Â
Metode
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka. Data diperoleh dari sumber sekunder berupa jurnal ilmiah, buku sejarah, artikel akademik, dan dokumen resmi terkait Islam Nusantara.
Teknik analisis menggunakan content analysis, dengan menekankan pola interaksi Islam dengan budaya lokal. Analisis ini memungkinkan peneliti mengidentifikasi corak Islamisasi yang khas di Nusantara, seperti melalui jalur perdagangan maritim (Basri, 2018), peran kerajaan-kerajaan Islam (Yusof, 2020), serta peran ulama dalam mengembangkan pendekatan dakwah kultural (Huda, 2021).
Hasil dan Pembahasan
 Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara
Abad ke-7 M:Â Kontak awal antara pedagang Arab dengan penduduk pesisir Sumatra. Catatan Tiongkok mencatat keberadaan komunitas Muslim di pantai barat Sumatra (Rijal, 2020).
Abad ke-13 M:Â Berdirinya Kesultanan Samudera Pasai menjadi tonggak penting penyebaran Islam. Pasai juga dikenal sebagai pusat studi Islam yang melahirkan jaringan ulama Asia Tenggara (Yusof, 2020).
Abad ke-15--16 M: Peran Walisongo di Jawa sangat menentukan. Mereka menggunakan pendekatan kultural---wayang, gamelan, arsitektur masjid tradisional---sebagai media dakwah (Zuhdi, 2019).
Perkembangan sosial:Â Islam tersebar melalui pesantren, perkawinan antara pedagang Muslim dengan penduduk lokal, serta pengaruh tasawuf yang menekankan spiritualitas dan harmoni (Basri, 2018).
Abad ke-17 M:Â Kerajaan-kerajaan besar seperti Aceh, Demak, Mataram, Ternate-Tidore, dan Gowa-Tallo memperkuat Islam sebagai kekuatan politik regional, sekaligus menghubungkannya dengan jaringan global dunia Islam.