Nah, lagu dalam film itu -yang berjudul 'Badai Pasti Berlalu' mampu menghipnotis masyarakat pemerhati, pecinta, penikmat musik, dan seniman dari generasi ke generasi.
Soundtrack 'Badai Pasti Berlalu' bagaikan sihir merasuki jiwa orang tua dan muda di zaman itu. Entah berapa kali saya beli. Masih berupa kaset di Toko Apolo, Surabaya hingga CD di Mangga Dua, Jakarta.
Ada satu cerita tersembunyi dibalik pemilihan penyanyi asli 'Badai Pasti Berlalu' yang sempat diwarnai perdebatan, yakni saat Eros Djarot berkeyakinan bahwa Berlian Hutauruk adalah sosok yang tepat untuk membawakan lagu ini.
Namun, Teguh Karya sang sutradara menolak karena ia lebih menyukai karakter vokal Anna Manthovani.
Perdebatan pun membuat Eros berkeinginan mengundurkan diri dari project besar 'Badai Pasti Berlalu' kala itu dan Teguh pun akhirnya mengalah.
Lagu terkenal dan legendaris 'Badai Pasti Berlalu' tahun ini memasuki usia hampir lima dekade. Lagu yang dikenal memiliki lirik indah dan aransemen serta melodi megah ini, pernah dinobatkan oleh Rolling Stone Indonesia sebagai lagu terbaik sepanjang masa.
Tidak salah jika Rolling Stone Indonesia mencatatkan sejarah 'Badai Pasti Berlalu' sebagai lagu Indonesia terbaik sepanjang masa pada pertengahan tahun 2009.
Hal ini terbukti prestasi yang turut dicapai oleh lagu ini pun terus mengalir sepanjang masa, salah satunya 'Nominasi Original Soundtrack Film Terbaik Tahun 2021', dalam aransemen baru yang sukses digarap oleh Grup Band Pop Noah.
Erros Djarot adalah romansa yang tak lekang oleh waktu. Dia menjadi sutradara ilm Tjoet Nja' Dhien, biografi sejarah tahun 1988.
Dibintangi oleh Christine Hakim sebagai Cut Nyak Dien, dan pernah memenangkan Piala Citra sebagai Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 1988. Film ini menjadi film Indonesia pertama yang diputar di Festival Film Cannes.