Mohon tunggu...
Arifin Indra Sulistyanto
Arifin Indra Sulistyanto Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati * Narasumber * Konsultan * Advisor * Assessor * Ilustrator

Telah belajar dan mengalami, terus belajar untuk mengerti dan memberi, ijinkan hamba berbagi literasi , menanti hingga datangnya senja hari. Menulis ibarat melukis kata dengan kuas, media kertas bagai kanvas, fiksi adalah warna bebas. Hitam dan putih adalah fakta dengan batas tegas.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Indonesia: Beban Agraris

24 Juni 2022   14:49 Diperbarui: 28 Juni 2022   13:23 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerbau Membajak Lahan Pertanian. Dok Pribadi

1.  Menghasilkan produk pertanian untuk mendukung  ketahanan pangan nasional.

  • Sebuah tantangan yang tidak mudah, karena terjadi penyusutan areal pertanian (menjadi hunian dan komersial), menyebabkan area lahan pertanian per petani menjadi sempit (man-land ratio rendah),  seluas 360 meter persegi per petani
  • Kondisi menjadi semakin diperparah karena ketrampilan petani rendah dan produktivitas yang rendah
  • Perlu teknologi tepat guna di bidang pertanian.

2.  Mensejahterakan kehidupan petani.

  • Mengentaskan petani dari level marginal memerlukan insentif secara riil
  • Diperlukan kebijakan keberpihakan dan affirmative action
  • Perlu digalakkan nilai tambah di sektor hilir (down stream), meningkatkan komoditi ekspor dan pelatihan.

3.  Melakukan aktifitas pertanian sekaligus menjaga lingkungan.

  • Kebutuhan lahan  dipenuhi dengan cara konversi lahan  perlu terlebih dahulu  pengkajian dikaitkan dengan manfaat komersial, sosial-ekonomi dan lingkungan
  • Alih fungsi lahan pertanian (sawah) menjadi perkebunan (kelapa sawit), adalah contoh dilematis jika ditinjau dari aspek biodiversity (menurun), produksi pangan (menurun), dan keberagaman ekosistem (menurun). Sebaliknya, berhasil meningkatkan taraf hidup petani sawit.

Sebenarnya apa saja ciri-ciri sektor pertanian ?

Apa saja akar masalahnya ?

Lahan Pertanian Bertingkat. Dok : Pribadi
Lahan Pertanian Bertingkat. Dok : Pribadi

Berikut ini adalah jawaban atas dua pertanyaan tersebut :

1.  Risko on farm (budidaya) relatif tinggi.

  • Banyak faktor (bibit, pupuk, insektisida, unsur hara tanah, iklim, suhu) yang harus dipantau oleh petani sepanjang masa tanam hingga panen.
  • Margin of error terlalu kecil, jika terjadi kesalahan, menyebabkan potensi kerugian.
  • Perlu pengetahuan, ketrampilan teknis untuk mengelola semua faktor tersebut.

2.  Hasil panen budidaya pertanian, gampang rusak

  • Hasil panen sangat mudah rusak (perishable), penurunan kualitas sangat drastis
  • Penyusutan rata-rata 10 persen, jika salah penanganan pasca panen dapat menyebabkan kerugian
  • Perlu pengetahuan, ketrampilan teknis dan infra struktur ruang penyimpanan yang memadai.

3.  Profit margin produk pertanian rendah

  • Menyebabkan taraf hidup petani rata-rata marginal, tidak ada akumulasi asset yang berarti
  • Petani yang relatif sukses adalah petani yang menghasilkan komoditi ekspor

4.  Nilai Tukar Petani rendah dan daya tawar petani rendah.

  • Artinya hasil pertanian tidak mencukupi untuk menghidupi secara layak.
  • Akibatnya taraf hidup petani termarginalkan sejak awal.
  • Perlu kebijakan insentif dan keberpihakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun