Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sudah Salah, Telan Aja Ludah! Sudah Kepalang

10 Februari 2021   13:33 Diperbarui: 10 Februari 2021   21:59 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
David Pranata Jangan Minta Maaf saat Presentasi, Inilah Alasannya - David Pranata

Memangnya ada ya, orang yang sudah salah masih membela diri dan tak mau minta maaf?

Sering kita temukan, kadang kita alami sendiri. Berbuat salah pada orang lain, kemudian malu untuk minta maaf. Kalau hanya malu lantas pergi tidak ingin bertemu lagi wajar. Tapi kalau sudah salah masih saja membela diri, bagaimana coba?

Mengomentari kesalahan orang lain dan menyarankan untuk minta maaf memang mudah. Yang sulit itu ketika peristiwa itu kita alami sendiri.

Penuh penjara, kalau maling mau ngaku!

Begituah ungkapan yang biasa kita dengar. Segala macam alibi keluar dari mulutnya. Dengan alasan praduga tak bersalah dan seterusnya.

Tidak semua kesalahan yang dilakukan mengandung unsur pidana, jadi tak semua wujud salah harus dibuktikan di depan pengadilan.

Berdusta misalnya, dusta pertama akan lahir dusta-dista berikutnya. Untuk menutupi salah yang satu, jika masih ingin berkelit tentu saja akan lahir dusta-dusta baru lainnya.

Baca Juga: DJP Online, Oh Alangkah....

Menyakiti hati orang lain misalnya, akan sangat mudah jika segera mengakui telah salah kemudian minta maaf. Pasti urusan selesai. Yang membuat tidak selesai adalah gengsi. Gengsi dong aku minta maaf. Kan salahku cuma sedkit!

Sedikit banyak jika sudah menyakiti hari orang lain layak untuk minta maaf. Kesalahan bukan ukuran kecil atau besar menurut kita, tapi seberapa dalam menoreh perasaan menyakitkan itu.

Yang paling membuat sebel adalah jenis yang suka buat salah terus ngeles. Berikut kebiasaannya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun