Kerajaan atau Kedatuan Selaparang Islam terkenal berasal dari Pulau Lombok (Saat ini masuk Provinsi NTB). Sebelumnya, nama Selaparang diteruskan dari nama kedatuan atau Kerajaan Selaparang Hindu yang eksis pada abad ke-13 hingga 14 di bawah Kerajaan Majapahit.
Kelahiran dan Masa Keemasan Kedatuan Selaparang Islam
Menurut banyak sumber, Kerajaan atau Kedatuan Selaparang Islam berdiri pada abad ke-16. Pemimpin atau Raja pertamanya Bernama Sayyid Zulqarnain (Syaikh Abdurrahman) yang bergelar Sultan Rinjani dan Datu Selaparang. Sayyid Zulqarnain diketahui anak dari pasangan Ghaus Adurrazzaq (Mubaligh asal Kota Baghdad) dengan seorang putri Kerajaan Sasak (keturunan Raja pulau Lombok). Selain Sayyid Zulqarnain, Ghaus Adurrazzaq memiliki putri yang Bernama Syarifah Lathifah yang dijuluki Denda Rabi'ah.
Kedatuan Selaparang Islam diklaim sebagai Kerajaan yang pertama kali menerima Islam di Lombok. Kedatuan Selaparang menjadi pusat kerajaan Islam di Pulau Lombok di bawah pemerintahan Prabu Rangkesari. Pada masa itu, Sunan Prapen datang ke Kerajaan Selaparang, sejak saat itu Islam semakin menjiwa dalam kehidupan masyarakat Pulau Lombok.
Selain itu, saat kepemimpinan Prabu Rangkesari, kedatuan Selaparang Islam mencapai masa keemasan dikarenakan diklaim menguasai seluruh daerah Pulau Lombok. Kerajaan Selaparang juga terkenal tangguh di darat maupun laut. Bahkan, Prabu Rangkesari memindahkan ibu kota dari Teluk Lombok ke Desa Selaparang yang merupakan pedalaman di dataran perbukitan dengan tujuan mendeteksi semua gerakan mencurigakan di laut.
Raja Kedatuan Selaparang selanjutnya adalah Sri Dadelanatha. Pelantikannya dilakukan pada tahun 1630 Masehi. Diketahui, Sri Dadelanatha mendapatkan gelar sebagai Dewa Meraja di Sumbawa Barat yang saat itu menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Selaparang.
Kemunduran Kedatuan Selaparang Islam
Setelah Sri Dadelanatha turun tahta, naiklah Pemban Aji Komala sebagai raja Kedatuan Selaparang pada tahun 1648 Masehi. Pemban Aji Komala sendiri merupakan gelar Pangeran Pemayaman setelah menjadi Sultan Kedatuan Selaparang yang memerintah semua wilayah Pula Lombok dan Sumbawa. Dalam versi Babad Selaparang, yang dinobatkan pada tahun tersebut bernama Pemban Kertabumi.
Dikabarkan, di zaman (Abad ke-17) itu Kedatuan Selaparang mengalami kemunduran. Di antara penyebnya adalah ada perselisihan atau konflik internal antar golongan bangsawan dan serangan dari luar, terutama Kerajaaan-kerajaan dari Pulau Bali yang berusaha memperluas kekuasannya.