Mohon tunggu...
Aries Heru Prasetyo
Aries Heru Prasetyo Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi bidang Crisis Management

Aries Heru Prasetyo, MM, Ph.D menyelesaikan pendidikan S-1 dan S-2 di Universitas Airlangga Surabaya, kemudian melanjutkan pendidikan Doktoral di Fu Jen Catholic University, Taiwan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Teknologi Tentukan Kecepatan Pemulihan Ekonomi dari Jeratan Covid-19

26 Juni 2020   09:06 Diperbarui: 26 Juni 2020   09:01 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sejak hadir di bumi Pertiwi pada akhir Februari lalu, pandemi Covid-19 telah berhasil memporakporandakan struktur perekonomian nasional maupun internasional. 

Melansir data-data statistik yang ada, di Amerika Serikat, tingkat pengangguran pada bulan April-Mei lalu telah mencapai 15%. Ini merupakan angka tertinggi selang beberapa tahun terakhir. Sebagai pembanding, pada periode yang sama di tahun 2019 silam, angka tersebut hanya bertengger di 6,8%. Hal ini menunjukkan betas dahsyatnya terpaan Covid-19 pada perekonomian dunia.

Hal yang sama juga terjadi di Tanah air. Angka pengangguran terbuka untuk tahun ini diproyeksikan sebesar 4%-5% dari total angkatan Kerja. Situasi ini masih akan diperparah dengan maraknya pelaksanaan kebijakan pengurangan karyawan yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan. 

Belum lagi skema pemotongan gaji antara 10%-20% atau bahkan lebih yang kini bak lagu wajib yang rejin dikumandangkan di mana-mana. Tren ini spontan harus segera diantisipasi. Sebab bila tidak maka sektor industri tak kan mampu mencapai target semester 2 tahun ini. Itu berarti bahwa proyeksi pemulihan ekonomi pasca Covid-19 ini akan lebih lama dari dugaan sementara.

Pada chaos-nya situasi ini, ada begitu banyak konsep manajemen yang berubah secara drastis. Perusahaan tak lagi dapat memanfaatkan data-data historis satu hingga tiga tahun yang lalu untuk memprediksi kondisi di enam bulan ke Depan. 

Pada survey yang kami lakukan atas pengelolaan modal Kerja contohnya, pengolahan data yang paling tepat adalah dengan menggunakan data April 2020 - Juni 2020 untuk memprediksi kondisi di July 2020 sampai dengan Augustus 2020. Itu artinya bahwa data tiga bulan terakhir jualah yang dapat mewakili proyeksi di dua bulan ke Depan. Dan apabila Hasil olahan itu valid maka pola yang sama akan dilanjutkan pada proyeksi September 2020 hingga Oktober 2020. 

Pengelolaan organisasi secara real-time ini  telah membangunkan kesadaran kita akan pentingnya peran teknologi dalam melakukan percepatan pemulihan ekonomi akibet jeratan Covid-19. Sebagai contoh sederhana, meskipun kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah telah dilonggarkan atau bahkan dilepas, namun laju kenaikan angka penderita positif Covid-19 masih terus meningkat.  

Propinsi Jawa Timur dan DKI Jakarta masih memegang posisi dua teratas, diikuti oleh beberapa propinsi lainnya. Nah dalam kendisi tersebut, mau tak mau perusahaan akan mendahulukan kepentingan keselamatan dan kesehatan karyawannya. Paradigma inilah yang membuat skema Kerja dari manapun atua yang dulunya dikenal dengan istilah work from home menjadi sebuah pilihan terbaik. Ini berarti ada begitu banyak hal yang harus disiapkan oleh perusahaan. 

Pertama terkait pemanfaatan dan akses database perusahaan dari luar gedung kantor. Berguru dari ketidaksiapan kita saat melaksanakan WFH di Maret sampai April lala maka kini saatnya bagi perusahaan untuk segera membangun budaya Kerja secara Mandiri. Bekerja sudah tak lagi hanya dipahami sebagai datang ke kantor tepat waktu. 

Tapi bekerja harus dimaknai sebagai sebbah cara untuk menciptakan produktivitas. Itu berarti bahwa target Kerja mingguan atau bulanan harus tetap dapat diraih meski skema melaksanakan pekerjaan dilakukan dari manapun. Maka mau tak mau Manajemen perusahaan wajib menyiapkan arsitektur database dan teknologinya agar dapat diakses dari manapun dengan tingkat keamanan dan kemudahan dalam memproses yang tinggi. 

Kedua, prosedur Kerja harus mulai mengakamodir pelaksanaan work from anywhere. Itu berarti bahwa ada banyak SOP yang wajib disesuaikan dengan konteks kehidupan yang baru. Mulai dari level otorisasi seperti tanda tangan, validasi hingga persetujuan sejumlah kebijakan penting perusahaan, termasuk mekanisme rapat secara online. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun