Belum kering luka yang menerpa Indonesia saat terjadi kerusuhan di Mako Brimob yang menewasakan 6 orang polisi pada Rabu (9/5), dan hari ini Ibu Pertiwi harus kembali meneteskan air mata.
Ledakan bom beruntun terjadi di tiga lokasi di Surabaya. Salah satunya ledakan  bom di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yang ada di jalan Diponegoro Surabaya, Jawa Timur, pada sekitar pukul 07.45 WIB.
Dan yang membuat pedih adalah peledakan ini dilakukan oleh seorang ibu yang membawa dua anak usia di bawah lima tahun (balita), ketiganyapun tewas seketika di lokasi kejadian.
Menurut informasi yang beredar dari para saksi yang dihimpun polisi, mulanya seorang ibu dengan menggandeng dua orang anak usia balita memaksa memasuki ruang kebaktian di GKI Jalan Diponegoro Surabaya pada sekitar pukul 07.45 WIB.
Saat itu kebaktian di GKI Jalan Diponegoro Surabaya belum dimulai. Menurut jadwal, kebaktian akan berlangsung pada pukul 08.00 WIB.
Ibu dan dua anaknya yang berupaya masuk ke ruang kebaktian ini sudah sempat dihalau oleh seorang sekuriti di pintu masuk GKI Jalan Diponegoro Surabaya, dan kemudian ketiganya meledakkan diri di halaman gereja.
Sangatlah biadab otak dari pelaku peledakan bom ini, mengorbankan dua balita yang tak berdosa untuk menghancurkan tempat ibadah yang mewaskan beberapa orang yang sedang ibadah.
Ada apa gerangan, apa yang terjadi di negeri ini pada belakangan ini. Seakan nyawa sudah tak berharga lagi. Tak ada kehormatan dalam menjani kehidupan. Saling bunuh. Beragamakah mereka?
Saat ini kepolisian masih bekerja dan mengidentifikasi korban jiwa dan pelaku.
Lapisan elemen masyarakat pun mengutuk keras perbuatan yang menambah noda hitam di atas kerukunan bumi pertiwi.
Semoga polisi cepat mengusut tuntas dalang dari pemboman ini, semoga polisi tidak tidak lamban seperti menangani kasus penyiraman terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan yang menahun.
Entah, entah apa yang sedang terjadi di republik Indonesia 4 tahun terakhir. Semoga semuanya cepat berakhir.