Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kosong dan Tak Nyaman!

24 Maret 2021   20:07 Diperbarui: 24 Maret 2021   20:21 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kosong dan Tidak Nyaman!

Kau pernah merasa;
Apa yang kau lihat tak berbekas
Gaduh hanya angin riuh
Kilat menyambar seperti nyala korek api, orang di depanmu menyulut sebatang rokok sambil ia bercerita mahalnya harga-harga
Atau tangis histeris terdengar sesenggukan karena nasi goreng untuk ibunya tumpah saat di depan pintu

Kau putar-putar akal malah labirinnya semakin tinggi levelnya
Dan lalu kau menikmatinya
Sungguh keterlaluan luar biasa
Saat semakin kau pendam rasa, cangkul dan linggis berpuluh bahkan beribu patah saking kerasnya tanah
Tak juga mampu menyembunyikan
Kesedihan
Kebingungan
Kehampaan
Apa yang tergambar hanyalah layar lebar dengan adegan samar
Tak jelas sama sekali
Kata-kata yang keluar tak ada jeda dan intonasi
Sungguh tak bisa dimengerti

Seperti malam yang gelap, di tengah belantara lebat, kita mungkin sekali waktu berharap hujan lebat
Agar kilat menyambar-nyambar
Saat itulah jalan di depan terlihat, tak mengapa samar
Kaki meskipun pelan ada pijakan benar
Kali ini tidak ada sama sekali

Seakan pada pesta ulang tahun, anak itu pertama kali merayakannya
Dari mulut ke mulut ia tau, teman-teman sebayanya akan memberikan bingkisan hadiah
Padahal ia belum tau seberapa mahal dan berharga hadiah itu buatnya
Yang ia tau, kotak segiempat dengan bungkusan warna-warni bunga, atau hewan lucu-lucu animasi kesukaannya
Senyum tawa bangga sirna, begitu perlahan ia buka, isinya kosong
Alangkah kecewa
Tangisnya pecah, apa pun hadiah penggantinya
Tak akan mampu membuatnya lupa
Kecewa dan kecewa
Entah pada siapa
Kotak segiempat itu tak memiliki nama

Aku merasa, kau sangat sedih dan berduka
Bukan tentang kematian dirimu
Tapi akan semakin terasa jika peran itu orang terkasihmu

Aku akan menyeka airmata jika aku adalah kau
Dan jika kau, diriku sekarang
Aku pasti tak pernah berharap belas kasihan
Karena kasihanku telah tercurah habis untuknya
Yang saat ini berhadapan dengan derita
Yang entah kapan berakhirnya
Dalam sakit, ia masih tersenyum mesra
Menutupi duka
Hingga orang tersayangnya ikhlas menikmati derita, hanya dirinya saja....

Kosong itu tak nyaman!
Sekosong harapan yang terbayang

Lihat! Tidak ada apa-apa di sana
Ia menunjuk ke depan
Telunjuknya lurus tak bergeming sama sekali

Jangan! Jangan patah hati
Bisikku menguatkan hati
Mukjijat akan turun bersama hujan
Bisa jadi bersama sambaran kilat dan petir
Kita nantikan saja
Tuhan Maha Kuasa

Tb, 24 Maret 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun