Mohon tunggu...
Iim Nurhalimah
Iim Nurhalimah Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Macan meninggalkan belang saat dia mati Aku pun bisa meninggalkan jejak yang berarti

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Aku Anak Sehat, Tubuhku Kawat...

14 Februari 2014   00:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:51 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebenernya ini nggak ada niat posting sih. Ini adikku kemarin ada pe-er, katanya disuruh bikin makalah, mesti dikumpulin besok, sedangkan pe-er buat besok lagi banyak-banyaknya. Hmm... gini deh anak2 sekarang. Seneng banget main mepet-mepetin pe-er. Mana ngomongnya sore2 lagi. Ya udah deh, dibantuin (apa dibikinin ya?).

Temanya katanya "Kesehatan remaja". Oke deh, gugling-gugling aja biar cepet. --Lagian bikin makalah itu gimana, sih? *plak!!* ~_~ Lupa, udah bertaun-taun nggak menginjak bangku sekolah (Emang boleh bangku sekolah diinjek2? buat didudukin juga). Yah cukup dari beberapa halaman sumber, search-copy- paste-search-copy-paste. Jadi deh lima halaman. Duh, enak banget ya anak2 sekolah jaman sekarang, kalo ada tugas kayak gini, tinggal duduk di depan monitor, klik-klik-klik, edit2 dikit, print, jadi deh. Mau berapa lembar pun bisa.

Lha dulu jaman tante, kalo ada tugas, mesti nyari-nyari buku sumber sana-sini. Terus ditulis tangan sampe pegel. Tapi kenyataannya, biarpun fasilitas sudah serba enak, tetep aja yang namanya pe-er bikin males. Lha ini juga malah nyuruh, mentang2 punya kakak lagi nganggur.

Tapi setelah jadi, sayang juga kalo yang udah capek-capek bikin (gratisan pula!) tapi nggak ikut memanfaatkan. Jadinya, hasilnya ya diposting ke kompasiana aja. Berhubung kalo sengaja nulis postingan mah males, mendingan yang sudah jadi, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Hasilnya gini, silahkan dibaca (terus terang saya sendiri enggak baca secara detil, cuman main copas, hehe... habis sepertinya membosankan ^_^)

TOPIK: KESEHATAN REMAJA

SUB TOPIK: ROKOK DAN KESEHATAN REMAJA

1. Definisi Remaja

Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang ditandai dengan perubahan fisik karena pubertas serta perubahan kognitif dan sosial. Fase perkembangan remaja ini berlangsung kurang lebih 11 tahun, mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun pada pria.

2. Pandangan Teoritis tentang Remaja

Ada dua pandangan teoritis tentang remaja. Menurut pandangan teoritis pertama – yang dicetuskan oleh psikolog G. Stanley Hall – : adolescence is a time of “storm and stress “. Artinya, remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa di mana terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional pada seseorang yang menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang bersangkutan, serta menimbulkan konflik dengan lingkungannya (Seifert & Hoffnung, 1987). Dalam hal ini, Sigmund Freud dan Erik Erikson meyakini bahwa perkembangan di masa remaja penuh dengan konflik. Keyakinan ini tercermin dari teori mereka tentang perkembangan manusia.

Menurut pandangan teoritis kedua, masa remaja bukanlah masa yang penuh dengan konflik seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama. Banyak remaja yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya, serta mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan dan harapan dari orang tua dan masyarakatnya.

Bila dikaji, kedua pandangan tersebut ada benarnya, namun sangat sedikit remaja yang mengalami kondisi yang benar-benar ekstrim seperti kedua pandangan tersebut (selalu penuh konflik atau selalu dapat beradaptasi dengan baik). Kebanyakan remaja mengalami kedua situasi tersebut (penuh konflik atau dapat beradaptasi dengan mulus) secara bergantian (fluktuatif).

3. Pertumbuhan Fisik Remaja

Seseorang akan mengalami pertumbuhan fisik (tinggi dan berat badan) yang sangat pesat pada usia remaja yang dikenal dengan istilah growth spurt. Growth spurt merupakan tahap pertama dari serangkaian perubahan yang membawa seseorang kepada kematangan fisik dan seksual.

Kecepatan pertumbuhan tertinggi pada remaja putri terjadi sekitar usia 11 – 12 tahun, sementara pada remaja putra, dua tahun lebih lambat. Seperti halnya tinggi badan, pertumbuhan berat badan juga meningkat pada usia remaja. Pertumbuhan berat badan ini lebih sulit diprediksi daripada tinggi badan, dan lebih mudah dipengaruhi oleh diet, latihan fisik, dan pola hidup.

Pada usia remaja, tubuh remaja putri lebih berlemak daripada remaja putra. Selama masa pubertas, lemak tubuh remaja putra menurun dari sekitar 18 – 19 % menjadi 11 % dari bobot tubuh. Sementara pada remaja putri, justru meningkat dari sekitar 21 % menjadi sekitar 26 – 27 % (Sinclair, dalam Seifert & Hoffnung, 1987).

Saat ini, remaja mengalami perubahan fisik (dalam tinggi dan berat badan) lebih awal dan cepat berakhir daripada orang tuanya. Kecenderungan ini disebut trend secular. Sebagai contoh, seratus tahun yang lalu, remaja putri mulai menstruasi sekitar usia 15 – 17 tahun, sekarang sekitar 12 – 14 tahun. Di tahun 1880, laki-laki mencapai tinggi badan sepenuhnya pada usia 23 – 24 tahun dan perempuan pada usia 19 – 20 tahun, sekarang laki-laki mencapai tinggi maksimum pada usia 18 – 20 dan perempuan pada usia 13 – 14 tahun.

Trend secular terjadi sebagai akibat dari meningkatnya faktor kesehatan dan gizi, serta kondisi hidup yang lebih baik. Sebagai contoh, meningkatnya tingkat kecukupan gizi dan perawatan kesehatan, serta menurunnya angka kesakitan (morbiditas) di usia bayi dan kanak-kanak.

Hampir semua remaja memperhatikan perubahan pada tubuh serta penampilannya. Perubahan fisik dan perhatian remaja berpengaruh pada citra jasmani (body image) dan kepercayaan dirinya (self-esteem).

Ada tiga jenis bangun tubuh yang menggambarkan tentang citra jasmani, yaitu endomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak lemak sedikit otot (padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot (slender). Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular).

4. Pubertas

Pubertas adalah periode pada masa remaja awal yang dicirikan dengan perkembangan kematangan fisik dan seksual sepenuhnya (Seifert & Hoffnung, 1987). Pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer dan sekunder.

Ciri-ciri seks primer memungkinkan terjadinyanya reproduksi. Pada wanita, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada vagina, uterus, tube fallopi, dan ovari. Perubahan ini ditandai dengan munculnya menstruasi pertama. Pada pria, ciri-ciri ini meliputi perubahan pada penis, scrotum, testes, prostate gland, dan seminal vesicles. Perubahan ini menyebabkan produksi sperma yang cukup sehingga mampu untuk bereproduksi, dan perubahan ini ditandai dengan keluarnya sperma untuk pertama kali (biasanya melalui wet dream).

Ciri-ciri seks sekunder meliputi perubahan pada payudara, pertumbuhan bulu-bulu pada bagian tertentu tubuh, serta makin dalamnya suara. Perubahan ini erat kaitannya dengan perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin, kemudian dilepaskan melalui aliran darah menuju berbagai organ tubuh.

Kelenjar seks wanita (ovaries) dan pria (testes) mengandung sedikit hormon. Hormon ini berperan penting dalam pematangan seksual. Kelenjar pituitary (yang berada di dalam otak) merangsang testes dan ovaries untuk memproduksi hormon yang dibutuhkan. Proses ini diatur oleh hypothalamus yang berada di atas batang otak.

5. Dampak Pertumbuhan Fisik terhadap Kondisi Psikologis Remaja

Pertumbuhan fisik yang sangat pesat pada masa remaja awal ternyata berdampak pada kondisi psikologisnya.Dalam psikologi, perkembangan remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan, karena dalam fase ini remaja sedang berada di antara dua persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang-orang dewasa. Kesulitan dan persoalan yang muncul pada fase remaja ini bukan hanya muncul pada diri remaja itu sendiri melainkan juga pada orangtua, guru dan masyarakat. Dimana dapat kita lihat seringkali terjadi pertentangan antara remaja dengan orangtua, remaja dengan guru bahkan dikalangan remaja itu sendiri.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Secara singkat dapat dijelaskan bahwa keberadaan remaja yang ada di antara dua persimpangan fase perkembanganlah (fase interim) yang membuat fase remaja penuh dengan kesukaran dan persoalan. Dapat dipastikan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan transisi atau peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain seringkali mengalami gejolak dan goncangan yang terkadang dapat berakibat buruk bahkan fatal (menyebabkan kematian).

Namun, pada dasarnya semua kesukaran dan persoalan yang muncul pada fase perkembangan remaja ini dapat diminimalisir bahkan dihilangkan, jika orangtua, guru dan masyarakat mampu memahami perkembangan jiwa, perkembangan kesehatan mental remaja dan mampu meningkatkan kepercayaan diri remaja.Persoalan paling signifikan yang sering dihadapi remaja sehari-hari sehingga menyulitkannya untuk beradaptasi dengan lingkungannya adalah hubungan remaja dengan orang yang lebih dewasa,dan perjuangannya secara bertahap untuk bisa membebaskan diri dari dominasi mereka pada level orang-orang dewasa.

Menurut pandangan para ahli psikologi, keluarga atau orangtua yang baik adalah orangtua yang mampu memperkenalkan kebutuhan remaja berikut tantangan-tantangannya untuk bisa bebas kemudian membantu dan mensupportnya secara maksimal dan memberikan kesempatan serta sarana-sarana yang mengarah kepada kebebasan. Selain itu remaja juga diberi dorongan untuk memikul tanggung jawab, mengambil keputusan, dan merencanakan masa depannya. Namun, proses pemahaman ini tidak terjadi secara cepat, perlu kesabaran dan ketulusan orangtua di dalam membimbing dan mengarahkan anak remajanya.

Selanjutnya para pakar psikologi menyarankan strategi yang paling bagus dan cocok dengan remaja adalah strategi menghormati kecenderungannya untuk bebas merdeka tanpa mengabaikan perhatian orangtua kepada mereka. Strategi ini selain dapat menciptakan iklim kepercayaan antara orangtua dan anak, dapat juga mengajarkan adaptasi atau penyesuaian diri yang sehat pada remaja. Hal ini sangat membantu perkembangan, kematangan, dan keseimbangan jiwa remaja.

Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa remaja tidak selalu dapat tertangani secara baik. Pada fase ini di satu sisi remaja masih menunjukkan sifat kekanak-kanakan, namun di sisi lain dituntut untuk bersikap dewasa oleh lingkungannya. Sejalan dengan perkembangan sosialnya, mereka lebih konformitas pada kelompoknya dan mulai melepaskan diri dari ikatan dan kebergantungan kepada orangtuanya, dan sering menunjukkan sikap menantang otoritas orangtuanya.

Remaja yang salah penyesuaian dirinya terkadang melakukan tindakan-tindakan yang tidak realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung jawabnya. Perilaku mengalihkan masalah yang dihadapi dengan mengkonsumsi minuman beralkohol banyak dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan sampai mencapai tingkat ketergantungan penyalahgunaan obat terlarang dan zat adiktif.

Berkaitan dengan pelepasan tangung jawab, dikalangan remaja juga sering dijumpai banyak usaha untuk bunuh diri. di Negara-negara maju, seperti Amerika, Jepang, Selandia Baru, masalah bunuh diri dikalangan remaja berada pada tingkat yang memprihatinkan. Sedangkan dinegara berkembang seperti Indonesia, perilaku tidak sehat remaja yang beresiko kecelakaan juga banyak dilakukan remaja, seperti berkendaraan secara ugal-ugalan. Hal lain yang menjadi persoalan penting dikalangan remaja disemua negara adalah, meningkatnya angka delinkuensi. Perilaku tersebut misalnya keterlibatan remaja dalam perkelahian antar sesama, melakukan tindakan kekerasan, dan berbagai pelanggaran hukum, adalah umum dilakukan oleh remaja.

Kesehatan mental masyarakat pada dasarnya tercermin dari segi-segi kesehatan mental remaja. Makin tinggi angka delikuensi, bunuh diri remaja, penggunaan obat dan ketergantungan pada zat adiktif, berarti kesehatan mental masyarakat makin rendah.Usaha bimbingan kesehatan mental sangat penting dilakukan dikalangan remaja, dalam bentuk program-program khusus, seperti peningkatan kesadaran terhadap kesehatan mental, penyuluhan tentang kehidupan berumah tangga, hidup secara sehat dan pencegahan penggunaan zat-zat adiktif, serta penyuluhan tentang pencegahan terhadap HIV/AIDS, dan sejenisnya.

Program kesehatan mental remaja ini dapat dilakukan melalui institusi-institusi formal remaja, seperti sekolah, dan dapat pula melalui intervensi-intervensi lain seperti program-program kemasyarakatan, atau program-program yang dibuat khusus untuk kelompok remaja.

6. Kesehatan Reproduksi Remaja

Pada masatubuh mengalami transisi, remaja sangat perlu untuk benar-benar memperhatikan kondisi tubuh terutama organ reproduksi yang banyak berkembang dalam fase ini.

Anak-anak perempuan yang dulu hanya peduli untuk membersihkan organ kewanitaannya begitu saja tanpa ada permasalahan yang lain, pada masa remaja dan pubertas, organ kewanitaan anak gadis mulai mengalami perubahan.

Tumbuhnya rambut-rambut halus disekitar organ intim juga perlu diperhatikan sehingga kebersihanpun tetap terjaga, terutama setelah buang air kecil maupun buang air besar. Cara mencuci pun harus perlu diperhatikan dimana arah yang sesuai (menjauhi arah kemaluan) lebih disarankan agar bakteri dan kotoran tidak kembali bersarang.

Organ kewanitaan memang patut benar-benar dijaga kebersihannya terutama bagi yang tinggal di negara tropis semcam Indonesia. Produksi keringat membuat daerah tersebut lembab dan merupakan kondisi yang tepat untuk tumbuhnya jamur. Selain itu darah haid dan perubahan hormon juga dapat merubah ekosistem organ kewanitaan.

Bekal pengetahuan seperti ini sangat mendasar dan penting yang nantinya akan sangat berpengaruh pada perkembangan organ kewanitaan pada remaja putri.

Kebersihan organ reproduksi juga harus diperhatikan oleh remaja pria. Beberapa remaja pria tidak harus mengalami pemotongan kulit pembungkus penis pada masa kanak-kanak yang sering dikenal dengan sunatan, nah remaja pria yang memiliki organ intim seperti ini harus tetap rajin membersihan organ intimnya dengan membersihkan daerah di dalam lipatan kulit tersebut, karena apabila bagian di dalam lipatan kulit tidak dibersihkan, potensi untuk tumbuhnya jamur dan hidupnya bakteri-bakteri lain akan sangat besar.

Seringkali karena terburu-buru, para remaja pria juga tidak memperhatikan keadaan sekitar saat mereka beraktivitas. Padahal apabila salah sedikit saja dan organ intim mereka terantuk, terjepit resleting ataupun terkena benda lain dengan cukup keras, organ intim tersebut dapat mengalami cedera, pembengkakan yang akan dapat berakibat fatal dikemudian hari bahkan sampai disfungsi ereksi.

Ada banyak hal yang harus diperhatikan oleh para remaja pria dan wanita akan kesehatan reproduksi mereka. Ketidak tahuan dan kesembronoan dapat berakibat buruk bagi mereka di kemudian hari. Penyakit reproduksi tentu dapat terjangkit secara tidak sengaja hanya karena keteledoran untuk menjaga kesehatan dan kebersihannya.

7. Rokok dan Dampak pada Remaja

Remaja merupakan usia paling sehat dibanding kanak-kanak dan dewasa karena sedikitnya penyakit yang dialami kelompok usia ini. Akan tetapi, remaja memiliki resiko kesehatan paling tinggi karena faktor kecelakaan, alkohol, narkoba, hamil diluar nikah, kebiasaan makan (diet) dan perilaku hidup tidak sehat. Dan salah satunya yang akan dibahas berikut ini yaitu masalah rokok dan dampaknya pada kesehatan remaja.

Bagi para pecandunya, rokok memang menjadi teman di kala senang dan sedih. Ini disebabkan karena secara kimiawi kandungan nikotin di dalam rokok bersifat psiko stimulan ringan terhadap syaraf-syaraf, sehingga dianggap dapat mengendorkan syaraf-syaraf yang tegang dan membuat orang merasa rileks dan nyaman.

Segudang kegiatan remaja pra globalisasi mewajibkan para remaja untuk memiliki stamina serta daya tahan tubuh yang kuat. Di sela-sela kegiatan yang padat ini, tentunya para remaja merasa jenuh dan lelah. Tingkat emosional remaja yang masih tinggi serta labil, mengajak mereka untuk mencari sesuatu yang baru. Sesuatu yang dapat membuat mereka lepas dari stres dan membawa kenikmatan. Akhirnya mereka mudah dipengaruhi oleh para pecandu rokok.

Para remaja pun mulai mencoba menghisap rokok, sebatang dua batang, dan akhirnya perasaan subjektif bahwa rokok dapat membantu berkonsentrasi untuk melakukan suatu pekerjaan membuat mereka menjadi pecandu rokok. Sebatang rokok yang diisap menyebabkan tekanan darah naik serta denyut jantung menjadi lebih cepat. Akibatnya pekerjaan jantung menjadi bertambah berat. Nikotin dapat menggumpalkan darah sehingga memperlambat aliran darah dalam pembuluh darah. CO menyebabkan jaringan kekurangan O2 sehingga ujung-ujung jaringan pada dinding pembuluh darah akan mengeras dan menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah. Sedangkan tar dapat menyebabkan penyakit kanker paru (karsinogen). Pasangan yang merokok juga terancam terkena resiko kemandulan.

Menurut penelitian di RS Universitas Pennsylvania Philadelphia (AS), zat-zat yang terkandung didalam rokok dapat menyebabkan rusaknya reseptor penciuman, yaitu olfactory receptor pada hidung.

Banyak remaja yang berpikir bahwa menghisap rokok putih aman dan tidak merusak tubuh, namun hingga sekarang tidak satupun penelitian yang membuktikan bahwa resiko kanker paru menjadi lebih rendah.

Rokok membuat remaja kehilangan masa-masa mereka yang indah. Masa-masa dimana mereka memiliki energy, stamina serta daya tahan tubuh yang kuat untuk belajar melalui segala macam aktivitas yang akan mempersiapkan mereka untuk mengarungi samudra kehidupan mereka kelak. Namun rokok telah merenggut waktu mereka. Waktu untuk belajar dan mengenal dunia ini dari segala sisi.

Bukanlah suatu yang mustahil untuk mematikan dan membuang jauh-jauh batang bernyala itu. Dan tidak ada alasan untuk tidak berhenti merokok karena menurut penelitian di AS, dalam waktu 20 menit setelah hisapan rokok terakhir, terjadi penurunan tekanan darah dan detak jantung ke kondisi normal, 8 jam berikutnya akan terjadi penurunan kadar CO pada darah dan kadar oksigen dalam darah menjadi normal, dan 24 jam setelah hisapan rokok terakhir akan terjadi penurunan resiko serangan jantung.

Tiga bulan setelah hisapan terakhir, fungsi paru-paru akan meningkat dan sirkulasi darah akan membaik. Satu tahun setelahnya, resiko penyakit jantung koroner berkurang sebesar 50 persen dibandingkan perokok. Bahkan lima tahun kemudian, resiko stroke akan sama dengan orang yang tidak merokok. Dan mereka yang berhasil berhenti merokok hingga 15 tahun, memiliki resiko terkena penyakit jantung sama dengan orang yang belum pernah merokok sebelumnya. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak berhenti merokok apalagi mulai mencoba menyalakan batang itu.

8. Kiat Berhenti Merokok:

Untuk remaja yang belum pernah merokok atau tidak suka merokok patut bersyukur dan mempertahankan prinsip hidup tanpa asap rokok tersebut. Namun bagi remaja yang sudah terlanjur suka apalagi kecanduan merokok, berikut tips agar bisa berhenti merokok:

1. Kurangi Jumlah Batang Rokok yang Dihisap per Hari

Proses untuk berhenti merokok tidak mudah untuk dilakukan. Tubuh yang sudah terkondisikan oleh nikotin dan tar tentunya akan melakukan aksi protes yang spartan jika mendadak suplai racun tersebut terhenti tiba-tiba. Karena itu kurangilah secara bertahap. Pasang target untuk mulai mengurangi jumlah batang rokok per hari. Usahakan agar selalu mengingat alasan utama kenapa kita harus berhenti merokok setiap hari! Jika kita memiliki pikiran dan keinginan untuk merokok maka usahakan untuk bertahan beberapa jam (biasanya hal ini akan sangat sulit dilakukan bagi kita pada waktu awalnya!). Kemudian mencoba untuk memikirkan dampak positif yang kita rasakan beberapa jam lalu saat bebas tidak merokok.

2. Rajin Berpuasa.

Amalan berpuasa menurut pandangan islam ialah untuk menjaga nafsu dari melakukan maksiat. Apabila berpuasa, kita tidak bisa merokok sekurang-kurangnya 13 jam yaitu dari subuh hingga ke waktu maghrib. Walaupun masih berpeluang untuk merokok pada waktu malam, jika kita selalu berpuasa, kita tidak hanya dapat menghentikan tabiat merokok tetapi kita juga dapat beribadah, dan banyak sekali faedah2 berpuasa lainnya.

3. Giat Olah Raga

Seperti yang kita ketahu merokok dapat menyebabkan gangguan pernafasan. Oleh karena itu tidak heran jika perokok memiliki nafas yang pendek (biasanya hal ini akan terlihat jelas jika tubuh diajak lari). Sewaktu menjalankan program berhenti merokok maka sebaiknya juga diimbangi dengan olahraga yang teratur, manfaatkan keadaan disekitar lingkungan kita untuk berolahraga, misal dengan bersepeda ke sekolah, ikut berbagai kegiatan ekstra kulikuler olahraga, dan lain-lain. melakukan olahraga yang teratur akan sangat membantu mempercepat kita membebaskan diri dari rokok. Dan karena remaja masih dalam tahap pertumbuhan, rajin berolahraga akan membantu menjaga kesehatan dan membentuk postur tubuh yang ideal. Selain itu juga bisa memacu prestasi remaja di bidang olahraga.

4. Kurangi Tidur Larut Malam

Begadang malam-malam mendorong keinginan kita untuk menyeduh kopi dan merokok. Sebaiknya kerjakanlah tugas sekolah sejak sore hari. Dan hindari kebiasaan begadang dan keluyuran malam-malam. Selain tidak baik untuk kesehatan, juga membuat kita susah bangun keesokan pagi.

5. Berikan hadiah kepada diri sendiri.

Tetapkan satu hadiah yang harus diberikan pada diri sendiri sekiranya tidak merokok untuk jangka waktu tertentu. Gunakan uang yang biasanya digunakan untuk membeli rokok itu untuk membeli hadiah yang positif untuk diri sendiri. Atau sedekahkan saja uang tersebut. Tentu lumayan pahala yang bakal diperolehi nanti.

6. Mengganti rokok dengan makanan alternatif lain

Biasanya karena terbiasa merokok, kemudian tiba-tiba kita berhenti merokok maka mulut kita akan terasan asam. Untuk meminimalisir dan mengatasinya mungkin dapat memilih asupan makanan yang tepat seperti memperbanyak memakan wortel, apel, pir, brokoli dan buah-buahan yang rasanya manis (Selain bermanfaat mengurangi rasa asam dalam mulut, asupan makanan-makanan jenis tersebut juga menyehatkan badan dan dapat membuat kulit menjadi lebih mulus)

7. Menjaga pergaulan

Akan lebih baik bila kita lebih akrab dengan teman yang tidak merokok. Namun bukan berarti menjauhi teman yang perokok. Jika kita merasa belum sepenuhnya dapat membebaskan diri dari rokok, sebaiknya sebisa mungkin menghindari untuk sementara waktu apabila teman-teman kita sedang merokok. Dan kalau perlu carilah pacar yang benci asap rokok, agar dia bisa snanttiasa mengingatkan/mengomeli kita saat merokok.

Dan terkahir jika kita sudah yakin 100% telah bisa membebaskan diri dari kebiasaan jelek merokok, maka buang jauh-jauh pikiran untuk mencicipi rokok lagi walaupun itu cuma satu batang rokok saja! Ingat! ROKOK MEMBUNUHMU!!!!

Sumber:

http://pusatremaja.com

http://tumbuhkembanganak.edublogs.org

http://id.shvoong.com/social-sciences

http://www.setiabudi.name/

http://marikemari.com/tips-jitu-berhenti-merokok

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun