Mohon tunggu...
Arif Yupiter Gulo (AYG)
Arif Yupiter Gulo (AYG) Mohon Tunggu...

SETIA Jakarta (S-1)/ STT Jaffray Jakarta (S-2).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersatu Erat dalam Persekutuan

27 Januari 2019   15:02 Diperbarui: 31 Januari 2019   12:35 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, soal pendapat dan masukan seringkali menginginkan ide dan pendapatnya saja yang didengarkan kalau tidak diikuti dan didengarkan maka ngambek dan malas dalam beribadah. Sebaiknya, adalah ide dan pendapat bersama. 

Oleh karena itu maka ada semangat dan melayani dengan tak kenal lelah. Itu sebabnya, kita harus menaklukan diri supaya kehendak bersama yang ditonjolkan sehingga dapat memuliakan nama Tuhan. 

Saling Merendahkan Hati
Ketika kejayaan dan kesuksesan sudah berada dalam genggaman tangan, kecenderungan untuk meninggalkan Dia yang memberi kesuksesan itu juga semakin besar. Orang lebih percaya pada diri sendiri daripada kepada Allah yang mengatur segalanya (Albertus Purnomo, hal 180). 

Artinya, bahwa tidak ada kerendahan hati namun yang terjadi adalah kesombongan dan keangkuhan. Kerendahan hati adalah kepunyaan Allah dan kesempurnaan hidup kristiani. Kerendahan hati dicapai melalui ketaatan. Orang yang tidak taat tidak dapat memperoleh kerendahan hati. 

Sedikit saja di dunia sekarang ini yang memiliki ketaatan. Kerendahan hati kita sebanding dengan ketaatan kita (Thaddeus of Vitovnica). Dengan demikian, kerendahan hati adalah mengosongkan dirinya dan menyangkal dirinya serta mengambil rupa seorang hamba. Artinya, walau kita berkeadaan, walau kita memiliki jabatan, walau kita berpendidikan berbeda dengan yang lain tetapi dapat merendahkan hati. Everything you have is a gift from God.

Mendahului Memberi Hormat.
Sikap mendahuli memberi hormat karena merasa diri tidak hebat dan tidak memiliki apa-apa dan menganggap lain juga penting dan berguna. Selain itu, sikap mendahului memberi hormat karena menghargai dan menghormati orang lain walau memiliki keterbatasan dan kelemahan. Kemudian, walau musuh dan sering berbeda pendapat dengan kita harus kita memberi hormat. 

Artinya, ketika memberi hormat tidak dibatasi ruang dan tempat. Justru tidak menunggu orang lain menghormati dan menghargai kita tetapi justru kita mulai dari kita sendiri. Ini adalah upaya untuk menaklukan diri sendiri dengan tidak memandang diri hebat, kuat. Secara Alkitabiah maka inilah adalah pemenang sejati.

Ketiga hal diatas maka BERSATU ERAT DALAM PERSEKUTUAN terwujud. Tidak mudah goyah dan cerai berai justru maju dan berkembang persekutuan kita. Ketika bersatu apapun program dan rencana dapat tercapai dan terwujud. Firman Tuhan menyatakan, Mazmur 133 : 1-3, Nyanyian ziarah Daud. 

Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.  Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

Pdt. Arif Yupiter Gulo

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun