Mohon tunggu...
Arif Mubarok
Arif Mubarok Mohon Tunggu... Dosen - Assalamualaikum

Mahasiswa Program Magister Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2016

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Generasi Menunduk

16 Maret 2017   21:08 Diperbarui: 16 Maret 2017   21:11 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Semakin kedepan kemajuan teknologi semakin canggih. Hal-hal yang dulu hanya sebatas khayalan dan hanya ada di film kini menjadi kenyataan. Dulu untuk melihat waktu seseorang memerlukan jam, untuk mengabadikan suatu momenvmemerlukan kamera, untuk menghitung memerlukan kalkulator, tapi sekarang hanya dengan sebuah alat bernama smartphone, kebutuhan manusia dapat terpenuhi tanpa bersusah payah membawa berbagai macam alat.

Hadirnya smartphone seharusnya mampu meningkatkan produktifitas manusia, melihat dari berbagai kecanggihan yang ada di dalamnya. Kecanggihan tersebut mampu mempermudah pekerjaan, mengefisiensikan waktu, dan meningkatkan kreatifitas manusia. 

Namun, sangat disayangkan tidak semua orang mengerti akan kecanggihan yang ada pada smartphone. Kebanyakan pengguna smartphone lebih berfokus untuk mengikuti trend, selalu update akan model-model smartphone terbaru tanpa tahu fasilitas apa yang ada di dalamnya. Bahkan, rata-rata kaum hawa pengguna smartphone hanya tertarik pada kamera yang ada pada sebuah smartphone ketimbang fitur lainnya. Hal ini dapat dilihat dari semakin ramainya produsen smartphone yang berlomba-lomba menawarkan kecanggihan fitur kamera.

Penyalahgunaan smartphone juga banyak terjadi pada para remaja. Smartphone lebih sering digunakan untuk mengakses sosial media, bermain game dan melakukan hal-hal memalukan seperti yang sedang ramai dilakukan oleh remaja masa kini hanya demi eksis di sosial media. Hampir semua aktifitas pada smartphone membutuhkan akses internet. Untuk memperoleh akses internet memerlukan adanya kuota dari provider kartu layanan. Begitu intensnya para pengguna smartphone otomatis akan banyak pula kuota internet yang terpakai.

Alhasil, manfaat smartphone yang seharusnya meningkatkan produktifitas malah menjadikan penggunanya semakin konsumtif. Sehingga muncul istilah saat ini, kebutuhan manusia bukan hanya sandang, pangan dan papan, tetapi bertambah satu lagi yakni colokan (segala hal yang berhubungan dengan smartphone).

Hadirnya smartphone seharusnya men”smart”kan penggunanya. Tetapi keadaannya saat ini smartphone seolah membodohi manusia. Semakin canggih fitur yang ditawarkan semakin manusia keranjingan bermain smartphone hingga lupa waktu. Smartphone telah membawa seseorang untuk hidup di dalam dunia maya dan melupakan dunia nyata. Manusia lebih sering menunduk menghadapi smartphone masing-masing untuk eksis dan berinteraksi dengan orang lain melalui sosial media namun lingkungan sosialnya terabaikan. Bisa jadi karier di dunia mayanya cerah namun karier di dunia nyata tidak sebagus dunia mayanya.

Memang hadirnya smartphone juga tidak dapat dihindari. Menghindari hadirnya smartphone artinya juga menghindari kemajuan zaman. Namun kemajuan yang diharapkan adalah kemajuan dalam tujuan perbaikan. Masing-masing orang harus bisa menyaring dan membatasi mana yang bermanfaat dan mana yang tidak. Jadikan smartphone sebagai sebuah kebutuhan bukan sebuah keinginan, karena segala hal yang berhubungan dengan keinginan (hawa nafsu) tidak akan pernah ada habisnya.

Penulis di sini bukanlah orang suci yang sudah bijak dalam menggunakan smartphone. Namun penulis mencoba untuk menyadarkan sesama pada umumnya dan diri sendiri khususnya. Jangan sampai generasi kita dan seterusnya dikenang sebagai “generasi menunduk”. Semoga kita bisa menjadi lebih bijak lagi dalam mengikuti perkembangan zaman dan teknologi, serta mampu lebih produktif lagi seiring perkembangan zaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun