Mohon tunggu...
Arifin Basyir
Arifin Basyir Mohon Tunggu... Dokter - Pensiun PNS

Pernah aktif sbg bloger kompasiana sejak awal berdiri dibawah kendali Pepih Nugraha dan Iskandar Zulkarnain 'Isjet'. Sudah lebih dari 100 judul artikel ada di kompasiana. Sebagai upaya ikut melek IT meski pada dasarnya gaptek. Seiring dengan kemajuan IT semakin cepat dan nyaris sempurna melakukan moderasi sistem, gaptekku semakin jelas tidak mampu mengikuti totorial yang waktu itu sering diberikan. Alhasil 'terdepak keluar sistem' tidak bisa lagi masuk dalam mekanisme mesin modurasi IT yg semakin canggih. Kini tinggal menjadi kenangan sbg anggota pasif saja

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Selamat Datang MRT

27 Maret 2019   11:38 Diperbarui: 27 Maret 2019   12:00 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Terobosan teknologi transportasi masa kini telah hadir memenuhi dan melengkapi serta menyempurnakan budaya kebutuhan hidup manusia. Budaya sebagaimana difinisinya adalah segala upaya msnusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini kebutuhan mobilitas dengan transportasi menggunakan alat produk teknologi. 

Mobilitas manusia tanpa disadari banyak mengintervensi lingkungan hidupnya jauh  memasuki dan menyita habitat makhluk lainnya. Hutan berkurang menjadi lahan perkebunan dan pertanian, eksploitasi rambang bahkan hunian  pemukiman dan kebutuhan hidup lainnya. 

Jakarta pada jaman purba tentu juga hutan belantara yang dihuni berbagai makhluk hidup selain manusia. Bangsa hewan dan tumbuhan telah tersingkir entah kemana. Tidak itu saja makhluk lain yang selama ini dianggap benda mati tetapi mempunyai dinamika kehidupan, yaitu air kehilangan habitatnya. 

Nama-nama daerah hunian dan pemukiman penduduk masih erat kaitannya dengan nama habitat air. Sebut saja misalnya Kampung Pulo, Kampung Sawah,  Muara Angke, Penjernihan, Penjaringan, dll. 

Banyak bantaran sungai dipenuhi dengan pemukiman dan berbagai aktivitas manusia. Bertahun-tahun Jakarta membangun fasilitas jalan raya , jalan layang, jalan lorong, dsb. Nyaris tidak pernah terdengar membangun jalan air baru. Sementara itu habitat air makin tersita dan air terusir kemana-mana. 

Jakarta banjir sudah tidak asing lagi. Banjir bandang juga pernah terjadi. Fakta sejarah masih segar dalam ingatan, jebolnya waduk penampungsn air di perbatasan Jakarta dan Tangerang beberapa tahun yang lalu. 

Satu lagi kini hadir dengan dibuatnya jalur MRT bawah permukaan tanah. Meski tentu sudah melalui berbagai pethitungan dan survei keamanan. Bebas dari ancaman serangan banjir yang sewaktu-waktu melanda Jakarta. 

Berharap semoga makhluk 'hidup' yang bernama a i r, tidak iri dengki melihat ulah manusia yang tidak pernah membuatkan jalan air menuju habitat utamanya di laut. Mungkin selama ini air hanya sedikit marah membanjiri Jakarta akibat habitat transitnya tersita oleh kebutuhan manusia. 

Semoga dengan datangnya MRT yang sebagian jalurnya dibawah permukaan tanah, tidak menyaingi jalan air yang patuh dengan kodratnya selalu lewat di bagian terendah permukaan bumi.

Semoga air tidak marah dan menyerang masuk jalur MRT dengan berbondong-bondong atas nama banjir yang dudah akrab dengan kehidupan Jakarta. 

Semoga air tidak berulah dengan sumpah serapah menjadikan MRT menjadi 'MRT' 'Modar Raya Transportasi'. Moda Transportasi yang membunuh penumpangnya akibat musibah banjir. Ingat banjir yang menyerang Jakarta beberapa waktu yang lalu masuk rusng bawah tanah gedung UOB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun