Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengenal Satuan Mata Uang Jaman Dulu

20 Juni 2020   00:54 Diperbarui: 20 Juni 2020   01:10 2145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meme tentang nilai tukar masa orde baru,dan memang cukup untuk  ongkos bepergian didalam kota.

Nenekku dulunya pernah dagang sayuran di pinggir jalan sukajadi Bandung. Pasar pinggir jalan kakilima yang ramai ditahun 1980an. Uang gajian kakeku diputar lagi disitu untuk menambah penghasilan sehingga dapat  memenuhi kebutuhan hidupnya yang sederhana. Saat itu  zamannya Suharto berkuasa. Uang yang beredar masih sedikit, yang kaya masih bisa dihitung.  Disaat santai selesai dagang biasanya dia bercerita tentang uang masa dia kecil . Bagaimana uang seketip bisa  buat beli baju. Dan uang segobang bisa buat makan satu minggu katanya.

Karena  belum dapat gambaran berapa itu segobang, berapa itu sepeser,  beliau kemudian  menjelaskan sebagai berikut .

Dulu namanya DUIT. Itu mata uang Belanda aslinya. Dia bawa dari kaampungnya di Eropa.  Nilainya kecil sehingga tidak berharga sama sekali dan dilupakan orang. Kemudian ada KEPING , uang ini dari sumatera dan jarang dipakai di pulau jawa. Kemudian GULDEN. Yang artinya emas padahal mah bentuk koinnya perak. Mau nepu dia. dasar Belanda penjajah.  Nilainya sama dengan Rupiah.

Satu Duit, tahun 1780 zaman VOC
Satu Duit, tahun 1780 zaman VOC

Setengah Duit,  tahun 1755 zaman VOC
Setengah Duit,  tahun 1755 zaman VOC
Uang paling kecil adalah PESER. Satu peser itu nilainya setengah sen.  Sepeser itu jatah jajan dia seminggu. Dan jarang dikasih karena untuk membeli apa? Makanan dan minuman jaman dulu sangat terbatas yang dijual bebas. Tukang coki-coki belum ada, tukang balon belum musim. sehingga tiap ada uang disimpan sepeser demi sepeser buat lebaran katanya. Di koinnya pakai huruf jawa dan huruf arab yang berbunyi Sapara satus rupiyah. yang artinya setengah seratus rupiah. Rata-rata semua mata uang zaman Belanda menggunakan 3 macam huruf, yaitu huruf latin, huruf jawi dan huruf arab. Pinter juga yang membuatnya, benar-benar tahu bahwa penduduk Indonesia tidak semua bisa membaca huruf latin, namun  banyak yang jago membaca huruf arab ataupun huruf jawi.

Satu peser atau setengah sen
Satu peser atau setengah sen

SEN  nilainya seperseratus rupiah. Mungkin ini  asal kata dari persen dengan lambang % yang artinya seperseratus.  Mungkin. koinnya dilengkapi huruf dan bahasa jawa juga huruf arab tapi bahasa melayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun