Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah di Balik Majalah-Majalah Bekas

8 Desember 2022   20:21 Diperbarui: 8 Desember 2022   22:15 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Majalah edisi spesial yang selalu dicari (dokpri)

Tidak banyak orang yang bisa menyimpan dan tahu nilai sebuah barang. Apalagi hanya setumpuk majalah lama. Semakin tersimpan, seperti semakin mempunyai makna. 

Biasanya majalah hanya akan dianggap syarat makna jika baru tiba dan tersegel jua. Setelah dibuka, selesai sudah arti dan nilai sebuah biaya. Majalah, terutama edisi cetak selalu dihadirkan untuk memberikan beragam informasi untuk kalangan yang dituju dan pantas. Menarik setiap zaman dan masa hidupnya.  

Sejarah perkembangan majalah sebagai media massa di Indonesia, dimulai pada zaman penjajahan Belanda. Pada tahun 1853, majalah yang terbit di Indonesia pertama kali memiliki tajuk Tijdschrift voor Indische Taal- Land En Volkenkunde (disingkat TGB) yang diterbitkan oleh Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Ikatan Kesenian dan Ilmu Batavia) pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. 

Sebelum kemerdekaan Indonesia tahun 1945, ternyata sudah banyak majalah yang diterbitkan oleh pihak Indonesia. Sebut saja majalah Soewara Moehammadijah, majalah Adil, dan majalah Daulat Ra'jat (1).

Majalah  Panjebar Semangat yang diterbitkan Dr. Soetomo pada 2 September 1933, dianggap sebagai cikal bakal perkembangan majalah di Indonesia. Sebagai majalah tertua, majalah ini mempunyai peran penting dalam menghidupan informasi melalu majalah. 

Majalah yang terbit di Surabaya dalam bahasa Jawa ini selalu ditunggu oleh generasi yang merasa memiliki. Sajian halaman demi halaman dalam majalah ini seolah mewakili generasi yang setiap saat berganti. Penjebar Semangat mampu bertahan untuk semua kalangan dan menjadi bagian saksi sejarah perjuangan bangsa. 

Setiap masa perkembangannya, berbagai ragam majalah membawa nuansa baru penerbitan di Indonesia. Sebuah majalah mempunyai fungsi yang berbeda-beda dengan majalah lain. Hal tersebut bergantung pada informasi yang termuat di dalamnya. 

Masa Orde Lama memang majalah belum berkembang. Namun, ketika Orde Baru beragam majalah mulai bangkit dan terbit. Bukan hanya di Jakarta, tapi melaus sampai ke beberapa daerah. 

Sebut saja misalnya majalah Selecta  (Pimpinan Jamsudin Lubis), majalah sastra Horison (dipimpin oleh Mochtar Lubis), ada juga majalah Panji Masyarakat (Buya Hamka) dan  majalah Kiblat (A. Musaffa Basjyr). Beragam majalah berkembang  dalam beragam warna; ada majalah wanita, olahraga, politik, ekonomi, budaya, bahkan beragam majalah anak, remaja bermunculan. 

Masa Keemasan

Munculnya internet dan teknologi semakin pesat membawa masalah bagi perkembangan majalah di Indonesia. Misalnya, kehjadiran majakaj Playboy sempat membuat pro-kontra di masyarakat, yang pada akhirnya membuat masalah bukan hanya bagi majalah Playboy, tapi juga majalah-majalah lain.

Padahal, majalah Playboy edisi Indonesia terbit perdana pada bulan 7 April 2006 terbit khas Indonesia. Hanya kurang lebih satu tahun majalah ini hadir karena beragam kontra, bahkan sampai gugatan ke pengadilan. Akhirnya,  Maret 2007 berhenti terbit. 

Pemimpin Redaksi Playboy Indonesia, Erwin Arnada, saat peluncuran mengatakan, majalah Playboy Indonesia berbeda dari pendahulunya di mana isinya 70 persen adalah isi lokal (2). Majalah Playboy dimanapun berada dianggap mempunyai tujuan yang sama, eksploitasi seksual. 

Edisi pertama, selalu dicari (sumber:https://news.detik.com, 6 Juni 2006)
Edisi pertama, selalu dicari (sumber:https://news.detik.com, 6 Juni 2006)
Mendapatkan majalah idola ternyata membutuhkan usaha yang luar biasa, perlu usaha beras untuk mendapatkan majalah. Kalau zaman dulu ada model berlangganan dalam sebulan, mungkin hanya untuk yang berpunya. Edisi tertentu majalah yang kita inginkan kadang juga tidak bisa didapatkan dan jadi rebutan. Majalah memang begitu berharga bagi yang meliriknya. 

Keemasan dan Kerinduan

Dibalik perjalanan panjang sebuah majalah, koran atau tabloit, begitu banyak juga pengumpul-pengumpul yang mencoba mengoleksi. Majalah mingguan atau bulanan terkadang menjadi pilihan tepat untuk dikumpulkan dan ditumpuk menjadi pajangan, sekaligus sebagai koleksi, media menapaki sejarah masa lalu. 

Majalah lama selalu dicari (sumber: www.tokopedia.com)
Majalah lama selalu dicari (sumber: www.tokopedia.com)
Masa keemasan majalah edisi cetak memang telah berakhir. Saat itu, internet belum menggejala, media-media online belum mengemuka.Perkembangan informasi digital akhirnya membawa akhir majalah cetak. Hampir seluruh majalah pada akhirnya berimigrasi dalam bentuk online, meski beberapa masih mempertahankan dalam bentuk cetak. Idealisme tanpa kompromi untuk mempertahankan arti.

Media cetak terutama majalah telah berakhir. Meski, begitu banyak orang selalu merindukan kehadiranya. Namun, untuk melahirkan kembali memang membutuhkan biaya dan kerja yang luar biasa. Tidak salah, kalau pada akhirnya majalah-majalah lama pun dicari banyak orang. Pedagang bermunculan dan berharap mendapatkan uang yang lumayan. Majalah kuno dijual kembali diberbagi media online. 

Harga sebuah nostalgia (sumber:www.tokopedia.com)
Harga sebuah nostalgia (sumber:www.tokopedia.com)

Dibalik kerinduan akan nostagia masa lalu tersebut  ternyata majalah-majalah lama ini pun membawa berkah, dihadirkan oleh pedagang dan mungkin juga kolektor. Nostalgia lama dihadirkan. Majalah lama dicari, majalah lama seolah hidup kembali. Meski, untuk membeli harus berpikir dua kali, karena ongkos membeli majalah bisa jadi menguras kantong dan gaji. 

Referensi bacaan: 1 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun