Mohon tunggu...
Arini Sabila
Arini Sabila Mohon Tunggu... Perawat - Penikmat Senja

An ordinary girl

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Strategi Meningkatkan Perilaku Caring pada Pelayanan Keperawatan

28 Juni 2021   19:42 Diperbarui: 29 Juni 2021   14:03 1711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pendahuluan 

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir ini telah membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Pelayanan kesehatan pun tentunya harus mengikuti perkembangan teknologi dan informasi tersebut. Menurut Hamson, dkk (2021) menyebutkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan akan memudahkan pasien untuk mengakses pelayanan kesehatan yang tentunya akan mendorong rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang terbaik. 

Menurut Sudirman (2016) mengatakan bahwa keperawatan sebagai bagian integral dalam pelayanan kesehatan, dan disebut sebagai salah satu komponen profesi yang menjadi kunci dari keberhasilan pelayanan kesehatan yang paripurna dengan asuhan keperawatannya. Sehingga baik atau buruknya pelayanan di rumah sakit merupakan citra dari perawat sebagai gambaran dari pelayanan yang diberikannya. Dengan demikian, maka tentunya kualitas pelayanan rumah sakit akan meningkat jika kualitas pelayanan keperawatan terus ditingkatkan.

Supriyatno dan Ratna (2017) berpendapat bahwa mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit tergantung pada kemampuan, kecepatan, kemudahan dan ketapatan perawat dalam melakukan tindakan keperawatan. 

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, seorang perawat diwajibkan untuk bekerja secara professional sesuai dengan kompetensi dan standar keperawatan serta memperhatikan kaidah etik dan moral, sehingga dengan demikian klien sebagai penerima asuhan dapat terlindungi karena menerima asuhan keperawatan yang bermutu. 

Menurut Nursalam (2011). Pelayanan keperawatan yang berkualitas mewajibkan seorang perawat agar profesional dan bertindak sesuai dengan standar dalam melakukan pekerjaannya. Pelayanan yang diberikan perawat berpusat pada klien dan diberikan secara menyeluruh meliputi bio-psiko-sosio-kulturan dan spiritual. 


Seorang perawat yang profesional akan memperlakukan kliennya sebagai seseorang  yang sangat berarti dan patut untuk diperhatikan, dijaga dan dilayani dengan sepenuh hati. 

Inti utama dari pelayanan keperawatan ditunjukkan dengan perilaku caring (Teting, dkk, 2018). Disebutkan pula dalam theory of human caring, Watson mengatakan bahwa caring merupakan inti dalam keperawatan. Nyatanya, sebagian besar perawat belum mencerminkan perilaku caring. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan tingginya aktivitas curing yang dilakukan oleh perawat pada kliennya dibandingkan dengan kegiatan caring yang dilakukan. 

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aiken pada tahun 2012, menyebutkan bahwa pelayanan keperawatan dengan kualitas caring yang buruk ada di negara Irlandia dan Yunani. 

Penelitian mengenai perilaku caring perawat di Indonesia sendiri diantaraya adalah penelitian yang dilakukan oleh Prabowo, dkk pada tahun 2014 yang menunjukkan data bahwa setengah perawat (50%) menunjukkan perilaku yang kurang caring. Penelitian lainnya dilakukan oleh Martiningtias, dkk pada tahun 2013 menunjukkan data bahwa 29,6% perawat kurang caring menurut persepsi pasien.  

Konsep Caring 

Dikutip dari Potter & Perry (2013), caring menurut Watson merupakan sentral praktik keperawatan. Watson menggambarkan caring sebagai moral ideal keperawatan yang meliputi keinginan untuk merawat, kesungguhan untuk merawat, dan tindakan merawat (caring). Aspek utama caring dalam analisis meliputi:

Pengetahuan; berkaitan dengan peran perawat sebagai edukator dimana perawat memberikan ilmu/pengetahuan kepada pasien

Penggantian irama (belajar dari pengalaman)

Kesabaran; Perawat  berperan sebagai pendengar klien untuk menunjang kesembuhannya

Kejujuran; sesuai dengan prinsip legal etik, yaitu feracity dimana perawat harus selalu jujur dalam segi apapun

Rasa percaya; ini merupakan kunci dalam praktik keperawatan. Dimana perawat harus bisa menumbuhkan hubungan saling percaya antar perawat dengan klien dalam melaksanakan asuhannya

Kerendahan hati

Harapan

Keberanian

Tindakan caring meliputi komunikasi, tanggapan yang positif, dukungan atau intervensi fisik oleh perawat. Potter dan Perry (2013) menyebutkan bahwa peningkatan aktiualisasi diri, pertumbuhan individu, martabat dan nilai manusia, penyembuhan dan pengurangan distress dapat dilakukan dengan perilaku caring dari perawat. 

Didiyanti (2007) berpendapat bahwa dalam rangka meningkatkan perilaku caring, sangat diperlukan motivasi dalam diri perawat. salah satu karatif caring adalah empati. Dengan berempati, tentunya  menjadi suatu dorongan dalam berperilaku caring. Adapun cara lain yang belum dilakukan secara maksimal untuk meningkatkan perilaku caring yakni dengan mengadakan pengarahan secara terus menerus.

Selain itu, cara untuk meningkatkan caring perawat menurut Donsu (2017) yaitu dengan mengadakan berbagai pelatihan. Pelatihan caring yang diadakan diharapkan dapat memupuk motivasi dari dalam diri perawat, dan meningkatkan kecerdasan emosional.  Menurut  Agustian (2007), dalam  menciptakan hubungan perawat dan pasien, kecerdasan emosional memegang peranan yang sangat penting. Karena dengan kecerdasan emosional, seorang akan lebih berempati, memiliki afeksi yang baik dan bijaksana. 

Kaswan (2013) menyebutkan bahwa dengan mengadakan pelatihan yang efektif, tentunya  dapat meningkatkan kinerja, memupuk semangat kerja serta meningkatkan potensi organisasi. 

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 oleh Ayu, dkk menyebutkan bahwa dengan mengadakan pelatihan perilaku caring, merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk permasalahan ini. 

Dalam penelitian itu disebutkan bahwa adanya peningkatan perilaku caring dari perawat, yakni sebesar 16,65% setelah mengikuti pelatihan perilaku caring dengan model partisipasif. Peningkatan penerapan perilaku pada penelitian tersebut didukung dengan data adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman perawat mengenai perilaku caring.

Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Diah (2015) yang menyebutkan bahwa dengan mengadakan in house training dapat meningkatkan perilaku caring perawat. 

Dalam pelatihan in house training tersebut dilatih baik ranah soft skill maupun hard skill. Hal tersebut sesuai dengan analisis Wrubel dan Brut (2005) yang mengemukakan bahwa dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan keterampulan berpikir kritis perawat, yang erat kaitannya dengan perilaku kritis mereka. Diah juga menyebutkan bahwa peran pengawas atau adanya supervisi dari kepala ruangan juga berpengaruh terhadap perilaku caring perawat.

Adapun cara lain yang bisa ditempuh dalam rangka peningkatan perilaku caring pada perawat, yakni melalui supervisi dari manager kepada perawat pelaksana dalam rangka menciptakan pelayanan yang paripurna. Tentunya hal tersebut perlu ditumpu dengan kemampuan manajerial yang handal dalam perencanaan, pengorganisasian pengarahan dan pengendalian aktivitas keperawatan. Menurut Kron (1987) fungsi supervisi tidak hanya sebagai pengontrol, tetapi juga sebagai bagian yang aktif dalam menjalankan peran sebagai perencana, pengarah, pelatih dan penilai.

Pengaruh supervisi terhadap perilaku perawat ternyata sudah diteliti sebelumnya. Hal tersebut telah di tunjukkan melalui  studi yang dilakukan oleh Johansson, dkk (2006) mencatat bahwa pengaruh dari seorang manajer sangat signifikan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan oleh staffnya. Dengan adanya pengawasan dan pengamatan yang dilakukan oleh manajer kepeerawatan sangat pada motivasi, keberanian dan pengetahuan perawat pelaksana.

Kesimpulan 

Caring adalah dasar dari keperawatan, dengan fokus utamanya adalah hubungan antara perawat dan klien. Pelayanan keperawatan yang belum maksimal, adalah masih kurangnya perilaku caring perawat. Adapun strategi atau cara untuk meningkatkan perilaku caring perawat diantaranya adalah dengan mengadakan pelatihan caring dan dilanjutkan dengan supervisi dan pengarahan baik itu dari kepala ruangan maupun  dari manajer keperawatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun