Mohon tunggu...
arie febstyo
arie febstyo Mohon Tunggu... Tenaga Lepas -

Penggemar Malam

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bantuan Ditebar Pesona Tertebar

30 Juli 2018   17:02 Diperbarui: 30 Juli 2018   17:37 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia tak habis-habis dilanda duka, bencana datang silih berganti, dari awal 2018 hingga saat ini sudah ada ratusan kali bencana alam terjadi.

Yang paling hangat adalah gempa di Nusa Tenggara Barat yang terjadi pada minggu 29 Juli2018, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat, menyebut ada 14 orang meninggal dunia akibat gempa berkekuatan 6,4 SK itu.

Tercatat ada 162 jiwa mengalami luka-luka, dan kerusakan rumah mencapai lebih dari 1.000 unit, baik rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan.

Rasa simpatik datang dari setiap penjuru, lembaga sosial semua tertuju pada bencana gempa itu. Video berdurasi pendek dan poster-poster ditebar agar dapat berperan hingga sampai masa pemulihan. 

Tak terkecuali lembaga sosial yang masih belajar dan berjalan pelan, semuanya pasti ingin mengambil peran, dan memang harus diakui momen bencana ini adalah momen paling pas untuk merangkak ke atas. Niat yang baik pastilah akan mendapatkan hasil yang baik.

Dan pemerintahan pun juga menganut strategi-strategi yang dilakukan lembaga sosial, namun sial, tak seperti lembaga sosial yang bergerak atas dasar kebaikan dan rasa kemanusiaan, pemerintah justru bergerak atas dasar kekuasaan. Lembaga sosial bersifat abadi dan bisa mati kapanpun, pemerintahan bersifat sementara karena batas waktunya sudah ditentukan. Jika masa waktu akan habis, mereka akan berarung kembali, dan tak segan menggunakan cara "sadis".

2018 ini adalah tahun terakhir masa pemerintahan Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa dengan Presiden Jokowi, partainnya serta rekan koalisi sudah memutuskan maju untuk berkuasa lagi.

Dan bencana di Lombok mungkin merupakan momen seksi untuk mengejar ambisi. Presiden mengambil momen ini agar tak terganti? Bisa jadi.

Seperti biasa pemerintah pusat akan meninjau lokasi bencana, yang sudah-sudah, pemerintah menunjukkan rasa simpati yang sedalam-dalamnya dengan cara bercengkrama langsung pada korban terdampak bencana. Itu sudah pasti mereka akan membicarakan masalah bantuan. Dan biasanya hanya sampai di situ. Karena pemerintah provinsi yang akan langsung turun tangan untuk menjelaskan bantuan kepada warga terdampak bencana.

Tapi beda dengan Presiden Jokowi, mungkin karena masa tenggangnya akan mau habis, makanya jadi beda. sang Presiden meninjau lokasi gempa ditemani langsung geubernur NTB yang dikenal dengan sapaan Tuan Guru Bajang atau TGB. Tuan Guru Bajang Bisa menjadi Gubernur NTB karena didukung Partai Demokrat. Namun belum lama ini TGB memilih keluar dari Partai Demokrat demi mendukung Presiden Jokowi dua periode.

Jokowi mengajak TGB naik helikopter untuk meninjau lokasi gempa. Pemimpin memang harus seperti ini, tidak lebih dari 1 kali 24 jam, sudah meninjau lokasi bencana, peduli sama rakyat itu perlu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun