Mohon tunggu...
ari imogiri
ari imogiri Mohon Tunggu... Administrasi - warga desa

suka aja mengamati berita-berita politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Naga dalam mitologi Jawa

31 Desember 2021   21:43 Diperbarui: 31 Desember 2021   21:46 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masyarakat Jawa juga memiliki kepercayaan terhadap makhluk gaib mitologis berbentuk seperti ular, yang secara umum dikenal sebagai Naga. Bagi masyarakat Jawa, Naga dipercaya sebagai mahluk mitologis gaib. Kata "naga" sendiri berasal dari bahasa Sanskerta di India, yang arti harfiahnya ular. Namun, di Jawa, naga kemudian diartikan sebagai dewa ular. Dalam budaya Jawa Kuno, mereka sering berhubungan dengan air dan kesuburan.

Gambaran naga yang paling awal dalam budaya Jawa diketemukan dalam petirtan Jalatunda yang dibangun pada masa Raja Airlangga di kerajaan Medang Kahuripan pada abad 11 Masehi. Setelah itu, gambaran naga di tradisi Jawa dapat mudah kita ketemukan di banyak candi yang dibangun di era Kediri sampai Majapahit, misal di kompleks Candi Penataran, Blitar lalu di Candi Kidal, Candi Penampihan dan lain lain.

Naga yang digambarkan dalam berbagai relief candi, kebanyakan menceritakan kisah tentang samudramanthana  (pengadukan samudra untuk mencari air keabadian) ataupun kisah pemindahan gunung Mahameru sebagaimana dikisahkan dalam kitab Tantu Panggelaran.

Kisah lain tentang naga di mitologi Jawa adalah tentang Sanghyang Anantaboga, yang dikisahkan sebagai dewa yang bertempat tinggal di kahyangan Saptapratala (bumi lapis ketujuh, dunia bawah). Batara Anantaboga inilah yang dalam pewayangan Jawa mempunyai anak Dewi Nagagini yang kemudian menjadi salah satu istri Bima, dan mempunyai anak Antareja.

Naga di Jawa kemudian juga muncul kembali dalam cerita Anglingdarma atau Aridarma yang versi paling awalnya dapat kita ketemukan dalam relief di candi Jago, Malang.

Dari berbagai gambaran naga sejak era Airlangga sampai era pewayangan itu mempunyai satu kesamaan, yaitu naga itu nerwujud ular raksasa, dengan ciri tambahan yaitu kepalanya bermahkota. Gambaran naga di mitologi Jawa ini berbeda dengan gambaran naga dalam tradisi bangsa lain semisal dalam tradisi Eropa dimana wujud naga lebih menyerupai kadal raksasa dengan tambahan sayap. Sementara dalam tradisi China, naga hampir mirip dengan wujud ular raksasa, namun bedanya naga di tradisi China memiliki kaki dan memiliki tanduk seperti rusa serta kumis seperti ikan lele.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun