Mohon tunggu...
Arif Alfi Syahri
Arif Alfi Syahri Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

"Hanya Mahasiswa biasa yang mencoba untuk berkarya." •Jurusan : PAI, STAI-PIQ Sumatera Barat •Instagram : @muhammadarifalfisyahri •Email : arifalfisyahri94@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Etnis yang Memudar dari Tanah Myanmar

26 September 2021   17:26 Diperbarui: 26 September 2021   20:39 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rohingya | Detik.com

Hampir sama dengan yang dilakukan suku Karen, suku Rohingya melakukan perlawanan melalui organisasi yaitu Organisasi Solidaritas Rohingya dan Front Islam Rohingya Arakan namun tak berhasil karena basis kekuatan yang sangat kecil bila dibandingkan dengan militer Myanmar.

5. Mengungsi karena Terus Diintervensi

Etnis Rohingya tidak diakui sebagai 135 etnis resmi di Myanmar. Kewarganegaraan mereka ditolak sehingga mereka tak memiliki kewarganegaraan resmi di rumah mereka sendiri.

Semua simbol Islam dihilangkan, lembaga pendidikan Islam yakni madrasah diubah menjadi lembaga pendidikan Buddha dan mesjid-mesjid diubah menjadi pagoda. Bukan hanya itu, wanita-wanita dilarang memakai jilbab, hak-hak mereka dibatasi dan semua kegiatan agama dilarang. 

Kebanyakan orang-orang Rohingya diperkerjakan untuk membangun jalan-jalan, mirisnya mereka tidak diberi upah. Mereka juga tidak boleh memiliki tanah dan melakukan kegiatan perdagangan. Ratusan penduduk sipil dibunuh, ditangkap dan diperkosa. Semua itu dikarenakan tuduhan yang menyebut mereka sebagai mata-mata gerilyawan Muslim.

Pada tahun 1991-1992 migrasi secara besar-besaran terjadi. Sekitar 250 ribu penduduk Rohingya mengungsi ke Bangladesh. Gelombang pengungsian terus bertambah bahkan meluas hingga ke beberapa negara seperti Thailand, Malaisya, Pakistan, Arab Saudi dan Indonesia. 

Tercatat sudah lebih dari 1,5 juta penduduk Rohingya meninggalkan Myanmar sejak tahun 1948. Hingga kini mereka hidup terlunta-lunta sebagai warga tak bernegara yang mencari suaka.

6. Monolog

Ketiga etnis minoritas yang memudar dari tanah Myanmar telah membuka alam sadar kita bahwa di dunia ini masih ada etnis yang tertindas memperjuangkan hak mereka yang dirampas. 

Bahkan hak dasar selayaknya manusia pun tidak mereka dapatkan, seperti tempat tinggal, pekerjaan dan hak untuk hidup. Padahal sejatinya pilihan beragama maupun berbudaya tidak lantas membuat kita sebagai sesama manusia untuk saling menganiaya dan memperdaya hanya karena kita berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun