Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Proses Menjadi "Dari Sabang sampai Merauke"

26 Juni 2020   03:04 Diperbarui: 26 Juni 2020   03:04 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
illustrasi kepulauan Indonesia, gambar milik AriefBw

Dari mana kalimat  " Dari  Sabang sampai Merauke " berasal? Ternyata slogan ini adalah ukuran jarak yang digunakan guru-guru  geografi  di Masa penjajahan Belanda  untuk menunjukkan ukuran Kepulauan Indonesia.  Jika Anda menempatkan Sabang di Islandia, Anda akan menemukan Merauke di Kaukasus. Demikian menurut Ternberternste yang hidup dimasa itu. Ternberternste  lahir sebagai orang Belanda di Hindia Belanda, " saya juga menyukai  semboyan "Dari Sabang sampai Merauke" katanya lagi.

Awalnya adalah  Perang Napoleon saat Perancis kalah melawan Inggris, Belanda yang termasuk wilayah Perancis saat itu otomatis jadi milik Inggris. Artinya semua  harta kekayaan Belanda di seluruh dunia siap-siap menjadi milik Inggris. Dan karena itu Thomas Raffles datang ke Indonesia. Tapi bukan itu yang mau diceritakan disini.

Pada konferensi perdamaian di Wina, Belanda dan Belgia disatukan,  dimaksudkan oleh Inggris sebagai daerah  penyangga, untuk mencegah ancaman baru dari benua itu.  Belanda menjadi sangat kecil semenjak itu karena harus menyerahkan beberapa koloni jajahannya. Dan semua itu tercantum dalam  Traktat London tanggal 13 Agustus 1814 dalam Kongres Wina. Traktat itu dibuat dengan itikad baik dalam  rangka pemulihan kedamaian, tetapi juga dengan rincian  kondisi aktual dari harta Belanda saat itu.  Pada 7 November 1815, William I memberi tahu Jenderal Amerika bahwa "Sebentar lagi bendera kita akan dibentangkan lagi di daerah-daerah jajahan itu.    

Namun  setelah melihat wilayah wilayah Belanda , Inggris menginginkan  pertukaran wilayah saja, Belanda disuruh melepaskan wilayah di daratan Asia, sementara Inggris menyerahkan  Sumatra dan pulau-pulau di selatan Selat Singapura ke Belanda.   Traktat Den Haag tanggal 2 November 1871 adalah konfirmasi dari otoritas Belanda di Sumatra. Akibatnya Belanda merasa berhak atas Aceh  dan langsung menyerbu  Aceh.  Penyerangan pertama pada tahun 1873.

Pada 20 Juni 1891  Batas-batas antara wilayah Belanda dan negara-negara protektorat Inggris di Kalimantan kemudian ditetapkan, Sipadan dan Ligitan diberikan kepada Belanda. Kemudian  di Den Haag 16 Mei 1895 ditetapkan perbatasan yang sebelumnya ditarik secara sepihak antara Belanda dan Inggris di Papua dan New Guinea, Belanda langsung memasang patok di pantai Papua,  Milik Belanda.

Perjanjian dengan Portugal mengenai  Masalah perbatasan di Timor dimulai dengan perjanjian 6 Oktober 1854, ditolak oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan kemudian perjanjian Den Haag pada 1 Oktober 1904. Hal ini terjadi karena sebetulnya Portugis dan Belanda tidak bermusuhan. sedangkan perang di pulau timor saat itu untuk rebutan wilayah jajahan. Sehingga daripada berantem dengan sesama bangsa Eropa  lebih baik cari wilayah lain.

Karena pemikiran diatas konflik dengan Spanyol/Amerika Serikat soal pulau di selatan Mindanao. Dan dengan Jerman, soal Papua New Guinea , Juga dengan Australia soal daerah bekas jajahan Jerman  dapat diselesaikan secara damai.

Dalam mediasi Paus Leo XIII pada tahun 1885 dalam perselisihan antara Spanyol dan Jerman, Kepulauan Mapia yang terletak di utara New Guinea, milik Carolines dan milik Sultan Tidore,  yang dianggap sebagai milik Spanyol, yang tidak diprotes oleh Belanda.    

Setelah protes Spanyol pada tahun 1897 terhadap kunjungan oleh penduduk Belanda di Ternate ke daerah itu, pemerintah India  Belanda menyimpulkan pada tahun 1899 perlu  kontrak politik baru dengan Sultan Tidore di mana Kepulauan Mapia  termasuk dalam kesultanan itu. Dan dari perjanjian ini  Belanda mendapat keuntungan ketika bersengketa dengan Amerika Serikat saat bersengketa memperebutkan pulau Pulau Mianggas atau Pulau Palmas.    

Kasus ini terjadi  karena Spanyol dulu pernah mampir ke pulau itu untuk beristirahat dan langsung menulis dipeta dunia "milik Spanyol".  Sengketa ini dimenangkan oleh Belanda. Dengan dasar adanya kontrak antara Sultan  dengan  VOC.  Gila kan gampang banget ngakuin pulau saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun