Mohon tunggu...
ARIFULHAK  ACEH
ARIFULHAK ACEH Mohon Tunggu... Freelancer - Tebar Kebaikan Untuk Ummat

Umur begitu singkat. Karya tulisan akan dikenang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teh Tawar

17 November 2022   13:18 Diperbarui: 17 November 2022   13:31 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh-oleh Muktamar
By Arifulhak Atjeh

TEH  TAWAR

       Sejuk di pagi hari  menjadikan suasana di kamar semakin santai. Aghhh... sekali gerak,  badan  ini sudah lurus di spring bed putih yang sejak tadi malam saya tempati.


      'Tok-tok, suara pintu dari luar dan sayup terdengar sebuah panggilan. "Sarapan paginya sudah siap, Pak, silakan ke ruang makan ya Pak. "Ya, mas. Terima kasih", sahutku datar.


       Ayo Pak, kita sarapan. Teman sebelah mengajak. Ya, Pak. Sambil bercanda ringan kami pun bersama menuju ruang makan.


       Kedua teman di depan memilih makanan dan minuman sesuai selera dan saya pun ikutan juga. "Pilih-pilih, dikenyangkan ya Pak," sang pelayan menambahkan.


           Setelah memilih makanan yang disukai, maka minum teh panas menjadi satu-satunya pilihan karena  tong yang tersedia  bertuliskan TEH TAWAR. Dengan gerakan cepat teh pun dituang perlahan dan menambahkan dua sendok gula cair yang ada di samping tong untuk selanjutnya duduk di kursi yang telah tersusun rapi. 

       
         Melihat nasi goreng yang telah berada di hadapan, maka waktu yang ada benar-benar dimanfaatkan. Ya, nasipun mulai berpindah. Enak juga, "kata teman di samping. "Ya, enak, sahutku sambil mengunyah". Tak membiarkan kunyahan semakin banyak berlalu, perlahan teh yang di depanku pun mulai dikucak dan mencoba mencicipinya. Satu sendok berlalu. Koq gak enak, ya, tak berasa. Ahhh...sendokan kedua dilanjutkan, juga tidak ngaruh. Hmhhh.., mungkin lidahku lagi bermasalah,"gumamku dalam hati."  

       Sudahlah,...meskipun tehnya tak ada rasa, masih ada nasi goreng, koq. Lumatan demi lumatan pun berlalu.


        Gak lama kemudian, lagi asyik mengunyah, si karyawan datang dan berkata, "Pak, ini
 gulanya ya, Pak dan    meletakkannya di samping tong TEH TAWAR. "Ya, mas,"terima kasih." Kami pun bertiga saling bertatapan dan tersipu malu.
Jadi,... gula cair tadi itu apa, Tom ? tanyaku spontan."

#bersambung#

 Yogyakarta, Kamis,17 November 2022 / 22 Rabiul Akhir 1444 H

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun