Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sisi Lain, Melihat Kejadian Positif Supaya Produktif

24 Maret 2018   18:48 Diperbarui: 24 Maret 2018   20:21 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konsumen Arab Saudi menyukai produk merek dari Indonesia (Dok Pribadi)

Sabtu, 24 Maret 2018 hari ke sepuluh saya berada di tanah air Indonesia sepulang melaksanakan Umrah. Hari ini barulah serius membuka dan membaca koran setelah terbuai menulis catatan perjalanan.

"Jaga Suasana Tetap Tenang" tulis judul berita utama (headline) salah satu suratkabar Nasional. Syaraf mata masih segar, apalagi pulang dari sholat subuh di masjid terdekat. Belum baca isinya, tapi khusus judul tersebut sempat mengulang sebanyak tiga kali.

Lagi ada apa sih negara ini? Emang, tanah tumpah darah Indonesia sedang tegang?

Setelah membaca badan berita maka perasaan sedikit agak mereda. Intinya, dua organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menyerukan agar semua pihak menjaga suasana tetap "dingin" (asli ada tanda kutipnya) menyambut Pemilihan Kepala Daerah 2018 dan Pemilihan Umum 2019.

Dua perhelatan politik itu seyogianya dijaga agar tetap berada dalam koridor keindonesiaan demi mendorong kemajuan, kesejahteraan, dan menjaga keutuhan Indonesia.

Ooalaaa, ya sudah! InsyaAllah Indonesia aman-aman saja!

***

Ada sesuatu ingin saya bagikan. Ketika berhaji [1996], lalu beribadah umrah [2015] beberapa produk air mineral dalam kemasan di tanah suci dan sekitarnya menggunakan nama-nama lokal, Moya atau Nahl, dan lain-lain. Saya paling suka Moya karena dalam bahasa Arab, moya itu artinya air.

Tahun 2018 diberi kesempatan Allah kembali umrah , Alhamdulillah dapat bonus kunjungan ke Mesir berlanjut Palestina dan di Al Aqsha serta napak tilas jejak para Nabi dan para sahabatnya. Eh, merk air mineral menjadi lebih bervariasi. Malahan banyak brand Indonesia: Aqua -maaf, tidak sedang promosi. Sebagian saham produk tersebut kini dimiliki perusahaan multinasional Prancis.

Dua kali transit di bandara Jeddah hanya sebentar -tiba dari Singapura dan dari Kairo, ada juga merek "turunan" Aqua yang di belakangnya ditambahi nama-nama lain. Bandara King Abdul Azis merupakan bermuaranya penerbangan international. Jadi merk yang saya sebut tadi sudah merajalela.

Air dalam kemasan serupa merek produk Indonesia (Dok Pribadi)
Air dalam kemasan serupa merek produk Indonesia (Dok Pribadi)
Ini fakta. Orang-orang Arab Saudi dan Timur Tengah keranjingan dengan merek dari Indonesia.

Produk UKM

Mengunjungi Hebron, salah satu Kota di Palestina, sempat mampir ke sebuah sentra menjual bermacam oleh-oleh. Benda-benda ini, mulai dari gelang-cincin-kosmetik-tas-syal Palestina-minyak zaitun, yang diproduksi warga Palestina. Harganya relatif terjangkau. Beli 2 dapat 3.

Sekonyong-konyong ingatan menuju Surabaya, tempat saya bermukim. Di Kota Pahlawan ini sentra UKM tumbuh subur. Banyak dijumpai sentra UKM di kecamatan-kecamatan. Menurut catatan ada 8.656 UKM yang sudah bergabung dalam komunitas Pahlawan Ekonomi yang digagas Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Dari jumlah tersebut 99 produk usaha unggulan sudah dijual di pasar internasional.

Entah lebih dahulu mana berdiri, sentra UKM di Hebron atau sentra UKM Surabaya. Namun yang pasti model usaha gotong royong seperti ini secara ekonomi pasti menguntungkan.

Gelas minum (muk) produk UKM warga Palestina (Dok Pribadi)
Gelas minum (muk) produk UKM warga Palestina (Dok Pribadi)
Salah seorang pengelola sentra UKM (Usaha Kecil Menengah) di Hebron menyampaikan informasi kepada calon pembeli, semua hasil penjualan termasuk keuntungan akan dikembalikan untuk masyarakat Palestina. Kepada jamaah diberi kebebasan memilih, menyalurkan donasi langsung atau membeli barang lewat sentra UKM.

"Palestina dan Indonesia adalah sahabat," katanya dalam bahasa Indonesia. Setiap kali bicara Palestina dan menyebut Indonesia, telunjuk jari tangannya disejajarkan. Mencerminkan betapa akrab hubungan Indonesia dengan Palestina.

Dunia internasional memang selalu mengapresiasi komitmen Indonesia dalam hal mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Indonesia memiliki peran penting dalam menyelesaikan konflik antara Palestina dan Israel.

Pemerintah Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa OKI di Istambul Turki (13/12/2017) mengajak anggota Organisasi Kerjasama Islam menolak langkah Amerika Serikat yang mengakui Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Di Jakarta  Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia Taher Hamad menyampaikan terima kasih atas dukungan rakyat dan pemerintah Indonesia. Persoalan Palestina bukan masalah agama karena berdasarkan sejarah justru menjadi tempat berkembangnya tiga agama besar dunia, yakni Islam, Yahudi, dan Kristen.

Indonesia, meskipun tidak bisa diukur dari banyaknya merk air kemasan, menurut saya sungguh semakin berkilau. Berjumpa orang-orang berseliweran di Mekah, Madinah, Mesir, dan Palestina, hanya dengan melihat kopiah yang dipakai jamaah Indonesia, sekali tempo mengangkat bahunya lalu berkata, "Indonesia".

Seorang Mubalig asal Pasuruan (Jawa Timur), Mohammad Masyhud S,Ag pernah menyampaikan tausiah dialog antara Rasululloh Muhammad Saw dengan Malaikat Jibril As,

Rosul : "Wahai Jibril ada berapa banyak sayapmu?"

Jibril : "Ada 1000. Lalu setiap sayap ada ribuan jari"

Rosul : "Apa tugasnya?"

Jibril : "Menghitung air hujan"

Air hujan adalah sumber kehidupan, maka Jibril melaporkan kepada Allah berapa banyak hasil tangkapannya disampaikan kepada mahluk hidup.

Rosul : "Lalu apa lagi?"

Jibril : "Menghitung pohon-pohon yang ditebangi secara liar oleh manusia" 

Menurut Jibril pohon juga sumber kehidupan.

Rosul : "Terus, apa lagi?"

Jibril : "Ada satu hal tidak bisa saya lalukan, wahai Muhammad. Menghitung pahalanya orang yang istiqomah bersholawat padamu"

Sholawat merupakan sumber cahaya kehidupan.

Melihat kejadian positif supaya produktif, lebih masuk akal dari pada sekadar berkhayal. Berkilau itu pasti bersumber dari cahaya. Cahaya bagi saya adalah mencerminkan energi produktivitas.  

Mencermati sisi lain perjalanan di atas, Indonesia bisa dikatakan berkilau. Boleh disebut sebagai potensi penebar energi produktivitas. Produk cahaya yang damai. Damai untuk Indonesia, damai bagi dunia. Buat siapa saja, termasuk damai di dunia maupun di akhirat.

Semoga kedamaian dapat dimulai dari dalam. Dari pribadi masing-masing. Rasanya ini paling penting.

Salam ya...!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun