Semburat berkas purnama menerawang rindang tajuk cemara
Berselimut kabut dengan kesendirian yang makin tak tercabut
Seni sepi buah karya sang Illahi
Dirundung sepi berbuah sedih yang makin menjadi
Semburat berkas purnama menerawang rindang cemara
Membiaskan embun memantulkan cahaya yang meluka
Menggores, memberi luka menganga
Berujung derita, lahir dengan tak semestinya
Semburat berkas purnama menerawang rindang cemara
Bukan
Ia bukanlah purnama
Purnama adalah hangat teduh sumber bahagia
Ia hanya menyerupa purnama
Benderang menyilaukan pemberi luka.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!