Mohon tunggu...
Arif Gunawan
Arif Gunawan Mohon Tunggu... Guru - GURU KELAS SDN DARUSSALAM

Saya adalah guru kelas Sekolah Dasar yang saat ini mengajar di kelas atas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi antar Materi Modul 3.3

5 Juni 2023   13:00 Diperbarui: 5 Juni 2023   13:10 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3

PENGELOLAAN PROGRAM SEKOLAH YANG BERDAMPAK PADA MURID

 

Arif Gunawan, S.Si

CGP Angkatan 7 Kota Tangerang

SDN DARUSSALAM

 

KEGIATAN REFLEKTIF TENTANG PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

Modul 3.3 Pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid merupakan modul terakhir dalam Pendidikan guru penggerak Angkatan 7. Dari paket modul 1 dan 2 sebelumnya, kita telah belajar bahwa murid harus menjadi dasar bagi semua pengambilan keputusan yang kita buat di sekolah. Melalui filosofi dan metafora "menumbuhkan padi", Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Dengan demikian, saat kita merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama. Berikut adalah reflektif saya terhadap program yang berdampak pada murid yang dibahas pada modul 3.3

  • Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?

Setelah mempelajari modul 3.3 Pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid, saya mendapatkan banyak hal menarik dan memberi kesan tersendiri pada diri saya, dari modul ini semakin membuat saya menyakini, bahwa program yang di jalankan sekolah harus melibatkan dan memperhatikan suara atau pendapat para murid. Karena pada dasarnya murid memiliki potensi yang dapat digali dengan menampung ide dan gagasan kreatif yang keluar dari suara mereka, Dengan adanya ide dan gagasan tersebut kita dapat mengembangkan aset atau modal yang dimiliki sekolah dalam membuat program-program yang berdampak bagi murid. Sebelum mempelajari modul 3.3, program-program sekolah biasanya hanya dibuat oleh kelompok guru dan kepala sekolah melibatkan stakeholder dan jarang meminta masukan atau suara dari murid itu sendiri dengan adanya modul 3.3 saya belajar untuk mengakomodasi suara murid dalam menyusun program-program sekolah, maka setelah mempelajari modul ini juga saya  berusaha mendengar suara anak untuk dipilih dan dipublikasikan untuk menjadi program kepemilikannya.

  • Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?

Pada modul 3.3 tentang pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid ini, Kita semua tentu sepakat bahwa murid-murid kita dapat melakukan lebih dari sekedar menerima instruksi dari guru. Mereka secara alami adalah seorang pengamat, penjelajah, penanya, yang memiliki rasa ingin tahu atau minat terhadap berbagai hal. Lewat rasa ingin tahu serta interaksi dan pengalaman mereka dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, mereka kemudian membangun sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas. Dengan kata lain, murid-murid   sebenarnya memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri.

Menurut Ki Hajar Dewantara, bahwa pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat). Melalui filosofi dan metafora "menumbuhkan padi", Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Dan inilah sejatinya pendidikan yang memerdekakan manusia. Menjadikan murid sebagai subyek pembelajaran bukan sebagai obyek pembelajaran, karena sejatinya murid memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri.

Murid dapat kita tumbuhkan untuk menjadi pemimpin dalam proses pembelajarannya, dan guru memiliki peran mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat agar kita dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. konteks dan kebutuhannya serta mengurangi kontrolnya terhadap mereka. Dengan peran tersebut maka murid akan memiliki apa yang disebut dengan "agency". Menurut Bandura bahwa ada empat sifat inti dari human agency yaitu intens,visi,aksi dan refleksi.

Pada dasarnya kepemimpinan murid merupakan kemampuan murid dalam mengungkapkan gagasan-gagasan yang mengarahkan proses pembelajarannya sendiri, mengkomunikasikan gagasan dan membuat pilihan-pilihan dalam proses pembelajaran. Pada saat murid saat menjadi pemimpin/student agen, sebenarnya mereka memiliki suara(voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembeajarannya sendiri. Kepemimpinan murid dapat tercapai jika pendidik dapat mendorong munculnya tiga aspek tersebut.Pendidik hanya menfasilitasi dengan mencipatakan lingkungan yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid. Dengan tumbuhnya kepemimpinan murid maka visi Indonesia untuk menciptakan profil Pancasila pada diri murid pun akan tercapai. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya dukungan lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid dan peran keterlibatan komunitas dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.

  • Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya?

Setelah mempelajari modul 1, 2 dan 3 banyak keterkaitan yang dapat kita lihat dan saling terhubung antar materi. Seperti modul 1.1 tentang filosofi dan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat hal inilah yang menjadi alasan untuk kita membuat program yang dapat membahagiakan murid sesuai dengan kodratnya. Pada Modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak juga mengajarkan kita untuk selalu berpihak pada siswa dalam menerapkan nilai dan peran dalam setiap program yang akan kita jalankan. Pada modul 1.3 tentang Visi Guru penggerak, kita harus bisa membuat visi yang melibatkan aktif siswa dalam setiap kegiatan yang akan kita wujudkan demi keberpihakan kita terhadap siswa dengan Prakarsa perubahan yang dibuat dengan tahapan BAGJA. Dan untuk itu pada modul 1.4 tentang budaya positif juga mengajarkan kita untuk membuat lingkungan yang positif dengan nenanamkan nilai- nilai kebajikan dalam setiap program yang akan dijalankan.

Sedangkan keterkaitan modul 3.3 dengan modul 2.1 dan 2.2 sebagai guru penggerak kita harus bisa mengakomodir kebutuhan siswa yang beragam lewat program-program yang dapat mengembangkan minat dan bakat siswa dengan pembelajaran berdiferensiasi dan KSE. Modul 2.3 juga mengajarkan kita bagaimana cara menggali potensi siswa dengan suara atau ide-ide mereka dengan proses coaching untuk dapat membantu kita membuat program yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Modul 3.1 juga mengajarkan kita bagaimana membuat keputusan dalam membuat program yang berdampak bagi murid dengan memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal dan modul 3.2 sebagai seorang pemimpin kita harus dapat mengelola sumber daya atau aset yang dimiliki oleh sekolah untuk membuat program-program sekolah yang berdampak bagi murid seperti yang dipelajari di modul 3.3.

  • Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?

Setelah melihat keterkaitan antara modul-modul yang ada pada program guru penggerak, membuat saya sadar bahwa program-program yang kita buat baik sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah maupun di komunitas harus berdampak positif bagi murid dengan meneladani dan menerapkan filosofi Ki Hadjar Dewantara kita sebagai pemimpin harus mampu menerapkan nilai dan perannya secara baik sehingga bisa menjadi agen perubahan dalam dunia pendidikan dengan visi yang akan kita jalankan demi keberpihakkan terhadap murid dan menciptakan lingkungan budaya positif di sekolah.

Menciptakan program-program yang dapat mengakomodir bakat dan minat siswa dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan juga pembelajaran sosial emosional serta Dengan perannya guru Menyusun program dengan mempertimbangkan suara murid direncanakan melalui tahapan BAGJA, dilaksanakann dengan melibatkan peserta didik secara langsung dan setelahnya dievaluasi melalui 9 langkah tahapan pengujian dan pengambilan keputusan. Berdasarkan langkah program yang direncanakan sekolah akan memberikan dampak yang positif pada peserta didik. Dari hal tersebut saya sebagai guru penggerak mengimplementasikan suara murid untuk menyusun suatu program yang nantinya saya harapkan kedepannya akan memberikan dampak positif kepada murid. Adapun program tersebut merupakan program kokikuler yang merupakan program pembiasaan literasi yang saya beri nama PROLIT (Program Literasi). PROLIT merupakan program yang membiasakan siswa untuk bisa menyuarakan ide-idenya terhadap literasi dengan berbagai media yang mereka senangi seperti membaca buku, membuat karya tulisan, membuat jurnal, dll. Diharapkan dengan adanya program ini siswa mampu mengembangkan bakat dan minatnya sesuai denga napa yang mereka harapkan sehingga ada rasa tanggung jawab untuk menjalankannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun