Mohon tunggu...
Arifa Tria Ananda
Arifa Tria Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Pemikiran Qadariyah dan Perkembangannya

10 Oktober 2025   06:53 Diperbarui: 10 Oktober 2025   06:53 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam sejarah pemikiran Islam, persoalan mengenai hubungan antara kehendak Tuhan dan kehendak manusia telah menjadi topik yang memicu banyak perdebatan panjang di kalangan para ulama. Salah satu aliran teologi yang muncul untuk menjawab persoalan ini adalah Qadariyah. Aliran Qadariyah merupakan kelompok teologis yang menegaskan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk menentukan tindakan mereka sendiri, dan bahwa semua hal tidak sepenuhnya ditentukan oleh takdir Tuhan. Pandangan ini sebagai tanggapan munculnya bentuk pertentangan terhadap kebijakan politik khalifah Bani Umayyah yang terkesan memaksakan kehendaknya, pemerintahan Bani Umayyah dikenal kejam karena tidak segan-segan memberi hukuman mati kepada warganya yang memberontak dan melakukan pembunuhan baik dari keturunan Rasulullah SAW sekalipun yaitu Husein bin Ali bin abu Thalib. Dengan demikian, munculnya Qadariyah tidak hanya terkait dengan persoalan teologis tetapi juga memiliki konteks sosial dan politik.

Asal-usul dan Sejarah Munculnya Qadariyah.

Apa sih yang dimaksud Pemikiran Qadariyah?

Kalian tau ga? Qadariyah itu berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata qadara yang artinya kemampuan atau kekuatan. Menurut pengertian terminologi, Qadariyah adalah paham aliran yang menganggap bahwa segala perbuatan manusia berdasarkan kehendaknya tidak ada campur tangan oleh Tuhan. Aliran ini meyakini bahwa manusia memiliki kebebasan untuk menentukan dan meninggalkan segala tindakannya atas kehendaknya sendiri. Dalam hal ini, Harun Nasution menegaskan paham Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia memiliki qudrah atau kekuatan untuk melakukan kehendaknya, bukan berasal dari pengertian bahwa manusia harus tunduk pada qadar Allah.

Dalam teologi modern, paham Qadariyah dikenal dengan nama free will atau freedom of action yaitu kebebasan untuk berkehendak dan berbuat. Di mana paham Qadariyah ini lebih tepat ditunjukkan pada golongan yang menyatakan bahwa Qadar Allah telah menentukan segala tingkah laku manusia, baik perilaku baik maupun perilaku buruk.

Aliran Qadariyah adalah salah satu mazhab dalam ilmu kalam yang fokus pada kebebasan dan kehendak manusia dalam menentukan tindakannya. Aliran ini berpendapat bahwa manusia memiliki kehendak bebas dalam menjalankan kehidupannya, termasuk dalam perbuatan baik dan buruk. Dalam sudut pandang Qadariyah, manusia bertanggung jawab penuh atas segala tindakannya karena mereka memiliki kebebasan dalam menentukan jalan hidupnya. Mereka meyakini bahwa Allah menciptakan manusia dengan kemampuan untuk memilih, sehingga pahala dan dosa menjadi tanggung jawab moral individu dan tidak dapat menyalahkan takdir atas tindakannya.

Aliran Qadariyah termasuk dalam kategori ideologi yang dianggap bid'ah dalam aqidah Islam. Paham ini muncul sekitar tahun 70 H/689 M di bawah pimpinan Ma'bad Al-Juhani dan Ghailan ad-Dimasyqi pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan (685-705 M). Ma'bad mengembangkannya di Irak dan Ghailan ad-Dimasyqi di daerah Syam. 

Pemikiran qodariyah mulai berkembang pada akhir abad pertama Hijriyah dengan salah satu tokohnya yang terkenal adalah Ma'bad al-Juhani dan Ghailan ad- Dimasyqi. Mereka mengkritik pandangan bahwa segala sesuatu telah ditentukan oleh Allah, dan menekankan betapa pentingnya peran manusia dalam menentukan nasibnya sendiri. Paham qodariyah kemudian mendapat banyak tentangan dari kalangan ulama lain, terutama dari aliran jabariyah dan sebagian besar Ahlussunnah wal Jamaah yang menilai bahwa ajaran ini terlalu menekankan pada kebebasan manusia sehingga mengurangi peranan Allah dalam menentukan segala sesuatu. 

Tokoh Pemikiran Qadariyah.

1. Ma'bad Al-Juhani

Ma'bad Al-Juhani dikenal sebagai tokoh terpandang dan dipercaya sebagai ulama karena pernah berguru dengan Hasan Al Basri seorang tabi'in ulama terkenal di Basrah yang langsung beguru dengan sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW. Ma'bad merupakan salah satu tokoh awal yang menyebarkan paham Qadariyah. Pemikiran ini menekankan pada kebebasan berkehendak berdasarkan kekuatan dan kemampuan yang telah diciptakan Allah dalam diri manusia, sehingga mendapat respon dan diterima dengan tangan terbuka oleh sebagian besar penduduk Irak pada saat itu, mengingat reputasi ulama terkenal yang mendukungnya. Namun pada akhirnya, Khalifah Abdul Malik bin Marwan menangkap Ma'bad dan pengikutnya untuk dijatuhi hukuman, dimana Ma'bad dihukum mati di Damaskus (80 H/690 M).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun