Mohon tunggu...
A Zainudin
A Zainudin Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka Sastra

Menulis sesuai kata hati.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Para Ayah yang (Tetap) Menjadi Pahlawan Olahraga Indonesia

16 November 2020   16:57 Diperbarui: 16 November 2020   17:30 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rudy Hartono. Sumber: bolaskor.com

2. Ade Chandra

Ade Chandra merupakan atlet bulutangkis papan atas dunia seangkatan Rudy Hartono yang menekuni nomor ganda putra.  Pada saat Ade Chandra menikah dengan Margaretha Widjaja pada tahun 1976, prestasinya telah berada di puncak.  

Bersama Christian Hadinata, Ade berhasil meraih medali emas bulutangkis yang dipertandingkan sebagai cabang olahrga demonstrasi pada Olimpiade Munich Tahun 1972.  Mereka juga berhasil meraih gelar All England dua tahun berturut-turut (1972-1973) sebelum kalah berturut-turut tahun 1974-1975 dari sang juara pasangan fenomenal Tjun Tjun/Johan Wahyudi.  

Namun rupanya, pernikahannya tersebut tidak membuat prestasinya menurun.  Mereka terus berada di puncak laga All England sampai dengan tahun 1978, meski masih kalah dari sang juara Tjun Tjun/Johan Wahyudi. 

Pada Tahun 1977, mereka meraih medali perak kejuaraan dunia bulutangkis di Swedia dan lagi-lagi kalah dari pasangan yang sama.  Namun, tahun 1978, Ade/Christian mampu meraih emas Asian Games 1978 di Bangkok dan medali emas kejuaraan dunia bulutangkis yang diselenggarakan di Jakarta tahun 1980.  Setelah itu, Ade mundur dari persaingan bulutangkis sebagai atlet.  Kini, Ade dikaruniai 4 orang putra-putri.

3. Liem Swie King

Liem Swie King merupakah pemain bulutangkis legendaris Indonesia yang dikenal memiliki pukulan mematikan yang dikenal dengan istilah "King Smash".  

Saat menikah dengan Lucia Sumiati Alamsyah pada tahun 1982 dalam usia 26 tahun, King memang telah melewati masa usia emasnya dengan meraih prestasi puncak berupa Raihan gelar prestisius All England 3x dan sekali finalis, serta medali emas tunggal putera Asian Games tahun 1978 mengalahkan pemain China, serta menjadi finalis Kejuaraan Dunia tahun 1980 dikalahkan Rudi Hartono.  Namun, pernikahannya tidak menghentikan prestasi yang diraihnya. 

Setahun setelah pernikahannya, King berhasil mengulangi prestasi sebagai Finalis Kejuaraan Dunia tahun 1983 setelah melalui pertandingan super ketat dan dianggap sebagai salah satu pertandinagn terbaik dunia (kalah 16-17 di set ketiga) dengan pemain Indoensia yang jauh lebih muda, Icuk Sugiarto.  

Pada tahun itu juga, King meraih gelar pada kejuaraan Indonesia Terbuka dan Malaysia Terbuka. Setahun kemudian, King mampu menjadi pemain inti saat Tim Thomas Indonesia mengalahkan China untuk merebut Piala Thomas dengan bermain di dua nomor, tunggal dan ganda serta menjadi finalis pada All England dan Final Grandphix (semacam Final Tur Dunia WBF di era sekarang).  

Setelah itu, menyadari usianya yang tak lagi muda untuk ukuran atlet, King fokus di ganda putra dan meraih berbagai gelar antara lain Piala Dunia (1983 -- 1985) dan Indonesia Terbuka (1983-1985). King pensiun sebagai pemain bulu tangkis pada tahun 1987 pada usia 31 tahun untuk fokus pada keluarga dan beralih menjadi pengusaha yang mengelola usaha hotel serta griya pijat Kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun