Mohon tunggu...
Arifa Tria Ananda
Arifa Tria Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Pemikiran Qadariyah dan Perkembangannya

10 Oktober 2025   06:53 Diperbarui: 10 Oktober 2025   06:53 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

2. Ghailan ad-Dimasyqi

Kemudian paham Qadariyah ini dilanjutkan oleh muridnya yaitu Ghailan ad-Dimasyqi, salah satu penduduk Damaskus, yang sudah diperingatkan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz (682-720 M), maka paham ini berangsur surut dengan wafatnya Ma'bad al-Juhani dan peringatan dari Khalifah. Namun, setelah Khalifah Umar bin Abdul Aziz wafat, Ghailan kembali meneruskan paham Qadariyah ini kepada penduduk Damaskus, sehingga beliau kemudian ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh khalifah yang memimpin pada saat itu yaitu Hisyam bin Abdul Malik (724-743 M) karena dianggap menyesatkan umat.

Perkembangan Pemikiran Qadariyah Hingga Masa Modern

Setelah memasuki abad kedua Hijriyah, aliran Qadariyah mengalami perkembangan yang lebih terstruktur melalui kelompok Mu'tazilah. Kelompok ini muncul di Basrah dan dipimpin oleh Wasil bin Atha' serta Amr bin Ubaid. Mereka mengadopsi prinsip Qadariyah mengenai kebebasan memilih (ikhtiyar) dan menambahkan ide tentang keadilan Tuhan (al-'adl). Mu'tazilah berpendapat bahwa Tuhan tidak mungkin melakukan tindakan yang zalim, karena keadilan merupakan sifat hakiki dari Tuhan. Jika manusia terpaksa melakukan dosa karena takdir, maka hukuman yang diterima atas dosa tersebut akan bertentangan dengan sifat keadilan Tuhan. Oleh karena itu, manusia harus memiliki kebebasan dalam memilih, dan setiap tindakannya akan dimintai pertanggungjawaban. Pemikiran ini menjadi dasar utama dalam teologi rasional Islam dan menempatkan akal ('aql) sebagai alat penting dalam memahami agama. Melalui pendekatan yang logis dan rasional, Mu'tazilah mengubah ide Qadariyah dari sekadar gerakan moral menjadi suatu sistem filsafat teologis.

Dalam perjalanan sejarahnya, Qadariyah mengalami pasang surut, terutama karena perdebatan sengit dengan kelompok Jabariyah yang berpendapat bahwa manusia tidak memiliki kebebasan karena semua sudah diatur oleh kehendak Allah. Namun, antara dua aliran ini kemudian lahir pemikiran yang lebih moderat seperti aliran Asy'ariyah dan Maturidiyah, yang berusaha menengahi antara kebebasan manusia dan kekuasaan mutlak Allah.

Hingga masa modern, semangat pemikiran Qadariyah masih relevan dan tercermin dalam nilai-nilai tanggung jawab individu, kebebasan berpikir, serta dorongan untuk berikhtiar dan berbuat baik. Dalam konteks kehidupan beragama dan sosial saat ini, pandangan Qadariyah dapat menjadi dasar untuk membangun sikap progresif, rasional, dan moderat, terutama dalam menghadapi tantangan zaman yang menuntut keseimbangan antara iman dan akal.

Pokok-Pokok Pemikiran Qadariyah.

Pokok-pokok pemikiran Qadariyah menekankan kebebasan dan tanggung jawab manusia. Yang pertama yaitu manusia memiliki kehendak bebas (free will) dalam menentukan tindakannya antara kebaikan dan keburukan tanpa paksaan dari Tuhan. Kedua, manusia memiliki tanggung jawab moral di mana setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat atas segala sesuatu yang telah dilakukan atas kehendaknya sendiri. Ketiga, Keadilan Tuhan yang artinya Allah tidak mungkin menzalimi manusia dengan menentukan perbuatan mereka terlebih dahulu lalu menghukum mereka atas perbuatan tersebut. Keempat, Penolakan terhadap Takdir Mutlak dimana Aliran Qadariyah menolak pandangan yang menyatakan bahwa semua perbuatan manusia telah ditentukan dan dikendalikan secara mutlak oleh kehendak Allah. Menurut mereka, pandangan seperti itu akan menjadikan manusia sebagai makhluk pasif dan meniadakan makna tanggung jawab moral.

Kesimpulan

Dengan demikian, perkembangan pemikiran Qadariyah tidak hanya memiliki arti teologis, tetapi juga memberikan sumbangan penting bagi pembentukan etika, moral, dan dinamika intelektual umat Islam sepanjang sejarah hingga era modern.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun