Mohon tunggu...
Ari ElfinTaris
Ari ElfinTaris Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hadir jika ingin menulis

Menuang apa yang ada di kepala

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Risiko sebagai Tiang Penopang Bank

18 Mei 2021   18:01 Diperbarui: 18 Mei 2021   18:09 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Risk Management in Banks - Introducing Awesome Theory (educba.com)

Manajemen risiko sangat penting dalam segala bidang dalam kehidupan. Tidak ada manusia yang tidak memiliki risiko dalam hidupnya, masa depan selalu menjadi risiko bagi setiap orang yang perlu di-manage agar mengurangi dampak yang diinginkan. Terlebih lagi dalam dunia perbankan, yang memiliki risiko yang besar disetiap langkahnya karena tanggung jawabnya yang besar dalam mengelola uang masyarakat.

Penggunaan manajemen risiko dalam dunia perbankan akan memberikan keuntungan bagi pengelola bank, shareholder, dan nasabah. Dengan adanya manajemen risiko ini pengelola bank bisa menganalisis dan mengambil keputusan yang tepat.

Bagi shareholder kehadiran manajemen risiko ini tentu menjadi value lebih, dengan melihat apakah bank memiliki risiko besar atau kecil. Bank yang memiliki risiko kecil adalah bank yang paling diminati oleh para shareholder.  

Bagi nasabah tentu bank yang memiliki risiko rendah adalah sebuah keuntungan. Karena bank yang memiliki risiko rendah, tentu tingkat survive bank akan lebih lama. Dan jika bank tidak pailit maka nasabah tidak perlu mencari bank lainnya yang tentu kredibilitasnya masih dipertanyakan.

www.dutconsulting.com
www.dutconsulting.com
Bank akan memulai manajemen risiko dengan :

1.Pembuatan kriteria atau konteks risiko
Tahap ini bank akan membuat kriteria-kriteria untuk setiap risiko. Risiko mana yang dianggap high, medium, dan low risk. Dan setiap tingkatan risiko memiliki penanganannya sendiri. Dari sini bank bisa mengetahui seberapa pengaruhnya risiko terhadap aktivitas bank.

2.Identifikasi risiko
Tahap ini pihak bank akan mencari tahu risiko yang mungkin akan terjadi atau risiko yang pasti akan terjadi. Semua risiko bisa dilihat dari sejarah dan juga prediksi bank. Segala risiko harus sebisa mungkin diprediksi oleh bank agar bisa mengendalikan kejadian di masa depan.

3.Analisis risiko
Tahap ini bank menganalisis risiko yang sudah didapatkan melalui identifikasi risiko. Risiko yang ada di analisis untuk mengetahui seberapa berdampaknya risiko terhadap aktivitas bank. Tentu risiko yang high risk akan diprioritaskan, karena sangat berpengaruh bagi kehidupan bank. Analisis dilakukan melalui perhitungan-perhitungan dan hasil survey yang dibuat bank.

4.Evaluasi risiko
Tahap ini bank melakukan evaluasi apakah risiko sangat berpengaruh terhadap bank, atau tidak terlalu berpengaruh. Hasil evaluasi tersebut disajikan secara tepat waktu, akurat, dan informatif yang tentu digunakan untuk mengambil keputusan dan menentukan tindak lanjut.

5.Perlakuan risiko
Dari hasil evaluasi tersebut, bank akan melakukan pengendalian resiko melalui penambahan modal, melindungi nilai, atau menerapkan teknik lainnya. 

Dari evaluasi pengelola bisa memperlakukan risiko sesuai tingkat dampaknya bagi bank. Pengelola bisa mengurangi dampak, memindahkan dampak kepada institusi independent lainnya, menerima risiko tersebut karena risiko tersebut sangat ringan bagi bank, ataupun menghindarinya. Menghindari risiko berarti risiko tersebut tidak perlu penanganan khusus, biasanya memiliki tingkat dampak yang sangat ringan.

6.Pencatatan dan penyajian.
Data yang ada tentu perlu dicatat, disajikan, dan disimpan untuk pengidentifikasian risiko di masa yang akan datang. Penyajian harus jelas dari jenis risiko sampai perlakuannya. Dari sini para pengelola bank dapat mengambil keputusan yang terbaik. Data-data ini tentu sangat penting untuk keberlangsungan bank.

Setiap langkah yang dilakukan harus diselingi komunikasi-konsultasi, dan monitoring-review. Pengelola risiko harus terbuka dengan pengelola bank, agar tidak ada hal yang ditutupi yang dapat merusak manajemen risiko. Keabsahan data juga bisa teruji dari komunikasi-konsultasi, dan monitoring-riview yang dilakukan dari setiap pihak dalam bank.

propelconsult.com
propelconsult.com
Bisa kita simpulkan bahwa kehadiran manajemen risiko ini memang sangat penting. Layaknya tiang pondasi pada bangunan, manajemen risiko ini menjadi salah satu tiang tersebut. Jika satu tiang rusak dan roboh maka akan mempengaruhi kehidupan bank tersebut, bahkan bisa hancur-sehancurnya. Masa depan memang tidak ada yang tahu tetapi dari sejarah dan prediksi, yang tentunya harus dianalisis melalui manajemen risiko. Maka kebangkrutan ataupun masalah dalam bank bisa kita hindari dengan risiko serendah-rendahnya.

AET12

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun