Halo teman-teman!
Di tulisan kali ini, aku ingin membagikan sedikit hasil penelitian ilmiah yang aku lakukan sebagai mahasiswa akuntansi. Topik yang aku angkat adalah tentang bagaimana penerapan Good Corporate Governance (GCG) bisa mempengaruhi kinerja keuangan sebuah perusahaan, khususnya di sektor perbankan.
Apa itu Good  Corporate Governance?
Good  Corporate Governance (GCG) dapat diartikan sebagai seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) bagi para pemangku kepentingan (Maya, 2020). Forum of  Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan tata kelola perusahaan (Corporate Governance) sebagai seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, manajemen perusahaan, kreditur, pemerintah, karyawan serta berbagai pihak berkepantingan lainnya, baik dari dalam maupun luar perusahaan, yang terkait dengan hak dan kewajiban masing-masing. Dengan kata lain  Corporate Governance merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikan jalannya perusahaan. GCG memastikan bahwa perusahaan dikelola dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan kewajaran.
Good  Corporate Governance dalam hal ini diukur dengan tiga indikator yaitu Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Komite Audit.
Dewan Komisaris memiliki fungsi pengawasan yang artinya memiliki peran penting dalam mengawasi kinerja dewan direksi, memastikan kebijakan yang diambil selaras dengan kepentingan pemegang saham dan prinsip GCG. Dengan pengawasan yang efektif, dewan komisaris dapat mencegah potensi penyimpangan yang dapat merugikan kinerja keuangan. Selain mengawasi, dewan komisaris juga memberikan masukan strategis untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Dewan Direksi bertanggungjawab langsung atas pengelolaan operasional perusahaan dan pengambilan keputusan strategis yang berdampak pada kinerja keuangan. Mereka memastikan bahwa strategi bisnis dijalankan secara efektif untuk mencapai tujuan keuangan perusahaan. Kinerja dewan direksi yang baik akan berpengaruh langsung terhadap efisiensi operasional yaitu dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas dan profitabilitas perusahaan.
Komite Audit bertugas memastikan laporan keuangan perusahaan disusun secara transparan, akurat, dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Mereka membantu mengidentifikasi dan mengelola risiko keuangan yang dapat mempengaruhi stabilitas perusahaan. Kinerja komite audit yang efektif dapat meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan terhadap integritas laporan keuangan perusahaan.
Dengan memilih ketiga komponen ini, maka dapat lebih mengeksplorasi bagaimana kombinasi antara pengelolaan strategis, pengawasan dan kontrol internal dapat berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Apa itu Kinerja Keuangan Perusahaan?
Kinerja keuangan perusahaan mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya keuangan yang dimiliki oleh perusahaan. Kinerja ini menunjukkan hasil yang dicapai oleh manajemen dalam menjalankan fungsi pengelolaan perusahaan, khususnya dalam merealisasikan tujuan-tujuan keuangan yang berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Kinerja keuangan adalah indokator yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan serta perkembangan suatu perusahaan. Penilaian ini dilakukan dengan mengukur berbagai aspek seperti pengembalian investasi, pertumbuhan usaha, volume penjualan, keuntungan, serta jumlah tenaga kerja guna memperoleh gambaran menyeluruh mengenai kondisi keuangan perusahaan (Maya, 2020).
Indikator penilaian kinerja keuangan dalam hal ini menggunakan rasio Return on Assets (ROA) yang mana menekankan pada efisiensi penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan laba.
Relevansi dengan peran GCG (Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Komite Audit) adalam ROA mengukur efisiensi manajemen dalam mengelola aset untuk menghasilkan keuntungan. Karena dewan direksi bertanggungjawab atas pengelolaan operasional, dewan komisaris berperan dalam pengawasan dan komite audit memastikan transparansi keuangan, ROA dapat secara langsung mencerminkan bagaimana kinerja mereka memengaruhi efisiensi perusahaan. ROA menggabungkan aspek laba bersih (profitabilitas) dan total aset (efisiensi penggunaan sumber daya), sehingga memberikan gambaran yang cukup menyeluruh tanpa harus menggunakan banyak rasio. Rasio ini dapat menilai bagaimana strategi yang diterapkan direksi dan pengawasan komisaris berdampak pada hasil keuangan.