Saat musik mulai dimainkan, perlahan anak-anak dalam beragam kontum suku dan adat Indonesia muncul dalam nyanyian daerah nan indah, tampak kegembiraan terpancar. Pertunjukan Batavia Ethnica dimulai. Tiga puluh menit tanpa jeda, nyanyian dan tarian silih berganti, dan lapangan hijau rumput sintetis yang biasanya dipenuhi  anak-anak bermain bola, kini telah berubah menjadi panggung pertunjukan teater kolosal.Â
Orang tua bukan sebagai tokoh figuran yang menuntut sekolah membuat  proyek hebat untuk sang anak dan menuntut inventasi ini kembali dalam tiga atau lima tahun untuk dinikmati.
Panggung seluas lapangan minisoccer ternyata telah membuktikan bahwa sebuah proses pendidikan tidak hanya terpaku dalam arah tatap muka, tetapi kemampuan berkolaborasi ternyata telah membentuk setiap pribadi siswa menjadi manusia-manusia dewasa yang mumpuni.Â
Tidak hanya menjadi sebuah pertunjukan, penampilan musik dan tari dalam teater musikal di lapangan minisoccer Kolese Kanisius dalam rangka Canisius Expo 2025  membuktikan bahwa pendidikan adalah sebuah karya kolaboratif sekolah, orang tua, dan masyarakat. Namun, apakah setiap sekolah mempunyai kemauan untuk membuka diri dan menerima orang tua atau  masyarakat terlibat dalam setiap proses pendidikan?Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI