Mohon tunggu...
Arief Setiawan
Arief Setiawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

pecinta kegilaan http://arieflmj.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ber-Indonesia dengan Gamelan

19 Mei 2011   16:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:27 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seperangkkat Gamelan Jawa http://masizan-stuffs.blogspot.com

[caption id="" align="aligncenter" width="292" caption="Seperangkkat Gamelan Jawa http://masizan-stuffs.blogspot.com"][/caption] Telinga kita bakal dimanjakan ketika gending atau tembang jawa mengalun merdu. Apalagi jika dinikmati kala pagi ditemani secangkir kopi dan sepiring gorengan, sungguh indah hidup ini. Lebih lengkap lagi bila kita bisa mengikuti (bernyanyi) tembang jawa yang sedang mengalun, serasa enggan untuk beranjak pergi. Inilah “sihir” gamelan yang senantiasa mengiringi gending jawa nan lembut dan menghipnotis, serta hanya ada di Indonesia. Gamelan bukanlah barang langka di negeri ini. Semua masyarakat Indonesia, khususnya jawa, bisa dipastikan mengenal seperangkat alat musik ini. Suaranya khas dan seolah memunyai daya magis luar biasa kala menikmatinya. Bahkan bisa membuat bulu kuduk merinding bilamana terdengar lirih dalam suasana sepi. Siapa pun hampir bisa dipastikan larut dalam alunan melodi pelog atau slendro yang sedang dimainkan. Gamelan merupakan kekayaan budaya Indonesia yang sangat tinggi nilainya. Perangkat alat musik terbuat dari logam ini tak lagi “dimonopoli” suku jawa, sudah jadi bagian dari budaya dunia. Di televisi banyak kita saksikan para bule jadi wiyogo dengan fasih. Mereka menguasai jenis irama ladrang, lancaran, sampak, dan lainnya, serta memainkannya dengan rancak. Malah bisa jadi para bule itu lebih ahli daripada kita, sang pemilik gamelan itu sendiri. Gamelan sudah jadi milik masyarakat dunia. [caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Campursari-an http://kampungrumasa.blogspot.com"]

[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="370" caption="Para Wiyogo Bule http://susilo.typepad.com"]
Para Wiyogo Bule http://susilo.typepad.com
Para Wiyogo Bule http://susilo.typepad.com
[/caption] Kebudayaan Indonesia tak bisa dipisahkan dari gamelan. Menurut ahli purbakala Dr. J. L. Brandes, gamelan merupakan salah satu dari sepuluh kebudayaan asli Indonesia sebelum masuknya budaya Hindu-Budha. Kemampuan memainkan alat musik gamelan ini jadi perhatian serius Brandes karena khas Indonesia. Gamelan tak ada dalam budaya mana pun di dunia selain Indonesia. Alat musik ini sering dimainkan dalam pagelaran wayang kulit atau orang, pesta pernikahan, dan pengiring tarian. Kadangkala juga digunakan untuk mengiringi suatu upacara adat, khususnya jawa. Gamelan bukanlah alat musik yang bisa dimainkan secara individual. Agar bisa lebih indah, gamelan harus dimainkan secara tim karena berupa perangkat alat musik. Tidak seperti gitar atau piano yang bisa dimainkan sendiri. Rasanya bakal sangat aneh bila hanya dimainkan sendirian, tak punya daya sama sekali atau hampa. Bonang barung, bonang penerus, demung, saron, kenong, gong, dan kendang dimainkan secara serempak. Masing-masing dimainkan dengan pola tersendiri dan tetap mengacu pada notasi ji, ro, lu, pat, mo, nem, pi (pelog). Namun, untuk slendro, notasi pat tak digunakan. [caption id="" align="aligncenter" width="1024" caption="Pagelaran Wayang Kulit http://masgonst.wordpress.com"]
Pagelaran Wayang Kulit http://masgonst.wordpress.com
Pagelaran Wayang Kulit http://masgonst.wordpress.com
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Pertunjukan Wayang Orang http://yogyakarta-experience.blogspot.com"]
Pertunjukan Wayang Orang http://yogyakarta-experience.blogspot.com
Pertunjukan Wayang Orang http://yogyakarta-experience.blogspot.com
[/caption] Dalam pagelaran wayang kulit atau orang, gamelan merupakah roh dari pertunjukan tersebut. Keberadaannya tak bisa diwakilkan dengan alat musik lainnya atau rekaman dari permaianan gamelan itu sendiri. Harus secara langsung agar jiwanya tak hilang dan selaras dengan lakon yang sedang dimainkan. Gamelan bukan sekedar pengiring, bahkan sudah jadi bagian tak terpisahkan dari pagelaran wayang kulit atau orang. Mendengarkan gending jawa yang diiringi musik gamelan menciptakan sensasi tersendiri. Apalagi bila memainkannya, sensasi itu semakin nyata keberadaannya. Seolah-olah kita sedang berlayar mengarungi samudera luas dengan pemandangan nan eksostis, tak bisa dibayangkan. Setiap ketukan mengandung makna dan hal tersebut harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Satu pemain kehilangan jejak notasi, permaianan bakal terasa aneh. Itulah keunikan gamelan yang sekarang mulai banyak ditinggalkan masyarakat Indonesia, tapi mendapat tempat terhormat dari bangsa lain. [caption id="" align="aligncenter" width="768" caption="Anak Indonesia Memainkan Gamelan http://wesavethem.blogspot.com"]
Anak Indonesia Memainkan Gamelan http://wesavethem.blogspot.com
Anak Indonesia Memainkan Gamelan http://wesavethem.blogspot.com
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Anak-Anak Ceko Bermain Gamelan http://media.vivanews.com"]
Anak-Anak Ceko Bermain Gamelan http://media.vivanews.com
Anak-Anak Ceko Bermain Gamelan http://media.vivanews.com
[/caption] Melestarikan gamelan berarti kita menjaga salah satu identitas asli bangsa Indonesia. Menjaga identitas sebagai suatu bangsa yang punya ciri khas dan tak bisa ditemuai di tempat mana pun. Melupakan gamelan sama halnya dengan membuang jauh identitas ke-Indonesia-an. Menyingkirkan gamelan berarti menjauhkan diri dari ketenangan hati dan kesejukan jiwa. Mari kita ber-gamelan ria untuk Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun