajaran yang asyik sekaligus tempat belajar yang menarik. Buku ini membuka pandangan kita betapa pentingnya 2 hal tersebut. Meninggalkan konsep kelas yang hanya sebatas "ruangan kelas" menjadi sesuatu lain yang unik tanpa meninggalkan fungsinya. 

Gerbong kereta misalnya. Bagaimana pendapat anak SD jika melihat kelas mereka bukanlah bangunan kotak membosankan, namun sebuah gerbong kereta sunggguhan? Atau hal yang lain, sebuah pembelajaran yang asyik. Jam pelajaran dan mata pelajaran biasanya tertara rapi dan terjadwal. Namun, hal itu tidak terjadi pada sekolah di buku ini. 

Setiap siswanya dapat memilih sesuka hatinya pelajaran yang ingin mereka pelajari. Tentunya mata pelajaran tersebut telah terdapat pada jadwal kelasnya. Ada yang memulai pelajaran dengan matematika, menggambar, menulis, dan lain sebagainya. Metode pembelajaran ini membuat para guru bisa mengamati bidang apa yang diminati siswanya, termasuk cara berfikir dan karakter mereka. Ini merupakan cara ideal bagi para guru untuk benar-benar mengenal siswanya. 

Selanjutnya bagi siswa, memulai hari dengan mempelajari sesuatu yang paling mereka sukai sungguh menyenangkan. Fakta bahwa mereka punya waktu seharian untuk mempelajari materi-materi yang tidak mereka sukai, menunjukkan bahwa entah bagaimana mereka bisa bertahan menghadapi pelajaran-pelajaran itu. 

Para siswa juga dapat berkonsultasi dengan gurunya atau guru yang mendatangi siswanya dan menjelaskan setiap hal sampai anak tersebut benar-benar mengerti. Sehingga secara garis besar Mr. Kobayashi ingin menjadikan sekolahnya menerapkan belajar yang bebas dan mandiri.

Sesuatu dari laut dan sesuatu dari pegunungan

"mama sangat terkesan dengan cara ini dan berpendapat bahwa sangat sedikit kepala sekolah yang mampu menetapkan aturan makan sepenting ini secara sederhana"

Biasanya dalam perbekalan siswa, sekolah membebaskan bekal apa yang dibawa. Tidak dalam sekolah ini. Kepala sekolah meminta para orang tua untuk mengisi kotak bekal makan siang putra-putri mereka dengan "sesuatu dari laut dan sesuatu dari pegunungan". Sesuatu dari laut berarti makanan dari laut. 

Bisa berupa ikan atau udang. Sedangkan sesuatu dari pegunungan berarti makanan dari daratan seperti sayuran, daging, ataupun telur. Mr. Kobayashi menggunakan ungkapan itu untuk menggambarkan makanan yang bergizi dan seimbang. Ia memeriksai satu persatu bekal siswanya dan menambahkan sesuatu dari laut atau sesuatu dari pegunungan jika bekal siswanya ada yang kurang. 

Ia juga mengingkinkan para orang tua untuk tidak berfikir keras atau berlebihan dalam membuat bekal. Cukup yang sederhana. Bagaimana pendapat teman-teman dengan sistem perbekalan tersebut? Mungkin akan jadi menarik. 

Meskipun dibilang remeh, bekal adalah asupan penting ketika berada di sekolah, sehingga sebisa mungkin harus mampu mencangkup seluruh kebutuhan gizi anak agar mampu mendukung belajarnya di sekolah.

Berjalan-jalan sambil belajar

Hampir seluruh kegiatan belajar dihabiskan dalam kelas. Namun, belajar diluar kelas juga tidak salah. Dengan langsung berhadapan dengan alam, mereka akan memiliki kepekaan lebih dengan alam. Dengan begitu, siswa mampu memahami dan mengerti materi pembelajaran dengan baik melalui metode yang menyenangkan. 

Seperti membelajari struktur bunga asli lebih efektif dari pada melihatnya dalam buku. Atau belajar bercocok tanam dengan guru seorang petani. Sehingga dengan keingin tahuan, siswa mampu membangun pemahamannya melalui pengamatan yang dilakukannya dengan alam yang tentu saja dilakukan dengan menyenangkan

Euritmik

Pada sekolah biasa, euritmik jarang dipakai sebagai kurikulum sekolah, dan biasanya ada dalam ekstrakulikuler. Tidak untuk Mr. Kobayashi. Selain cara pembelajaran yang unik, sebagian besar jam pelajaran di sekolah diisi dengan pelajaran musik. Ada bermacam-macam pelajaran musik, termasuk pelajaran euritmik setiap hari. Euritmik adalah semacam pendidikan tentang ritme atau irama khusus. 

Pembelajaran ini siswa diharuskan menari sealamiah mungkin dengan berbagai ketukan yang berbeda. Menurut Mr. Kobayashi euritmik melatih pikiran dantubuh untuk sadar akan adanya irama, selanjutnya mencapai keselarasan antara jiwa dan raga, sampai akhirnya membangkitkan imajinasi yang kemudian merangsang kreativiitas. 

Ia yakin eurtitmik akan berhasil dan membantu anak-anak mengembangkan kepribadian secara alamiah, tanpa dipengaruhi orang dewasa. Menurutnya sistem pendidikan umum kala itu lebih menekankan pada kata-kata tertulis dan cenderung menyempitkan persepsi indrawi anak-anak terhadap alam.

Berkomunikasi dan sugesti

Bagaimana jika setiap hari seseorang mengatakan "kau benar-benar anak yang baik, kau tau kan?" atau "adakah sesuatu yang ingin kamu ceritakan?" atau "kembalikan semua ketika sudah selesai" atau sesuatu yang lain secara tidak langsung  pasti akan memiliki respon balik. Dengan berkomunikasi yang baik dan pemberian sugesti akan menciptakan kepercayaan diri, karakter khas, kebebasan berekspresi atau bahkan keunikan dalam diri masing-masing anak.

Ada banyak sekali nilai pendidikan selain yang telah saya sebutkan. Dengan metode pembelajaran yang menarik dilakukan sesuai minat dan bakat juga dituntunnya untuk dapat mengenal dan memahami karakter pribadinya dan mengembangkannya. Nilai pendidikan yang terdapat dalam novel ini sangat relevan dengan kondisi pendidikan di Indonesia yang sedang mengembangkan konsep pendidikan karakter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun