Mohon tunggu...
arif gumantia
arif gumantia Mohon Tunggu... Bankir - Ketua Majelis Sastra Madiun

Ketua Majelis Sastra Madiun, Gusdurian Madiun, Rumah cerdas matematika Delta Madiun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merayakan Rindu dengan Puisi

15 Mei 2019   11:26 Diperbarui: 15 Mei 2019   11:38 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merayakan Rindu Dengan Puisi

Tak bisa kita pungkiri, bahwa saat-saat ini terutama dengan maraknya media sosial, kebanyakan orang beranggapan bahwa puisi memiliki image yang buruk, tak lebih dari sekumpulan kata-kata aneh yang tak dimengerti, ungkapan perasaan mendayu-dayu, atau kalimat-kalimat putus asa penuh tanda seru, hingga beranggapan bahwa Puisi tidak ada hubungannya dengan kehidupan. Hal demikian itu tentu anggapan yang salah karena adanya kesalahpahaman.

Puisi" berasal dari kata Yunani "poiesis"---"poiein", yang artinya "menemukan"---"menciptakan". Sebagai penemuan-penciptaan, puisi tentu soal penghayatan, pertanyaan terhadap realitas dalam diri maupun di luar diri. dan bagaimana mencari jawabannya. Hal ini membuat puisi selalu relevan bagi kehidupan, bahkan signifikan atau penting. Jawaban-jawaban atau realitas-realitas baru yang ditemukan dalam proses penghayatan itu tentu belum terbahasakan, sehingga dibutuhkan metafora-metafora yang diciptakan melalui penukaran, pengubahan tanda, atau analogi dari aset bahasa berdasarkan prinsip-prinsip similaritas-dissimilaritas, yang ketepatan dan kebermaknaan merupakan taruhannya.

Metafora adalah kreativitas pertama dalam puisi, untuk mengomunikasikan kebaruan-kabaruan itu, masih dibutuhkan penemuan-penciptaan strategi-strategi penyampaian dengan mengeksplorasi dan mengeksploitasi daya tarik logos, ethos, dan pathos, dari bentuk, gaya, sampai irama dan rima untuk dapat dipahami, diterima, diingat oleh pembaca, dan pada akhirnya menggerakkan pembaca, mempengaruhi kesadaran dan keputusan tindakan mereka. Karena relevan dengan kehidupan, maka metaphor-metafor yang diciptakan haruslah dekat dengan kehidupan dan tidak menjauhkan dari kehidupan, seperti anggapan salah kaprah yang selama ini terjadi, semakin rumit metafor maka semakin bagus puisi tersebut, selain itu karena Puisi adalah bagian dari seni tentu Metafor tersebut mempunyai nilai estetika.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) me*ta*fo*ra /mtafora/ didefinisikan sebagai "pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misal tulang punggung dalam kalimat "pemuda adalah tulang punggung negara".Metafora adalah majas (gaya bahasa) yg membandingkan sesuatu dengan yang lain secara langsung. Metafora adalah gaya bahasa perbandingan. Dengan kalimat yang singkat, metafora adalah mengungkapkan ungkapan secara tidak langsung berupa perbandingan analogis.

Dalam buku Antologi Puisi "Pesta Rindu" ini Revika Hildajati ( Hilda ) mencoba mengeksplorasi kemampuannya dalam menulis puisi dengan kreatifitas menggunakan berbagai metafora pada puisi-puisi yang dituliskannya. Proses kreatif tentunya dimulai dengan pengalaman batin penyair, pengalaman hati.Oleh karena itu,  puisi bisa menjadi pernyataan baru, sebuah cinta yang mendalam dan personal. Dan sebagaimana judulnya "Pesta Rindu" maka akan banyak kita temukan metafora-metafora tentang rindu pada diksi puisi-puisi di buku ini.

Seperti Puisi Buku :

Ternyata tak sulit menemukanmu
cukup kuambil sebuah buku
di situlah dirimu
Kau menyelinap diam-diam
dan berdiri di sebuah halaman
di sebuah alinea sunyi
aku temukan kau sedang tersenyum

Dan puisi Rindu :

Malam terbayang senyummu
yang selengkung perahu
menari-nari di atas gelombang
sedang kenangan adalah badai
di tengah samudra
Sebelum bertemu pantai
aku bisa merasakan --rindu
meskipun aku sendiri
tak sanggup menenangkannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun