Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Awas, Anaklah yang Jadi Korban Perceraian!

5 Januari 2021   21:11 Diperbarui: 5 Januari 2021   21:32 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Smart Legal ID Waspada! Ini 13 Alasan Perceraian di Indonesia - Smart Legal ID

Elizabeth Barrett Browning kepada suaminya, Robert Browning: "Aku mencintaimu bukan hanya karena siapa dirimu, tapi siapa diriku ketika aku bersamamu."

Sekali lagi, bagaimana pun alasannya tetap saja perceraian menjadi jalan terakhir keretakan sebuah keluarga. Bagaimana pun kedua orangtua yang bercerai selalu meninggalkan derita bagi anak mereka.

Perjalanan hidup sang anak tidak akan se normal ketika kedua orangtua mereka bersatu dalam satu atap. Hidup rukun dan damai.

Meskipun banyak anak yang kebal dan berhasil melalui masa anak-anak hingga remaja, bahkan sampai mereka dewasa dengan berhasil, namun tak sedikit yang harus berjibaku menjadi anak terlantar.

Dampak spikologis orangtua yang berpisah begitu banyak disinggung dan diulas oleh para pakar spikologi. Bagaimana pun pendampingan yang diberikan pada anak, baik oleh keluarga mereka terutama nenek (biasanya) tak sesempurna ketika ibu bapak mereka tidak bercerai.

Efek langsung yang dialami anak adalah perasaan kehilangan salah satu sosok orangtua yang biasanya mereka jumpai setiap hari. Lalu, dampak lain pun akan muncul perlahan-lahan. Ini dapat terlihat pada kesehatan mental anak.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh profesor dari Unversity of Montreal, Jennifer O'Loughlin, menunjukkan anak-anak remaja yang menghadapi perceraian orang tua biasanya akan mengalami gejala gangguan kesehatan mental jangka pendek, seperti stres, cemas, dan depresi.

Sebutlah A, anak perempuan kelas 8 SMP, sebelumnya dikenal oleh teman-temannta begitu riang. Saya juga melihatnya begitu. Sering menyapa pada saat berpapasan. Malah lebih sering mengajak berjalan beriringan dan ada saja pertanyaan yang disampaikan.

Saya tau, apa yang dilakukan itu hanya basa basi agar lebih memperhatikan dia. Matanya begitu berbinar pada saat bertanya dan bercerita.

Pada suatu ketika teman sekelas A mendekati saya dan berbisik, "Pak, A anu..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun