Mohon tunggu...
Aries Heru Prasetyo
Aries Heru Prasetyo Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi bidang Crisis Management

Aries Heru Prasetyo, MM, Ph.D menyelesaikan pendidikan S-1 dan S-2 di Universitas Airlangga Surabaya, kemudian melanjutkan pendidikan Doktoral di Fu Jen Catholic University, Taiwan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Membuat Work From Destination Menjadi Possible

7 Januari 2021   09:48 Diperbarui: 7 Januari 2021   19:32 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bulan Februari nanti, tepat setahun pandemik Covid-19 menyerang dunia. Sejumlah sektor (mungkin termasuk anda juga) telah melaksanakan sistim bekerja dari rumah sjeik Maret 2020 lalu. 

Sebagai seorang akademisi, saya pun menjalankan proses Belajar mengajar dari rumah. Tak data dipungkiri bahwa cara baru dalam Belajar ini mendatangkan sejumlah Tantangan yang terbilang kompleks. 

Dari sisi saya sebagai akademisi, tidak mudah untuk manilai potensi siska Hanya dari aktivitas belajarnya secara daring. Demikian pula dari sisi para siswa, tidak mudah bagi mereka untuk memahami materi yang disajikan dalam bentuk daring, terlebih ketika jaringan internet tidak begitu stabil. 

Tanpa terasa, pola baru inipun berhasil menciptakan tekanan-tekanan baru dalam bekerja. Ketika memandu seminar di akhir Desember lalu, saya menyelipkan pertanyaan kepada para peserta: 'Apakah liburan akhir tahun ini akan anda habiskan di rumah bersama keluarga? Apa rencana aktivitas anda?'

Respon yang saya peroleh ternyata di luar dugaan. Hampir sebagian besar dari peserta menyatakan keinginannya untuk berlibur ke beberapa destinasi wisata. 

Lalu saya pun melanjutkan pertanyaan: 'Loh....apakah Bapak Ibu tidak takut atas pandemik ini?', dan jawaban mereka adalah: 'Sudah terlalu stress, Pak. Jadi lebih baik berwisata dulu', ungkap mereka dengan nada Tinggi.

Realitas tersebut menunjukkan betapa mekanisme bekerja dari rumah turut mendatangkan tekanan yang luar biasa. Selain karena tuntutan pencapaian target yang tinggi, sudah rahasia umum bahwa bekerja dari rumah ternyata membutuhkan pengorbanan yang lebih besar. Maka sebenarnya bukan hal yang keliru bila timbul niat yang kuat untuk menciptakan keseimbangan melalui wisata. 

Pertanyaannya kini adalah ketika seseorang sudah berhasil mencapai titik keseimbangan hidup saat berwisata lalu kembali pulang untuk menjalankan rutinitas yang ada, mungkinkah ia mampu menciptakan produktivitas yang Tinggi? Kiranya butuh waktu bagi kita untuk beradaptasi kembali dengan rutinitas semula.    

Bayangkan bila hal itu terjadi. Akan terdapat beberapa hari yang terbuang akibat sulitnya kita untuk beradaptasi dengan rutinitas yang ada bukan? Jika memang demikian, mengapa kita tidak memilih opsi work from destination?

Saya mempunyai seorang kolega senior. Umurnya sekitar 63 tahun. Sejak Juli tahun 2020 lalu, ia memutuskan untuk menyingkir sejenak dari pusaran pandemik Covid-19 di Ibu Kota. Salah satu kota di Jawa Timur menjadi pilihan utamanya. 

Sambil berupaya untuk menikmati keindahan yang ada, ia pun tetap aktif menjalankan rutinitasnya, sebab segala sesuatu dilakukan secara online. Cukup dengan pasokan daya internet yang stabil maka iapun akan mampu mencapai target kinerja dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun