Mohon tunggu...
Ari
Ari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penikmat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saatnya Mahasiswa Melek Literasi

13 November 2022   14:54 Diperbarui: 3 Februari 2023   22:20 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Beberapa hari yang lalu kita baru saja memperingati hari Pahlawan Nasional, tepatnya pada tanggal 10 November 2022. Dengan slogan "bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai jasa para pahlawan" saya berharap ini bukan hanya slogan semata tapi bagaimana masyarakat harus menanamkan nilai-nilai perjuangan para pahlawan untuk indonesia lebih baik kedepannya. yang jadi pertanyaannya bagaimanakah cara untuk menghargai jasa para pahlawan tersebut dalam kehidupan sehari hari? dan kenapa melek Literasi penting bagi Mahasiswa ? namun sebelum sampai disitu kita simak dulu penjelasan berikut.

Dewasa ini sangat disayangkan krisis literasi itu terjadi dikalangan mahasiswa. Ini ditandai dengan masih sepinya perpustakaan, kakunya mahasiswa saat diskusi di ruang kelas, dan banyak dari mahasiswa yang tidak dapat memahami arti dari mahasiswa itu sendiri, pergi kesana kemari hanya mencari sensasi serta mengikuti organisasi  hanya untuk mengejar eksistensi. Padahal kita menganggap bahwa mahasiswa yang berada diruang lingkup akademik atau pendidikan seharusnya adalah mahasiswa yang gemar membaca dan kaya akan ilmu pengetahuan.

Krisis literasi yang terjadi dikalangan mahasiswa menyebabkan kemunduran, baik itu dari segi pengetahuan, relasi, etika, dan prestasi. Misalnya saat diskusi di ruang kelas, ketika ditanya oleh dosen mengenai materi perkuliahan banyak yang kebingungan mau jawab apa dan tidak fokus atau sering keluar dari pembahasan saat bertanya ataupun menjelaskan, kenapa demikian ya karena tidak memahami materi perkuliahan, bisa saja ini terjadi karena mahasiswa hanya mengandalkan perkuliahan di dalam ruang kelas saja tanpa memperbanyak membaca dan diskusi di luar jam perkuliahan. Kebanyakan mahasiswa sekarang menghabiskan waktunya di media sosial dari pada dunia realita, salah satunya Bermain game sampai larut malam bahkan ironisnya tidak sedikit mahasiswa yang masih menyempatkan diri untuk main game online saat proses belajar mengajar di ruang kelas, ya kalau seperti ini, tidak tertutup kemungkinan setelah lulus kuliah hanya menjadi sampah ditengah-tengah masyarakat.

Tentunya, dalam hal ini menjadi sebuah catatan bagi mahasiswa, jangan sampai setelah lulus kuliah hanya menjadi beban bersejarah bagi diri sendiri maupun orang lain, sebab ketika berstatus mahasiswa tidak memanfaatkan waktu ataupun kesempatan yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Oleh sebab itu, mahasiswa sebagusnya membaca buku sebanyak-banyaknya, jangan mengunjungi perpustakaan karena mencari referensi tugas kuliah saja, tapi jadikanlah perpustakaan itu tempat untuk menambah wawasan.

Sebagaimana kita ketahui bersama, mahasiswa adalah generasi penerus bangsa yang diharapkan nantinya menjadi penggerak perubahan di tengah tengah masyarakat atau sering di sebut (agent of change). Generasi inilah yang akan melanjutkan perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Salah satu cara untuk menghargai jasa para pahlawan itu ialah belajar dengan sungguh-sungguh.

Maka dari itu, saatnya mahasiswa adaptif dan kreatif serta mampu mengontrol diri dari perkembangan jaman dan kemajuan teknologi yang semakin hari semakin maju. Mahasiswa harus berpikir lebih jauh, jangan mau dibohongi oleh euforia sesaat.

Saya teringat dengan kata kata yang begitu indah yaitu "Pembaca hari ini adalah pemimpin di hari esok" kata kata ini saya temui di perpustakaan kampus, dari situlah saya termotivasi dan semakin yakin dan percaya ketika seorang pengamat politik atau presiden akal sehat yaitu Roky Gerung, ia mengatakan "pemimpin yang cerdas dan mampu bertengkar dengan siapapun adalah orang yang membaca buku". Dari apa yang dikatakan Roky Gerung tersebut saya dapat berasumsi bahwa orang yang pandai berbicara adalah orang-orang yang suka membaca.

Oleh sebab itu, di era kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi ini, sudah saatnya mahasiswa menumbuhkan Budaya Literasi atau melek literasi. Yang dimaksud melek literasi bukan hanya membaca dan menulis. Melek berarti bangkit, muncul, berpandangan, ada spirit baru dan sebagainya. Untuk menjadi mahasiswa yang melek literasi adalah mampu memahami informasi yang tepat dan melakukan pemahaman berdasarkan bacaan serta memiliki kemampuan, kepedulian, dan keinginan untuk mengembangkan potensi. Ada banyak literasi yang harus kita kuasai. Misalnya seperti: literasi media, literasi teknologi, literasi ekonomi, literasi hukum, literasi sastra, dan literasi moral. Endraswara (2017)

Membangun kualitas diri lewat literasi. Mahasiswa akan mengetahui dan memahami banyak hal. Sehingga mampu mengambil sikap dengan benar dan bijak. Untuk bagaimana kedepannya bisa bersaing di dunia kerja serta lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan sebagainya dengan begitu akan dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.

Berdasarkan Penjelasan di atas, akhirnya mengantarkan kita pada suatu kesimpulan yang kiranya dapat menyadarkan kita betapa pentingnya Budaya Literasi untuk di tingkatkan dalam segala aspek kehidupan khususnya bagi mahasiswa. Sebab budaya literasi menjadi suatu hal yang sangat vital untuk kemajuan peradaban suatu bangsa. Tidak mungkin menjadi bangsa yang besar apabila dalam hal membaca saja kurang di minati terutama di perguruan tinggi.    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun