Malam itu mayat Petta Ponggawae dibawa ke kediaman Pangeran, dan dikubur di sebelah istananya. Â Baik Lapawawoi dan para wanita tampaknya tetap tenang , tetapi hatinya pasti sedih, Â raja tua itu hanya berkata, "Allah punya mau."Â
 Eilers ditugaskan untuk mengawal raja dari pedalaman ke pelabuhan Pare Pare di pantai barat Sulawesi Selatan dengan dua brigade polisi militer.  Tempat tentara  pertama yang dikunjungi dalam perjalanan ke Pare-Pare adalah Rappang.Â
Kaki sang raja tertancap duri saat jatuh dari tandu dan mulai infeksi sehingga beliau tidak bisa berjalan.  Dengan tandu  beliau diangkut dari Rappang ke Pare Pare pada 25 November, dan diobati di Parepare.  Selanjutnya, naik kapal armada Assahan ke Makassar.  Di sana raja diberitahu bahwa dia akan diasingkan seumur hidup ke Bandung di Jawa.Â
Raja diperlakukan dengan hormat oleh para penangkapnya.   Tanggal 14 Desember, raja dibawa ke dermaga dengan kereta kuda  gubernur Makassar.  Di kapal uap Rochussen pada saat perpisahan, raja menyerahkan harta putranya yang telah gugur kepada Carel Eilers: keris, tali untuk keris dan songko.
Sekilas, kerusakan pada sudut wrangka (palang melintang; bagian atas yang lebar) dari sarungnya. Â Menurut laporan kemudian dari Eilers, sarungnya rusak karena peluru.
 Menurut tradisi, pangeran tua itu menghormati Eilers dan sebagai rasa terima kasih karena telah menyelamatkan hidupnya dan sebagian besar kerabat serta pengikutnya.
 Perhiasan dan hadiah nasional
 Untuk kerajaan-kerajaan di Indonesia, perhiasan negara adalah lambang kekuasaan mereka.  Dalam pertempuran yang kalah biasanya menyerahkan kepada pemenang sebagai tanda penyerahan.
 Sejak berdirinya Masyarakat Jakartaasch pada tahun 1778, sebagian besar perhiasan yang ditangkap ini berakhir di museum.  Ketika seorang raja diangkat lagi di Bone pada tahun 1931, ia memberi tahu Pemerintah Belanda bahwa ia tidak dapat memerintah tanpa perhiasan negara.  Pada tahun yang sama, perhiasan itu  dikembalikan ke Bone.
Koleksi perhiasan pemerintah Belanda tidak hanya terdiri dari keris, perhiasan, dan benda-benda pusaka  lain yang terbuat dari bahan-bahan berharga dan dihiasi dengan batu-batu berharga,  tetapi juga hadiah dari zaman VOC dan campuran bendera, kain, batu, dll.  Termasuk patung-patung, vas bunga, mangkuk, piring, keranjang, dan seikat rambut.  Pusaka-pusaka ini sering dianggap suci oleh orang-orang kerajaan tertentu.