Mohon tunggu...
Arif L Hakim
Arif L Hakim Mohon Tunggu... Konsultan - digital media dan manusia

digital media dan manusia

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menikmati Kupat Tahu Terlezat di Markasnya

6 Mei 2014   19:45 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:48 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_306215" align="aligncenter" width="512" caption="Kupat Tahu Juara 1 Se-Magelang"][/caption]

Siapa yang belum pernah merasakan kupat tahu?

Bagi yang belum berkenalan, makanan ini berisi bahan-bahan khas seperti ketupat, tahu, kol, dan tauge yang disiram bumbu sedap hasil perpaduan kacang, bawang putih, gula jawa, lengkuas, dan daun salam.

Kupat tahu menjadi menu khas saat berkunjung ke Magelang. Rasanya tak lengkap mencicipi kupat tahu spesial langsung di markasnya kalau menyambangi daerah ini. Warung penyedia kupat tahu tersedia di sudut-sudut wilayah Magelang. Harganya relatif murah, tapi rasanya mewah.

Saat saya berkunjung ke Candi Borobudur, Magelang, perut yang memberontak sudah tak terbendung lagi untuk segera dipenuhi hajatnya. Akhirnya setelah memacu kendaraan di sebelah barat Pasar Borobudur kemudian melintas di Jalan Syailendra raya, saya menjumpai sebuah warung kupat tahu Lezzzaatt.

Bangunan warung kupat tahu Lezzzaatt terlihat bersih dan mentereng, apalagi dengan dominasi warna cerah dan bangunan baru yang mewadahinya.

[caption id="attachment_306221" align="aligncenter" width="512" caption="Warung Kupat Tahu Lezzzaatt"]

13993546061337563025
13993546061337563025
[/caption]

Dengan sangat bernafsu, saya langsung memesan seporsi kupat tahu, menu utama warung ini.

“Cabenya berapa Mas?”, tanya sang penjual.

“Ah, ini! Pertanyaan khas saat memesan kupat tahu. Cabenya dua aja mas.”, aku berseru.

Biarpun kupat tahu terkesan makanan ndeso (dan saya bangga dengan hal-hal ndeso), tapi pelayanan yang diberikan di warung ini sangat profesional. Keramahan penjual dan warung yang seolah higienis membuat saya kagum. Dan semakin membuat nafsu makan meningkat.

[caption id="attachment_306222" align="aligncenter" width="512" caption="Pelayanan prima di warung kupat tahu Lezzzaatt (dok. pribadi)"]

1399354656539044536
1399354656539044536
[/caption]

Tak seberapa lama kemudian, kupat tahu yang diidamkan datang. Ketupat yang empuk, tahu hangat yang masih mengepul, dengan aroma bumbu yang menusuk hidung seolah membuat usus di perutku berdemo ingin segera mencicipi seporsi kupat tahu yang ‘nyempluk’ di hadapan mata.

[caption id="attachment_306223" align="aligncenter" width="640" caption="Kupat Tahu Lezzzaatt (dok. pribadi)"]

1399354702769035493
1399354702769035493
[/caption]

Satu suapan mulai kulakukan.

Woooh… nikmat! Sedaaap!

Dua-tiga suap, hingga tak terhitung berkali-kali suapan.

Sampai akhirnya suapan terakhir, seolah tak ingin selesai makan kupat tahu ini, saya ikut ‘nguyup’ kuah kupat tahu.

Lezzzaatt! Pas dengan nama warungnya.

Rasanya sangat juara!

Tak heran, kupat tahu lezzzaatt ini menjadi juara saat ada kompetisi kupat tahu sekabupaten. Berikutnya, kupat tahu lezzzaatt menjadi wakil Magelang di festival kuliner tingkat propinsi di Semarang.

“Pas di Semarang banyak juga bule yang mencicipi Mas, katanya rasanya enak.”, kata Mas penjual yang selalu tersenyum manis.

[caption id="attachment_306225" align="aligncenter" width="640" caption="Bukti bahwa Kupat Tahu Lezzzaatt Juara 1 (dok. pribadi)"]

1399354775841822108
1399354775841822108
[/caption]

Rasanya dengan merogoh kocek hanya Rp 8.000,- untuk seporsi kupat tahu juara ini terlalu banyak bonus yang saya dapatkan. Bagi saya, fungsi makanan yang utama ya untuk dimakan. Nah, kalau bisa saat dimakan rasanya juga enak. Syukur-syukur harganya terjangkau.  Tapi selesai makan kupat tahu Lezzzaatt ini, bukan hanya tiga kriteria tersebut yang saya dapatkan, saya juga merasakan pelayanan prima, dan ikut bangga karena mencicipi makanan yang menjadi juara di markasnya.

Saya jadi penasaran, makanan khas nusantara jangan-jangan menjadi primadona dunia.  Terus, bumbu-bumbu racikan nasional mungkin diburu oleh chef-chef internasional. Karena selain punya karakter yang khas, rasanya juga memang juara.

Selamat makan siang :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun