Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dari Jakarta ke Cikole Lembang Naik Angkutan Umum

18 Juli 2018   00:54 Diperbarui: 18 Juli 2018   02:02 11685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orchid Forest, tempat wisata baru di Cikole Lembang (dokpri)

Sabtu pagi.. berangkat dari Jakarta naik bis antar kota antar propinsi. Primajasa. Dari pool cililitan. Banyak sebetulnya pilihan untuk menuju Bandung jika menggunakan angkutan umum. Dimulai dari kereta api. Kita bisa pilih kereta api argoparahyangan. Jika tidak sempat membeli tiket kereta yang onlinenya kita bisa naik yang alin. Travel salah satunya. Travel baraya , daytrans dan lain-lain.

Jika kita menggunakan android ada Traveloka untuk pemesanan kereta api.  Ada Tiketux untuk pemesanan travel. Saat ini semuanya dimudahkan lewat handpone. Semua ada di genggaman. Namun tidak semua orang bisa begitu. Ada saat-saat ketika kita tidak punya pulsa dan kuota. ada saatnya kita terburu-buru sehingga mengambil keputusan mendadak dan tanpa rencana yang akhirnya kembali ke jadul. Naik bus.

Bus primajasa adalah salah satu alternative jika kita terburu-buru akan ke bandung. Tiket seharga 75.000 sudah langsung duduk manis di kursi empuknya. Tanpa booking tinggal datang ke Poolnya yang di Cililitan, disana sudah menunggu bus-bus cantik yang akan mengantar kita ke tujuan.

jetbus Primajasa yang cantik dan mewah. Jika yang ke Bandung lebih kecil dari ini. (dokpri)
jetbus Primajasa yang cantik dan mewah. Jika yang ke Bandung lebih kecil dari ini. (dokpri)
Berangkat jam 8 dan sampai di terminal leuwipanjang jam 12 siang. Wajar. Hari sabtu adalah hari macetnya kota bandung.  Kota-kota Bandung, Bogor, Lembang adalah taman bermainnya warga Jakarta. Di hari Sabtu dan Minggu sebagian warga Jakarta berlibur dan mereka menyebar ke kota-kota tersebut untuk mencari udara bersih dan segar menurut mereka. Sehingga  akhirnya ketiga kota menjadi padat di hari itu. Hal ini menunjukkan betapa makmurnya warga Jakarta. Walaupun mereka mengeluhkan harga telur yang naik namun liburan tetap masuk agenda nomor  1.

Dari terminal Leuwipanjang kita naik bus Damri bandung yang nyaman. Berbeda sekali rasanya dengan bus Damri yang dulu. Damri yang dulu adalah padat, sempit dengan bangkunya yang keras. Namun saat ini damrinya nyaman dan empuk. Lebar dan sepi. Mungkin karena saat ini warga Bandung sudah meningkat kemampuan ekonominya. Sehingga sangat sedikit yang naik bus kota yang nyaman ini.

Suasana di dalam bus Damri Bandung jurusan Leuwipanjang - Ledeng (dokpri)
Suasana di dalam bus Damri Bandung jurusan Leuwipanjang - Ledeng (dokpri)
Dengan membayar Rp 5000 kita bisa langsung sampai di terminal Ledeng. Terminal bersejarah yang tetap kumuh ini terletak tepat didepan pintu masuk Universitas Pendidikan Indonesia. Dulu pintu utama masuk UPI  menghadap selatan. Sekarang menghadap ke timur tepat didepan terminal ledeng ini. Semakin semrawut menurut saya sih jadinya.

Dari sini saya naik angkot Toyota Hi-ACe jurusan lembang-station Bandung. Angkot tua namun tangguh. Dan perjalanan dekat yang padat dan macetpun dimulai. Jalur Bandung- lembang adalah jalur paling padat di sabtu minggu. Seakan semua penghuni bandung bergerak ke atas. Ke lembang. Kenapa lembang? Saat ini hampir semua pusat yang istagramable ada di Lembang. Karenanya semua orang pergi kesana.  

Posisi Lembang yang berada di kaki gunung Tangkuban Perahu sangat menarik. Terlebih lagi adanya patahan lembang yang menyebabkan posisi lembang berada di lembah yang dingin dan segar. Setiap pagi di kota ini kita akan menyaksikan awan kabut dan embun yang terperangkap di sana. Suasana mistis seperti di alam lain akan terasa setiap saat matahari muncul.  Pemandangannya sangat indah dan cantik. Dan karena itu banyak dibuat dan ditemukan arena dan lokasi menarik disini.

Angkot tidak bisa berjalan. Jalan raya penuh dengan kendaraan yang mengantri ke atas sana. Stuck. Sopir berinisiatip mencari jalan lain. Dan jalan alternatifnya memang tidak ada. Semua wilayah di antara lembang dan bandung ini sudah habis dikapling dan dimiliki oleh swasta. Baik pribadi maupun perusahaan. Tidak ada sama sekali jalan alternative kecuali anda kenal dengan satpam ataupun pemilik wilayah disitu.

Karena sopir kenal beberapa orang yang menguasainya , tentunya dengan beberapa rupiah akhirnya kami bisa tembus ke jalur alternative itu. Yaitu jalan cijengko. Sebuah jalan yang sempit. Jalan desa beraspal yang lebarnya hanya cukup 2 buah mobil roda empat, itupun pas banget. Karena ketika berpapasan maka kendaraan lawan harus mepet ke pinggir jurang yang dipenuhi kebun sayur dan rumah penduduk. 

Posisi jalan Cijengkol ini tepat diantara bukit punclut di sebelah timur dan jalan raya lembang di sebelah baratnya. Sempit namun sepi. Jalannya naik turun mengikuti kontur tanah yang berbukit-bukit. Perlu sopir berpengalaman untuk menggunakan jalan ini.  

Menyusuri jalan ini kita akan melewati observarium Bosscha, sebuah tempat termashur yang selalu ada dibuku-buku pelajaran SD.  Dengan adnya ini  kita akhirnya tahu mengapa jalan alternative ini tidak akan dibuat cantik , mulus dan lebar. Karena observarium sangat membutuhkan tempat yang sepi, tenang dan kosong. Sehingga  jika jalan alternative ini dibuat lebih lebar dan lebih baik akan mengganggu fungsi observarium.

Keluar jalan ini adalah jalan raya Lembang yang ramai dan padat. Simpul kemacetan dan kepadatannya adalah pertigaan jalan Kolonel masturi.  Pertigaan yang kecil dengan kendaraan yang besar-besar. Jetbus yang lebar ketika berputar disini selalu hampir menghantam gedung di kiri dan kanan jalan saking sempitnya pertigaan ini. Selain itu di pertigaan ini berdiri restaurant yang menjadi pusat kegiatan ekonomi juga. Sehingga wajar macet.

kepadatan jalan raya Bandung Lembang dilihat dari Google map. warna merah yang menghitam menggambarkan betapa padatnya jalan itu. (dokpri)
kepadatan jalan raya Bandung Lembang dilihat dari Google map. warna merah yang menghitam menggambarkan betapa padatnya jalan itu. (dokpri)
Jalan colonel masturi adalah jalan alternative Lembang bandung lewat Cimahi.  Selain itu juga pintu masuk tempat rekreasi seperti Curug Cimahi, Rumah Sakit Jiwa Cisarua , Kampung Daun dan lain-lain. Jika pertigaan ini sudah kita lewati maka selamat datang lah di kota lembang . selamat menikmati semua taman bermain yang ada di sekitar sini. Dimulai dari Floating Market, Maribaya, Alun-alun Lembang, Situ umar dan lain-lain. Itupun dengan satu syarat sabar di jalan. Karena jalan-jalan disitu penuh dengan kendaraan besar kecil  berplat B, macet dan macet.

Saya meneruskan perjalanan ke Cikole. Tujuan orchid forest. Dengan menaiki angkot kuning kecil langsung berangkat ketika kendaraan sudah penuh sesak. 

Jalanan antara Lembang -- Cikole padat merayap. Angkot  berjalan  pelan. Suasana di kiri kanan jalan sudah padat dengan rumah-rumah penduduk dan toko-toko warga. Di beberapa titik sudah sangat ramai karena adanya restoran dan tempat hiburan  , seperti restoran Sindang Reret Lembang yang sekarang tidak hanya menjual makanan namun juga tempat hibuaran alternative seperti mobil ATV dan Quadrive.

Buat anak-anak bermain sementara para orang tuanya menikmati makanan. Ada juga restoran strawberry land dan lain-lain. Keheningan lembang lenyap berganti hingar bingar pengunjung yang datang dan pergi .  ramai dan sesak. Pejalan kali harus mengalah oleh sepeda, sepeda motor, mobil, bus, truk, dan lain-lain.  Tidak ada tempat buat pejalan  kaki disini..

Angkot berhenti di terminal Wisata Grafika Cikole. Sekarang sudah berdiri Cikole Resort yang cantik dan mentereng.  Suasana kemping sudah berubah disini. Jika dulu kemping adalah belajar hidup mandiri, masak dan makan juga tidur seadanya. Sekarang semua berubah. Fasilitas disini sudah komplit.  Tinggal datang bawa badan dan uang langsung bisa berkemah di hutan. Gak papa. It's oke. Tugas kita tinggal menikmatinya.

jalan masuk menuju Orchid Forest yang sepi namun segar oleh hijaunya pepohonan cemara. dari pintu gerbang ke lokasi berjarak 1 km, lumayan buat berolahraga. (dokpri)
jalan masuk menuju Orchid Forest yang sepi namun segar oleh hijaunya pepohonan cemara. dari pintu gerbang ke lokasi berjarak 1 km, lumayan buat berolahraga. (dokpri)
Pintu gerbang Orchid Forest sekitar 400 meter dari jalan raya. Dan lokasi orchid forestnya cukup jauh lagi. Sekitar 1 km dari pintu gerbangnya. Tenang ada kendaraan yang akan mengantar dan menjemput kita dari pintu gerbang.  Tinggal tunggu dan nanti naik saja. Kendaraan gratis. Tiket masuknya ke Orchid Forest saat ini Rp 30.000 perorang.  

suasana di dalam Orchid Forest (dokpri)
suasana di dalam Orchid Forest (dokpri)
Jika mau berhitung soal waktu.. di hari-hari weekend dari Terminal Leuwipanjang ke Cikole  memakan waktu 4 jam. Dari jam 12 sampai disana jam 16. Dan itu sama dengan waktu yang harus ditempuh Jakarta Bandung tadi pagi. Padahal di hari hari biasa sekita 1-2 jam saja sudah sampai. Apalagi jika menggunakan  sepeda motor.  Sudah saatnya jalur ini diperlebar.  Minimal menjadi 4 jalur , sehingga saat weekend semua kendaraan lancar ke atas. Atau di buatkan jalur alternative yang memutar. Yang tidak melewati pusat kota Lembang. Karena saat ini semua yang pergi  ke dan dari Subang harus melewati jalan satu-satunya ini. Sehingga wajar jika macet.  Dan titik macetnya berpusat di pertigaan kolonel  Masturi dan jalan lingkar pasar Lembang.

 Sekarang tinggal niat pemerintah daerah disana.. apakah akan tetap ingin Lembang macet total setiap weekend.  Orang Jakarta tetap akan membanjiri lokasi ini karena liburan sudah menjadi kebutuhan pokok mereka. Untuk warga Bandung dan Lembang pintar-pintarlah menguras duit mereka.

oleh-oleh dari lembang yang sedang hits saat ini, bolu kukus susu.murni Lembang
oleh-oleh dari lembang yang sedang hits saat ini, bolu kukus susu.murni Lembang
sumber gambar

istagram @lembang.bandung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun